Octagon 3 - 288 : Air Tuba Pt. 8

194 28 30
                                    

Di sofa memanjang tersebut, Eunwoo dan Hyunjae duduk secara menunduk, dengan kedua tangan mereka di atas paha, tahu bahwa yang terjadi buruk adanya. Padahal tak ada yang memarahi sama sekali, namun keduanya benar-benar terus menunduk, selagi satu pihak berjalan mondar-mandir secara pelan, tak jauh dari hadapan mereka, di sebuah rumah berupa mansion tersebut.

Tepatnya adalah Labda Yiru Kantata, yang berjalan sembari menggunakan cane sebagai bantuan, yang tengah menunggu kabar selanjutnya dari yang telah diterimanya. Di mana sosok tersebut, adalah ayah dari ayah Eunwoo, yang merupakan dalam artian adalah kakeknya sendiri, yang didatanginya beberapa jam yang lalu perihal informasi yang telah diberikannya.

Dua orang tertangkap. Entah bagaimana kabar mereka sekarang.

Yang pasti Eunwoo dan Hyunjae tak diizinkan pergi.

Padahal... Hyunjae merasa ia tidak berhak berada di sini.

Sehingga Hyunjae berbisik pada Eunwoo, bertanya padanya. "Kakek lo bukan bagian lingkaran?"

"Bukan." Eunwoo membalasnya dengan bisikan tertahan juga. "Makanya gue yang lebih akrab sama kakek, karena bokap lebih nempel sama Taeyang setelah dia masuk UBB."

"Terus...?" Hyunjae melirik Labda kembali, yang kemudian didatangi oleh dua orang berjas, datang dari luar, dan mereka bicara beberapa saat. "Ini urusannya sama lingkaran dalam, loh. Lo gak--"

"Santai aja." Eunwoo menepuk paha Hyunjae pelan.

Namun Hyunjae langsung merapat padanya, menaruh dagunya di bahu Eunwoo sembari menatap ke arah belakangnya--untuk berbisik. "Santai gimana... tadi kita dengar sendiri ada ucapan eksekusi, waktu lo ngasih tau yang lo dapat."

"Memang ancaman ini?" Eunwoo menoleh padanya, membuat wajah mereka berdekatan. "Lo tenang aja. Bokap gue pasti gerak. Kakek gue juga bakalan bantu. Kalau misalnya--"

Tak sadar, saat itu Labda telah selesai bicara dan kemudian menghampiri mereka. Labda berjalan mendekat pada mereka, membuat Eunwoo dan Hyunjae membuat jarak kembali, untuk melihatnya tersenyum.

Di sanalah Labda mengangguk, lalu mengulurkan tangan pada Hyunjae. "Boleh ikut saya sebentar?"

Hyunjae langsung membulatkan mata, sembari melirik ke arah Eunwoo--bertanya-tanya.

Sejujurnya Eunwoo juga terkejut, tetapi setelahnya mencoba mendorong Hyunjae berdiri. "Udah, sana. Gue stay di sini, gak perlu takut."

Hyunjae berdiri sembari menoleh pada Eunwoo sembari menggerutu dengan tipis. "Gue bahka gak tau kenapa kita di sini dan lo nyuruh gue buat gak takut?"

"He's my grandpa tho?" Eunwoo menjawab, mengedikkan bahu dan kemudian menepuk pantat Hyunjae. "Udah, udah, sana. Gue mau nelpon Taeyang lagipula."

Walau Hyunjae masih ingin protes, tetapi untuk menunjukkan rasa sopannya, ia pun segera berbalik dan mendekat pada Labda. Hyunjae menerima uluran tanganya, sampai mereka bisa sejajar dan Labda pun mengusap punggungnya pelan, sembari menuntunnya berjalan.

"Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan. Kamu jawab dengan jujur, ya?"

Tentu saja Hyunjae akan jujur.

Namun... sebenarnya ada apa ini?

.

.

.

Telah dihubungi oleh Hajoon dan Nicholas, yaitu Dongwook untuk mengatur pertemuan. Di mana Dongwook yang menentukan tempat, sehingga kala itu, Hajoon pergi bersama San dan Seonghwa, selagi Nicholas menggunakan mobilnya sendiri. 

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang