Octagon 3 - 229 : Kemenangan Baru Pt. 4

206 32 51
                                    

"Selamat, Rastafara—ah, Prananto."

Senyuman Hongjoong semakin merekah, ketika Sungjae lalu Hongjoong memberikannya selamat. Yang membuatnya menjabat tangan mereka satu per satu, sampai kemudian Hyungwon dan Hyojong pun bergabung adanya.

Hongjoong tersenyum, mengangguk pada keduanya yang menampilkan sedikit perasaan bersalah itu.

"Tak apa. Saya tau kalian dilarang memilih saya."

"Benar." Hyungwon menimpali, sebelum agak meringis. "Jika kami bisa memilih, agar ngeri juga melihat kamu mendapatkan, mungkin mencapai 100 poin sendiri."

"Saya menaruh pada Prananto, jika boleh." Hongseok menunjuk Hongjoong sambil mengangguk.

Diikuti Sungjae dalam ringisannya, "sorry, sorry. Gue dikasih tau karena lo null, lo gak cocok jadi ketua. Tapi kita bertaruh pada apa yang kita lihat, sayangnya gak bisa gue kasihin."

"Dengan ini aja lo harusnya udah dapat 103. Rekor lebih dari rekor." ucap Hyojong, mengatakannya. "Empat per lima; gila..."

"Yang pasti saya berterima kasih karena dukungannya." ucap Hongjoong, di mana sedetik setelahnya, Taehyung mendekat sembari menunjuknya dari jarinya yang menggenggam gelas wine. "Kak Alden..."

"Lo, bangsat..." Taehyung berucap, lalu terkekeh namun sembari sedikit berekspresi kesal. "Lo beneran narcissistic bastard. Bangsat... bisa-bisanya lo menang dengan suara setinggi itu."

Segera Hongjoong mengalihkan pandangannya. "Oh, saya tak akan bisa menggapainya jikalau tak ada bantuan dari Kak Bramantya."

"Benar itu." Sungjae mengangguk setuju.

Agak teralih, Hongseok bertanya. "Vanessa tidak perlu ada adegan macam-macam untuk shooting kalian, bukan?"

"Oh, tidak ada." Hongjoong tersenyum sembari mengibaskan tangannya. "Aman, aman. Kak Vanessa aman sekali—yang ada hanya saya dan Kak Eleanor."

"Baguslah. Saya lihat Cakrananda mulai dekat juga dengan adik saya."

Hongjoong hanya tersenyum, tak enak, lalu tersadar sesuatu, membuatnya menunjuk ke arah Changkyun. "Saya mohon maaf, karena saya juga buru-buru ditunggu oleh Manajer saya. Saya pamit dulu, mau bicara dengan Kak Bramantya."

"Oh, iya silahkan." Hyungwon langsung mempersilahkannya.

Hyojong menyahut, "besok malam jadi, ya? Awas lo!"

"Jadi, Kak." Hongjoong berjalan mundur, memberikan hormat, lalu menunjuk ke arah Seungcheol yang berjarak beberapa langkah dari mereka secara sopan. "Tadi sudah bicara dengan Kak Sangkala."

"Yo? Sekali lagi selamat!" seru Hyojong.

Terlampau gembira, saat itu juga. Sampai Hongjoong membalikkan diri, menghampiri Changkyun yang tengah menyesap minumannya, sebelum berdiri menghadapnya.

Di sanalah, Hongjoong menarik napas, dan Changkyun hendak mendengarkan.

"Lo ngelakuin banyak banget, Kak, lebih dari yang gue duga." Hongjoong mengucapkannya sesingkat mungkin.

Yang mana dirinya mendapatkan tepukan di bahu Hongjoong, sambil mengangguk. "Itu karena lo sendiri. Gue gak nyuruh apa-apa ke angkatan 49-52. Gue cuma bilang, gue bakal vote lo, karena 50 adalah angkatan penting dan cuma lo yang bisa handle itu. Nyatanya, semua orang punya pemikirannya sendiri, dan lo bisa dapatin 86 angka dari anggota lainnya karena diri lo sendiri."

"Tapi pada akhirnya..."

"Gue harus berkamuflase." Changkyun membenarkan perihal dirinya, di akhir, tak memilih Hongjoong. "Last minute, gue teringat kalau gue gak boleh terlalu kentara. Walau gue tau, ketua lain juga udah tau gue kerja di perusahaan lo. Cuma, ya, apa salahnya main-main dulu sama bajingan kayak lo? Iya, 'kan?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang