Octagon 3 - 225 : Pemilihan Ketua Angkatan 50 Pt. 5

228 32 54
                                    

"Resmi, menjadi Ketua Angkatan 50."

Sepertinya itu adalah kalimat terindah yang bisa Hongjoong dengar sekarang, bahkan membuatnya melupakan masalah yang baru saja terjadi pagi tadi. Hongjoong tak bisa memikirkan apapun, selain fakta bahwa dirinya mendapatkan 88 suara dari 88 orang. Bukankah itu jumlah yang sangat banyak sekali?

Bahkan dikatakan ini pertama kalinya, seseorang mendapatkan poin lebih dari 60, dalam hitungan per angkatan hanya 25 anggota saja.

Hongjoong benar-benar tak bisa berpikir jernih, sama sekali.

Nyatanya, Hongjoong di sini adanya. Berdiri, sebagai ketua baru untuk lingkaran dalam, yang akan menjabat per hari ini, sampai Juni tahun depan.

Lalu...

"Saya perlu menjelaskan satu hal, yang mana tentunya akan membuat kalian terkejut, seolah, 'bukankah kalau begitu, memang Prananto sudah diarahkan untuk menang?'." Dongwook memulai sembari menyentuh kedua bahu Hongjoong dari belakang--samping belakang tepatnya--dan membuat seluruhnya diam mendengarkan. "Sejujurnya saya dan Irawan terkejut adanya--kalian bisa melihat sendiri betapa transparannya pemilihan ini. Walau memang, sebenarnya, jikalau Prananto kalah, dirinya akan tetap menjadi ketua."

Jelas, secepat kilat, seluruhnya membeku dengan tidak mengerti mereka, di posisi yang telah kembali duduk, untuk mendengar.

"Namun bukan di sini. Bukan di Universitas Bakti Bangsa."

Tak ada yang membalas, sama sekali.

Dikarenakan memang, tak ada sedikit pun hal untuk mereka balas.

Semuanya mendengarkan dengan baik.

"Tahun ini, Para Pencetus menginginkan dimulainya kekuasaan baru. Lebih membuat luas, karena faktanya, ada banyak penguasa di Khatulistiwa yang tak berasal dari Universitas Bakti Bangsa, yang membuat kita tak bisa mengendalikan mereka, atau membuat mereka menjadi anggota." Dongwook menjelaskannya dengan tenang, sembari sesekali meremas bahu Hongjoong. "Tahun ini, kita akan memulai di Universitas Badasa. Yaitu, universitas pertama di Khatulistiwa sekaligus Universitas terbaik, nomor satu, di Khatulistiwa."

Reaksi takjub dan terkejut pun diberikan.

Hal itu membuat senyuman Dongwook kian merekah. "Jikalau memang Prananto tidak memenangkan pemilihan ketua angkatan ini, dirinya yang sudah diterima di Universitas Badasa untuk tahun ini memang akan tetap menjadi ketua, untuk angkatan 1 sampai 4, di sana."

Suara keterkejutan itu mengisi seluruh ruangan.

Semuanya.

Dalam keterkejutan, bahkan oleh para alumni yang tak tahu apapun, tak tahu detail seperti ini.

"Mungkin kalian akan berpikir, Prananto adalah anak emas." Dongwook kali ini membawa satu tangannya menyentuh tengkuk Hongjoong, tetapi hanya mengusapnya. Lalu turun ke punggung, selagi tangan lainnya berpindah untuk tak menyentuhnya lagi, seiringan dengan dirinya berpindah ke samping Hongjoong. "Mungkin kalian penasaran, namun lebih baik kita mendengar jawabannya langsung dari Krismanto Jonathan. Kami persilahkan."

Seluruh tatapan berpindah ke arah pintu utama, yang terbuka--dibukakan sebenarnya--dengan satu sosok masuk ke dalam. Di mana semua memutar leher untuk melihatnya, yang berjalan melewati meja-meja bundar untuk menuju ke atas panggung, ketika Dongwook mempersilahkannya.

Tentu, seluruh orang disitu mengenal sosoknya dengan jelas.

Bahkan Hongjoong, yang sempat menahan napasnya sejenak, dan kemudian menerima jabatan tangan darinya sebagai selamat. Sebelum sosok yang sudah tua tersebut berdiri di sampingnya, dan Dongwook mundur.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang