Octagon 3 - 210 : Garis Baru, Garis Sesaat Pt. 5

215 30 58
                                    

Memang saat itu Yunho sedang berdiri bersama Mingi, di tepian jalan di saat staf dan talent lain tengah sibuk adanya--walau berbeda kesibukan. Kebetulan Yunho sudah memberitahu Mingi perihal kakaknya akan datang, karena membawakan mereka makanan, sehingga setelah mengonfirmasi bahwa jarak sudah dekat, keduanya menunggu adanya.

Hingga kemudian, sebuah mobil mewah tampak menepi.

Mingi tak hapal mobil milik Junhong, tentunya.

Karena itu, Yunho membenarkan, sedikit berbisik padanya tanpa mengalihkan tatapan. "Bukan mobil kakak gue."

"Oh?"

Mobil itu mencoba masuk ke area, sembari kaca mobilnya diturunkan. Namun yang turun bukan bagian kemudi, melainkan dari samping kemudi. Yang kemudian menampilkan sosok seseorang, yang memilih langsung keluar pula dari dalamnya.

Stella, datang.

Satu tangannya membawa sebuah paper bag yang tampak cukup mahal untuk merknya.

"Anak-anak saya." Stella tersenyum senang, mendekat pada keduanya yang tersenyum dan sedikit membungkuk padanya. Stella langsung mengulurkan paper bag tersebut pada Mingi--yang langsung menerimanya--lalu mengusap lengannya sembari melihat ke sekitar. "Ini choux, satu box untuk kalian, satu lagi untuk Venom, tolong berikan, ya."

"Terima kasih." Mingi mengangguk.

Bersamaan dengan itu, Stella kembali untuk melihat keduanya. "Rastafara mana?"

Yunho menunjuk agak sopan ke arah belakang, "ada di bus hitam yang itu."

"Terima kasih." Kali ini Stella yang mengatakannya, sekilas menepuk lengan Yunho, lalu berlalu menggunakan heels dalam langkah tergesanya. 

Yunho dan Mingi pun saling bertatapan setelahnya, dalam kebingungan, selagi mobil yang ditumpangi Stella mulai diparkir atas bantuan dari staf lain--yang sudah melihat kedatangan Stella. Bersamaan pula dengan itu, tampaklah mobil dari Junhong mendekat, melambat tepatnya.

Karena itu, Yunho langsung tersenyum sampai mobil tersebut berhenti agak jauh, membuat dirinya dan Mingi langsung mendekat, seiringan dengan satu kaca mobil terbuka. Kebetulan bagian dari Yeosang yang dibuka, karena berdampingan dengan arah tepian dari yunho dan Mingi.

Segera Junhong menyapa lebih dahulu, dalam kekehan. "Gue harap gak ganggu, ya?"

"Udah lapor ke Manajer kok." Yunho menjawab, lalu mendekat sendiri ke arah kursi belakang, untuk membuka pintunya. "Kak, kunci."

Junhong menekan tombol kunci, mempersilahkan Yunho membukanya.

Selagi di sana, saat itu, Yeosang hanya tersenyum tipis melihat ke arah Mingi. "Semangat, ya?"

"Kami baru lihat lo lagi." Mingi tersenyum.

Agak melirik dari bangku belakang--sembari mencoba mengambil dua paper bag berat dan besar tersebut--Yunho mengikuti. "Iya, udah lama. Lo di mana? Apartemen Serim?"

"Iya dong." Junhong menyentuh jok yang diduduki Yeosang, sembari menoleh ke arah belakang untuk melihat yang dilakukan adiknya. "Per box, rolls-nya macam-macam sih. Lo tau, dari tempat favorit lo."

"You are the best." Yunho berucap, berhasil menarik keduanya dan membawanya keluar, yang mana segera diambil alih oleh Mingi salah satunya. Setelahnya Yunho menutup pintu. "Thanks, ya. Lo gak sibuk memang?"

"Lo tau gak sih, bokap udah nanyain, gue mau buka bisnis apa kalau gak nyaman buat urus milik mereka." Junhong berucap, dengan masih menempatkan satu tangannya di sandaran jok Yeosang. "Bingung gue, serius."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang