Octagon 3 - 363 : Panah Pt. 3

226 32 37
                                    

Hanya Mingi dan Juyeon yang saat itu menemaninya.

Di mana Hongjoong, dengan marah, melarikan dirinya sendiri ke atas rooftop, karena tahu masih kesulitan untuk menahannya. Hanya berbekal ponselnya saja, untuk membuatnya tetap tak kehilangan atau terlambat mendapatkan informasi dari yang dibutuhkan.

Baru beberapa langkah mencapainya, Hongjoong yang melihat dua botol bekas—mungkin bekasnya dan Yunho beberapa hari lalu, entah—langsung meraih keduanya dan melemparnya terhadap dinding. Yang bahkan membuat Mingi dan Juyeon agak tersentak di langkah mereka, sebelum menjauh dari pintu, untuk bisa lebih dekat dengan Hongjoong.

Walau tak benar-benar dekat, keduanya jelas memberikan ruang tersebut.

Hongjoong yang terengah diam di tempat, memperhatikan pecahan botol yang berserakan di tepian rooftop. Satu yang dipikirkannya hanyalah, apakah dirinya bisa memaafkan Yeosang? Hongjoong tak mungkin membuangnya, tetapi semua terlalu menyakitkan, sampai-sampai rasanya, dari Hongjoong yang semula selalu berkata dengan penuh senyuman atau kekhawatiran padanya, ingin sekali terus merendahkannya. Di sisi lain, Hongjoong bukan seseorang yang ringan tangan, kecuali dalam konteks perkelahian, hanya saja sejak kegilaan dari lingkaran dalam begitu menyiksanya, terasa bagaimana tangan ini ingin benar-benar mencekiknya tadi.

Padahal jelas, Yeosang takkan bisa membalasnya, terlebih dalam keadaannya yang salah.

Ini menyesakkan untuk dipikirkan.

Di bawah langit yang mulai dikuasai gelap tersebut, Hongjoong merogoh ponselnya begitu bergetar ringan. Ada pesan masuk. Balasan sebenarnya. Dari seseorang yang kontaknya baru saja dimilikinya.

thanks kak hongjoong
i'll be there in 10

Ya, sudah seharusnya.

Serim ternyata sudah mengetahuinya, dan Yeosang tetap melakukannya di waktu yang diberikan untuknya memutuskan. Sungguh rendah sekali. Bagaimana pendapat Serim setelah tahu bahwa Yeosang justru merendah untuk lima?

Sejujurnya, Hongjoong saja, tidak akan pernah menganggap, misalnya ada satu orang perempuan atau laki-laki yang disetubuhi dirinya dan The Overload lainnya sekaligus. Bicara apapun takkan membuatnya terlihat tinggi.

Lagipula, ini karena rekam jejak perjuangannya untuk Yeosang. Jadi... rasanya seperti diinjak-injak dan diludahi lagi. Sama seperti ketika Yeosang tidur dengan Yunho.

Hongjoong jelas sudah mengenal Yunho; tabiat dan seluruh tingkah lakunya.

Kini, setelah kejadian ini, Hongjoong yakin bukan Yunho yang menggoda Yeosang lebih dahulu. Sama seperti bukan Yunho yang menggoda Seonghwa dahulu...

Masih terengah, Hongjoong menolehkan wajahnya kemudian. Hongjoong melihat bagaimana Mingi dan Juyeon melihat ke arahnya, sehingga ia pun perlahan berbalik dan kemudian menghampiri keduanya.

Jelas, Mingi dan Juyeon langsung bersiap—entah apa yang Hongjoong pikirkan sekarang, bukan?

Sampai Hongjoong yang berhenti terlebih dahulu, untuk menatap keduanya dalam jarak satu meter terpaut. Hongjoong memperhatikan wajah keduanya, dalam diam, tetapi belum mengatakan apapun.

Sehingga Juyeon adalah yang pertama, berani buka suara. "Lo gak serius dengan apa yang lo bilang tadi, 'kan?"

"Gue bahkan bisa hancurin kedua orang tuanya sekaligus." Hongjoong menjawab tanpa ada keraguan sedikit di sorot matanya. "Semua, terlalu banyak, gue lakuin buat Yeosang yang notabenenya dahulu, gue bahkan gak dekat dengan dia. Gue tau dia teman Wooyoung, karena diperkenalkan. Selanjutnya, gue tau dia teman seseorang yang gue kejar untuk jadi drummer The Overload, jadi, ya, Yeosang bukan siapa-siapa yang gue jagain habis-habisan, tapi berakhir dengan dia injak-injak gue dan harga diri gue."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang