Octagon 3 - 258 : Pencerahan Pt. 8

227 26 57
                                    

"Siapa lagi, Yun?"

Agak tersentak, begitu Yunho keluar dari toilet agensi, membuatnya segera menatap ke arah Hongjoong. Yunho mengusap dadanya, meminta Hongjoong untuk menurunkan nada suaranya, sembari menarik sosoknya ke samping.

Di sana, Hongjoong hanya diam memperhatikan, dari bagaimana jam menunjukkan pukul 11 pagi. Terlihat di jam dinding koridor, dekat angka 2 cukup besar pada dindingnya—menandakan di lantai mana mereka berada sekarang.

Lima detik setelahnya, seorang staf laki-laki keluar dari kamar mandi. Dirinya menyapa pelan pada Hongjoong, lalu pada Yunho saling menatap, sebelum izin pergi.

Hongjoong terkekeh, mengedik padanya.

Selagi Yunho langsung menangkupkan kedua tangan, meminta maaf. "Baru sekali... beneran."

"Sekali sama yang ini." Hongjoong mengangguk dan menantangnya kemudian. "Coba, selama lo pertama kali mulai—kapan, sih? Maret? Udah berapa banyak yang lo pakai?"

Yunho mengatupkan bibirnya.

Tentu Hongjoong menunggu jawabannya.

Sampai Yunho mengangkat dua tangannya, dan membuat enam jari terangkat.

Hongjoong langsung ternganga, selagi Yunho memberikan sedikit pembelaannya.

"Gue gak mau ke fans. Agak ngeri." ucap Yunho pelan. "Terus... lima cowok dan satu cewek. Dengar lo kena tuduhan lagi bikin gue agak trauma, jadi gue gak mau... sama cewek lagi."

"Lo beneran gak bisa, sekalipun, gak ngewe?" tanya Hongjoong, lalu agak mengedik sambil merapat padanya. "Terus sama Baejin apa? Selewat juga?"

"Jelas?" tanya Yunho, tak memiliki beban. "Baejin menarik, tapi sekilas. Semua sekilas. Gue cukup... trauma juga untuk mencoba punya hubungan serius, yang mana pada akhirnya malah seks dan seks lagi ujungnya. Kayak... ke Yeosang."

Dari sanalah Hongjoong menarik napasnya. "Ke Yeosang gimana?"

"Semakin lama, gue semakin percaya kalau rasa kagum gue berubah jadi... keinginan semata." jawab Yunho pelan. "Memang gue ngasih janji ke Yeosang buat nunggu gue, tapi kayaknya gak akan pernah bisa gue penuhi. Yeosang itu murni dan polos... gue yang ngerusak dia terlalu jauh..."

"Ya." Hongjoong mengangguk sebelum menepuk lengan teratas Yunho. Sedikit berjinjit, Hongjoong berbisik pelan padanya, agar tak terdengar walau tak ada siapapun di lorong tersebut. "Pokoknya kalau sama Baejin itu hati-hati. Lo siapa, Baejin juga siapa. Gue rasa Stella gak akan mau ada exposure gratis buat seseorang di bawah Wild Card. Paham, 'kan? Mereka ada di Wild Card."

Yunho langsung menunjukkan jari kelingkingnya. "Cuma di Lotus. Antara kami berdua, dan cuma lo yang tau."

"Lagipula Hunters debut loh bulan depan." jawab Hongjoong, sebelum teringat kemudian. "Oh, Hunters ke sini gak sih, hari ini?"

Belum Yunho sempat mejawab, seseorang telah muncul dari belokan dan langsung sumringah melihat keduanya. Sebenarnya, hanya sumringah pada satu, karena pada satu lainnya, ia merasa tak tertarik.

Walau justru dialah yang tertarik.

Lisa, tepatnya, yang segera menghampiri keduanya, dengan senyuman, sembari membenarkan topi baseball yang dikenakannya. "Ngomongin gue, ya?"

"Kurang lebih." Hongjoong membalasnya dengan candaan.

Terkejut adanya, Lisa langsung melipat kedua lengan di depan dadanya. "Don't be shy, Hongjoong. Udah tertarik, ya, ke gue?"

"Omong-omong, movie date lo sama Yunho gimana, hasil dare waktu itu?" tanya Hongjoong, mengalihkan topik.

Langsung saja Lisa cemberut, mengedik pada Yunho sambil menepuk punggungnya. "Kebetulan, baru aja semalam. Tapi, ya, di bioskop lagi gak ada film seru. Basi semua, males gue."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang