Octagon 3 - 314 : Lara Pt. 4

197 25 41
                                    

Masih ada satu hari, seharusnya.

Hanya saja, Seonghwa memikirkan tentang kebutuhannya. Seonghwa juga belum percaya diri telah menguasai karakter  Antariksa untuk pementasan nanti, sehingga di sinilah ia berada. Sedikit takut--atau banyak--karena datang ke Titik Koma sendirian, padahal seharusnya bersama San.

Benar adanya, San tak datang.

Mungkin akan menjadi masalah, karena yang orang-orang ketahui, yang membutuhkan waktu hanya Seonghwa, bukan San. Setidaknya Seonghwa harus membelanya depan umum, walau dirinya juga tengah kacau. Tengah takut tentang video, juga tengah dalam keterkejutannya seperti yang lain, mendengar apa yang dikatakan San, mengenai Gongyoo.

Jadi seperti itu... ternyata...

Walau Hongjoong tentu tak bersalah untuk itu, San pasti terluka karena dibohongi...

Di sisi lain, Seonghwa sudah sangat mengenal Hongjoong. Tentu saja, seseorang seperti Hongjoong, akan berakhir dengan kebohongan. Berupa white lie, maksudnya, padahal bukan sama sekali. Mereka hanya menimbun bangkai, pada kubangan rendah.

Begitu Seonghwa tiba, tatapan orang-orang seolah menghakiminya, juga ada yang memberikan tatapan iba. Yang pasti, Lino adalah seseorang yang langsung menghampirinya dengan cepat, dari datang terlambatnya di waktu 11 pagi menuju siang tersebut.

Seonghwa tahu, Lino yang akan setidaknya menjaganya di sana. Namun tetap saja, San... Seonghwa butuh San, ternyata. Setelah sempat menolah segala kebaikannya.

"Seonghwa..." Lino berucap, dan menatapnya. "Kenapa udah datang? Bukannya boleh sampai besok, 'kan?"

Tetapi Seonghwa hanya menggelengkan kepalanya pelan. "Gak apa. Masih butuh banyak latihan... gue masih sangat kurang dari segi apapun. Apalagi, tiket udah dijual, 'kan? Kita udah fix dapat tempat, 'kan?"

"Iya, tapi--"

"Lo semua yang nanyain ke Seonghwa tentang masalah video, gue yang bakal pukul lo!" Dari kejauhan, Jinny datang mendekat sembari berucap memperingati yang lain. Sebelum kemudian ia melesat menghampiri Seonghwa, dan mulai menatapnya khawatir. "Hei, hei, kok datang sekarang? Lo gak apa?"

Di belakangnya, Prince juga menyusul secara santai. Sedikitnya mengatakan, "kami gak nonton videonya kok."

"Udahlah." Seonghwa berucap tipis, berterima kasih sekaligus pasrah. "Gue gak peduli lagi sih, kalau disebut murahan. Kayaknya, anak kampus gue juga udah banyak koar-koar tentang itu, ya?"

"Mereka sirik kali, lo ngewenya enak." balas Jinny.

Prince dan Lino agak melotot padanya.

Segera saja Jinny sadar dan melambaikan tangannya. "T-tapi gue gak nonton videonya! Beneran!"

"Udah jadi konsumsi publik, 'kan?" tanya Seonghwa, bernada benar-benar sangat pasrah, dalam senyumannya menatap tiga orang itu. Seonghwa menunjuk dirinya sendiri dan melanjutkan dalam bisikan. "Gue mantan yang gak bisa move on, jadi revenge gue karena Hongjoong sama Jennie sekarang, dengan post video seks kami. Ya, maksud akal untuk orang haus drama. Padahal, apa gunanya buat gue, ngeliatin tubuh gue kayak gitu, ya?"

"Itu dia!" Jinny menunjuk setuju. "Rastafara udah pernah telanjang, kemarin di MV Fever Motel. Fansnya lihat dia fully naked tanpa sensor, ya, nagih. Logikanya, kalau lo mantan tersakiti, ngapain lo sebari itu, ya, 'kan?"

Sedikit penasaran, Prince bertanya pelan. "Tapi... memang video lama, Hwa? Soalnya rambut lo... itu waktu sama Lino, 'kan?"

Seonghwa tak menjawab.

Dalam diam, Lino memperhatikan reaksi Seonghwa, sebelum mengambil alih. "Seonghwa berani warnain rambutnya putih, karena dulu dia pernah rambut putih juga. Waktu itu semester berapa, Seonghwa? Atau waktu masih SMA?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang