Octagon 3 - 269 : Peringatan Pt. 9

217 31 43
                                    

Semalam Seonghwa menolak memberi tahu.

Jangan salahkan mengapa Hongjoong marah, dan baru saja membuat orang asing melihat image-nya dengan sangat buruk. Yang mana Hongjoong begitu memperhatikannya sekarang, karena tak ingin suatu hari nanti, semua itu akan menjadi senjata padanya. Terlebih, Seonghwa yang kini bersama Rowoon, akan meninggalkan sosok itu suatu hari nanti.

Sejujurnya Hongjoong menyesal mengapa memperlihatkan emosinya semalam. Hanya saja, tidakkah Seonghwa tahu bahwa semua trauma itu mendarah daging dalam dirinya? Hongjoong tak mau, lagi dan lagi, terlambat menyelamatkan Seonghwa, seperti satu malam itu.

Alamatnya sudah tak terlacak di ruang obrolan mereka.

Jadi Hongjoong takkan tahu jika Seonghwa tak memberi tau.

Sedangkan sekarang, jadwalnya akan menjadi sangat padat. Hari ini juga akan menjadi hari terakhirnya tinggal di apartemen Hajoon, untuk mulai pulang dirinya esok hari, dan lelaki itu bekerja kembali, walau satu tangannya masih terluka--patah.

Pertama, wawancara. Kedua, fansign. Ketiga, ada rapat dengan Stella dan Andrew Black, yang seolah menyerukan bahwa kabar baik akan mereka dapatkan segera. Keempat, Hongjoong harus menemui Gongyoo secepatnya.

Selain karena berita tentang pertemuan Gongyoo dan Danung sudah tersebar, kemarin malam katanya, Hongjoong juga harus mendapatkan informasi mengenai orang tua San secepatnya. Bukan hanya untuk Jeremy, namun juga untuk keadilan dari San sendiri, dan persiapan diri Hongjoong.

Di sisi lain, bisa-bisanya Jeremy meminta Hongjoong sendiri yang datang menuju Jalan Naratama nomor 12, untuk mencari tahu sendiri fungsi kuncinya, selagi Winter mengatakan bahwa rumah di dekat Universitas Badasa itu--

Hongjoong terkesiap, begitu Younghoon menepuk bahunya.

Sehingga perhatian Hongjoong teralih, pada bagaimana Younghoon memperhatikan sekitarnya--di ruang make up tersebut, di mana ketiga lain masih dirias, sedangakn mereka berdua telah selesai--lalu merapat padanya. Hongjoong hanya memperhatikan, gerak-geriknya yang seolah membenarkan.

Di titik Younghoon sendiri, ia tampak panik adanya. "Kemarin, gue memang ada di toilet dan--"

"Lo ngomong sama Hyunjae aja. Gue gak tau perihal hubungan kalian itu gimana." Hongjoong memotong cepat dalam erangan, yang tak menurunkan nada suaranya, padahal Younghoon telah berbisik. Sehingga baik Yunho, Mingi maupun Juyeon menoleh adanya. "Kalau gue tau, dan memang kalian ada sesuatu, yang siap nonjok lo ada 5 orang."

Younghoon terkejut dan berusaha menghitung dari Hongjoong dan anak Hunters tersisa.

Selagi Hongjoong sedikit mengoreksi. "Ah, kalau dia dan dia termasuk, berarti 7."

"Gue gak maksud, Hongjoong. Ini tuh bagian dari gimmick--"

"Lo mau tau bagian dari gimmick tuh kayak gimana?" Hongjoong melirik, dalam decihan. "Sini. Coba belajar sama gue."

"Hongjoong..."

"Gue gak urus, Younghoon. Lo udah gede." Hongjoong memutar mata dan memilih untuk meraih ponselnya, untuk membuka halaman berita terbaru. "Lo juga udah belajar dari masalah-masalah lo dulu sama Seonghwa, impulsifnya lo, ngerasa harus terus ngebalas perbuatan gak adil dan et cetera."

Hal itu langsung membuat Yunho mengernyit, untuk mendekat--kebetulan dirinya pun telah selesai ditata pada rambutnya. "Anjir, Hoon... lo nyelingkuhin--"

"Gue gak selingkuh. Gue gak punya hubungan sama Hyunjae."

Sontak Hongjoong terkekeh, dan membuka aplikasi obrolannya. "Bilang lagi, Hoon. Gue mau vn ke grup chat gue sama Hunters."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang