Octagon 3 - 342 : Perlawanan Pengakuan Pt. 7

248 27 14
                                    

The Kraker.

Hotel bintang lima yang berada di daerah Satur, salah satu daerah paling elit di ibukota, adalah hotel yang ada sejak zaman penjajahan. Di mana bangunannya mendapatkan beberapa kali revisi, tetapi tak meninggalkan bentuk mewah dari aslinya. Yang mana sampai sekarang pun masih sering menjadi tempat paling favorit, kunjungan dari orang-orang penting, baik dalam maupun luar negeri.

Untuk Gongyoo, mendapatkan satu kamar paling besar di sana, dalam waktu mepet adalah waktu yang sangat mudah. Semua relasi dari yang dimilikinya, pun istrinya, telah membawanya ke dalam sebuah keadaan, di mana nyaris segala hal adalah memungkinkan.

Dengan itu, adanya sebuah perkara sekarang, membawanya untuk menginap di tempat ini, bukan di tempat biasanya--yang sebenarnya ada lima pilihan berbeda juga. 

Sehingga di sana, pukul 10 malam lebih tersebut, Gongyoo sudah berada di dalam presidential suite room tersebut, duduk bersama Seonghwa, Taehee dan juga Rain. Selagi Hongjoong dibuat berdiri, karena nyatanya, ia tak diterima, untuk selanjutnya pergi dari sana. Walau memang, sedikitnya kehadiran dari Hongjoong diperlukan.

Gongyoo sudah menerima informasi, lewat Woobin, bukan anaknya sendiri.

Bagi Gongyoo, entah karena Hongjoong sudah menurut untuk tak berurusan dengan masalah Seonghwa, atau hanya sok melakukannya saja. Tetapi Woobin memang mengatakan, Seonghwa yang menghubunginnya, melalui Hongjoong jelasnya.

Di sisi lain, Gongyoo sudah berjanji untuk membantu keluarga tersebut.

Beberapa hari yang lalu, bayaran awal sudah diberikan. Untuk modal mereka pindah rumah, ke ibukota--urusan untuk rumah mereka di Kolenmijn, adalah urusan sendiri. Sebanyak 3 miliar, rasanya tak kurang. Jikalau kurang pun, itu perkara mudah walau memang pekerjaan rumah sekali bagi Gongyoo yang rasanya memiliki pengeluaran sangat banyak sejak tahun lalu--lebih dari biasanya untuk membereskan kekacauan Hongjoong secara diam-diam.

Terlebih, Gongyoo sudah membuat Rain mendapatkan pekerjaan baru--pekerjaan sama namun dengan jabatan yang berbeda. Setidaknya semua bisa membuat keluarga tersebut lebih membaik ke depannya, dan Gongyoo tak perlu mengkhawatirkan Hongjoong untuk setelahnya.

Satu fokusnya hanya sang anak--Hongjoong adanya, selagi Nagyung masih aman untuk hidupnya.

Walau begitu, ada masalah untuk Gongyoo atas seluruh masalah ini.

Maka dari itu, setidaknya, Gongyoo harus memastikan sesuatu, yang rasanya ia ketahui, belum didapatkan dua sosok orang tua tersebut. "Sebelumnya saya berterima kasih atas kesediaan kalian berdua untuk melanjutkan kehidupan di ibukota. Saya sendiri menikmati tinggal di Kolenmijn, dari pada di Batavia, tapi demi membuat kalian berdua dekat dengan Seonghwa, saya rasa itu jalan terbaik."

Seonghwa sejak tadi menahan tangis, melirik ke arah Rain, sang Ayah, yang sama sekali belum melihatnya.

Selagi Rain pada saat itu membungkuk sopan, di posisi duduk dalam ruang makan mereka. "Sekali lagi, terima kasih."

"Bukan masalah." Gongyoo tersenyum kembali. "Kita bertiga saling tahu, bahwa Hongjoong dan Seonghwa, sudah berteman dekat sejak SMA. Keduanya bahkan terlalu dekat, sampai saya sendiri dikejutkan dengan video tak senonoh yang beredar."

Hongjoong hendak bersuara, tetapi tertahan sendiri.

Ya, sebenarnya Hongjoong juga tak sendirian di posisinya berdiri yang berjarak satu meter di balik Ayahnya. Ada satu asisten pribadi Gongyoo yang menahannya, menjaganya untuk tak melakukan apapun.

Sekilas Seonghwa melirik ke arah Hongjoong, dengan perasaan bersalah.

Bersamaan dengan itu, Taehee berusara sembari sedikit membungkuk juga adanya. "Saya minta maaf atas nama Seonghwa. Saya juga tidak menyangka akan ada kejadian seperti itu."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang