Octagon 3 - 325 : Teruk Pt. 5

214 25 31
                                    

Terus mencoba mengulang, berkali-kali, dengan catatan yang sama, dari yang Seonghwa tinggalkan, pukul lima sore lebih. Di mana semakin Hongjoong membacanya, semakin khawatir dan dirinya tahu bahwa ada sesuatu terjadi pada Seonghwa.

Mendengar dari yang diutarakan Rowoon... apa saja yang teman-teman Seonghwa lakukan padanya di Titik Koma? Jelasnya, mereka menyakiti perasaannya, sampai Seonghwa menangis seperti itu, bukan?

Lalu lebam-lebamnya?

Seonghwa mudah sekali lebam... karena kelelahan. Apa itu karena kelelahan?

Sebenarnya, jika memikirkan betapa runtuhnya Seonghwa tadi, Hongjoong bisa paham. Hongjoong pernah merasakannya, ketika bertemu dengan sang Ibu saat ditimpa banyak masalah. Sehingga tangisan Seonghwa tadi masuk akal adanya.

Hanya saja... membaca dari isi jurnal ini, sepertinya ada yang salah.

Terlebih dengan bagaimana Taehee menolaknya tadi...

"Tolong, Hongjoong. Kami tak mau didatangi lagi... ya? Maaf dari Tante... maaf juga atas nama Seonghwa."

Ayahnya... Ayahnya pasti telah mendatangi keluarga Seonghwa.

Sialan...

Seserius itu Gongyoo ingin memutus segala urusan dari Hongjoong pada Seonghwa. Itu artinya, hanya perlu menunggu waktu, sampai mereka benar-benar harus menjauh, dan tak bisa bertemu lagi.

Saat itu, Hongjoong yang duduk dengan lutut menekuk dan terbuka, sembari bersandar pada pinggiran rooftop itu melirik ke arah pintu yang berdecit. Pintu berat yang dibuka oleh seseorang, yang membawa dua botol bir di tangannya.

Ada decihan dari Hongjoong, yang tak menyangka saja, bahwa bukan Mingi yang saat itu mencarinya, melainkan Yunho.

Yunho tersenyum tipis, memperlihatkan dua botol tersebut sembari mendekat.

Selagi Hongjoong segera menaruh ponselnya di hadapannya, dalam keadaan terbalik, dan menunggunya sampai di hadapannya. Hongjoong langsung menerima satu botol tersebut, selagi Yunho mendudukkan diri di hadapannya secara bersila.

Masing-masing membuka penutup bir, dengan berbeda.

Hongjoong menggunakan giginya sedangkan Yunho menghentak dengan kepala tangannya.

Tanpa terucap, keduanya saling membenturkan botol--hanya untuk menyatakan bahwa mereka akan meminum bersama.

Hongjoong meneguknya cukup banyak, sedangkan Yunho masih sedikit saja.

Setelahnya, Hongjoong menurunkan botol tersebut, dan memegangnya. Kedua lengannya bersitirahat di atas kedua lututnya. Hongjoong memperhatikan Yunho, beberapa saat, untuk mengutarakan isi kepalanya. "Seonghwa udah tau, dia ada di bawah Nama Aman lo."

"Loh?" Yunho terkesiap dan menaruh botolnya di samping ponsel Hongjoong. "Apa dia marah atau kecewa?"

"Seonghwa kecewa karena gue gak bilang."

Di posisinya, Yunho mengangguk pelan, dan meneguk lagi birnya. "Sama kayak San. San kecewa karena lo nyembunyiin, dari pada tentang kenyataan kelamnya."

"Ya..." Hongjoong memutar botolnya sendiri, melihat bagaimana cairan dalam botol berwarna coklat itu bergerak sesuai dengan putarannya. "Gue tuh takut, kita semua bakal dipisahin. Ya, bukan masalah tentang Nama Aman, karena Seonghwa ada di bawah lo, dan nanti pun saat Nagyung masuk UnBada, gue bakal minta masukin dia ke anak Hunters, selagi gue harus terus bersih."

"Kayaknya bokap lo sangat marah perihal video..."

"Entah." jawab Hongjoong seraya menenggak minumannya. "Entah, Yun... gue gak tahu."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang