Octagon 3 - 328 : Suara dan Kesadaran Pt. 3

248 27 35
                                    

Kamar 303.

Secara mendadak—dan sedikit memaksa untuk Seonghwa—Yunho telah mengumpulkan lima orang lainnya. Sayangnya, Yeosang tak ada, di mana Wooyoung mengatakan sosok itu pergi keluar setelah sarapan menggunakan mobilnya.

Bagaimana lagi, tak ada pilihan.

Mereka akan melakukan pembicaraan ini dengan tujuh orang. Mau tak mau, Seonghwa harus menerima demi keselamatannya. Walau, ya, sempat melewati perdebatan dahulu, karena Seonghwa tak siap untuk melihat Hongjoong. Bayangan bahwa Hongjoong tak ada lagi untuknya, sebenarnya bisa dirinya coba tekan, karena bukan salahnya. Namun bayangan bahwa Hongjoong akan merasa bersalah lebih dari sebelumnya, cukup menyiksa Seonghwa yang bahkan langsung menangis saat terlintas.

Sehingga di dalam kamar tersebut, rekaman suara itu diputar dan menghasilkan banyak sekali reaksi. Mulai dari terkejut, tertekan, sedih, marah dan... entah bagaimana mendeskripsikannya.

Di mana Wooyoung gemetaran, takut dan bersedih untuk Seonghwa, sembari teringat akan perasaan yang sama di mana dirinya pernah takut tahun lalu. Jongho merasa gagal, tiba-tiba, seakan bersalah pula karena di waktu yang sama dengan kejadian, dirinya tengah tertawa bercanda bersama Wooyoung. San berdiri sendiri, mengepalkan tangan, dan agak gemetar. Selagi Mingi yang juga shock sampai harus terus menahan dada Hongjoong, menahannya untuk tetap diam di tempat posisinya berdiri dan tak mendekat pada Seonghwa.

Seluruhnya tahu, Hongjoong yang pasti akan lebih tersiksa dari pada yang lain—seolah mengulang jejak masa lalu, bukan?

Bahkan yang Hongjoong lakukan sangat memaksa, sampai Yunho di samping Seonghwa, ikut bersuara karenanya.

"Hongjoong, tolong. Jangan. Seonghwa juga tertekan."

"Kamu tuh kenapa--anjing... kenapa gak langsung hubungi aku? Kenapa gak tulis di jurnal kalau--"

Lagi, Mingi sampai berbalik untuk menghadapnya, agar memblokir pandangan Hongjoong darinya. "Hongjoong... tahan, Hongjoong. Gue tau lo pasti ngerasa lebih berat dari pada semua dan--"

"Anjing..." nada marah Hongjoong menurun saat terdengar serak dan gemetaran. Tangannya juga gemetaran karenanya. "Anjing... Seonghwa, Gi... Seonghwa..."

Seonghwa langsung menutup mulutnya sendiri dan memalingkan wajahnya.

Di mana Yunho tak tahan, dan langsung menariknya ke dalam pelukan.

Selagi Wooyoung juga berjongkok, tiba-tiba menangis karenanya. "Seonghwa, maaf... Seonghwa, kenapa nasib lo kayak gini..."

Bahkan sampai Jongho menengadahkan wajahnya, ada genangan air mata yang tiba-tiba muncul.

"Gue tau, ini pasti berat, buat lo apalagi Seonghwa..." ucap Mingi, berusaha sekuat tenaga menahan Hongjoong yang masih ingin mencapainya. Mingi menahan bahu Hongjoong kuat agar mau mendengarnya. "Tapi lo harus hargai keputusan Seonghwa, ya? Seonghwa gak mau lo ikut campur, okay? Gue tau, semua juga tau, pasti lo yang paling marah, tapi tolong? Apa lo gak kasihan sama Seonghwa? Seonghwa bilang udah takut banget sama bokap lo, dan tindakan gegabah lo cuma bakal ngerugiin Seonghwa lebih banyak dari pada lo, Hongjoong..."

"Seonghwa gue diperkosa, Gi... lagi... dan gue lagi-lagi gagal buat--"

"Bukan salah lo, Kak." Jongho juga ikut buka suara, tak tega melihat Seonghwa terisak penuh dalam pelukan Yunho yang mengakhiri suara rekaman terulang tersebut. "Kak Seonghwa minta Ayah lo yang turun dan gue pikir itu yang terbaik."

"Please, Hongjoong..." Mingi nyaris menangis, saat melihat air mata Hongjoong turun dari kedua matanya yang tak berkedip sama sekali. "Please..."

Dengan suaranya yang juga serak, San sedikit menyahut. "Bokapnya Hongjoong bilang bakal lakuin apapun yang Seonghwa minta, dengan balasan Seonghwa jauhi Hongjoong. Lo bisa ngotak, 'kan, Hongjoong, buat paham situasinya, yang gak ngerugiin Seonghwa sama sekali?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang