Octagon 3 - 324 : Teruk Pt. 4

210 29 26
                                    

Setelah keluar dari kamar mandinya--dengan piyama berlengan panjang juga celananya--Seonghwa melihat bagaimana Taehee tengah membereskan kasurnya, dalam kamar 302 itu. Di mana Seonghwa berusaha semampunya untuk menyembunyikan apapun, juga langkah terseoknya, yang sakitnya menyiksa tubuh bagian bawahnya. Juga bagaimana Seonghwa pura-pura baik-baik saja, setelah menangis pertama kali melihatnya.

Alasannya?

"Ma... huks, Mama..."

Kepanikan itu melanda seluruhnya, dari bagaimana Seonghwa langsung hancur di pelukan Ibunya sendiri. Taehee benar-benar panik dan melihat sekitar, meminta penjelasan dan bantuan. Selagi Rowoon langsung membantu menopang tubuh Seonghwa--yang beratnya dijatuhkan nyaris seutuhnya pada Taehee, sembari membantu menjelaskan keadaan.

"Seonghwa tadi menangis di depan Titik Koma." Rowoon menjelaskannya, disaat Hongjoong diam tetapi matanya membelalak. "Seonghwa bilang tak tahan dengan tekanan dari sekitarnya, disaat latihannya padat, tapi orang-orang mempermasalahkan... maaf, videonya..."

"Oh, anakku..." Taehee langsung merintih, jelas butuh bantuan dari Rowoon. "Tolong bantu Seonghwa ke kamarnya... sayang, di mana kunci kamu?"

Secara inisiatif, Mingi segera mendekat pada Rowoon dan meminta tas milik Seonghwa. Selagi Yunho bergerak untuk mengangkat tubuh Seonghwa--agar berdiri sempurna.

Di detik itu, Hongjoong tersadar dan hampir melakukannya.

Namun tiba-tiba saja, Taehee menahan lengan Hongjoong, dan menatapnya dengan perasaan bersalah. "Maaf, tapi tolong, jangan..."

Hongjoong terkejut atas reaksi yang berbeda tersebut.

Sehingga di sanalah Rowoon yang membantunya, memapah Seonghwa bersama Yunho, selagi Mingi membuka pintu Seonghwa--dari kunci yang disimpan di dalam dompetnya. 

Sedangkan Hongjoong berdiri diam, tak mengerti.

Walau begitu, ada memar di lengan Seonghwa, terlihat dari balik kaus berlengan pendeknya.

Hongjoong pun hendak ikut masuk.

Hanya saja, lagi dan lagi, Taehee yang menahan. Kali ini, Taehee menatapnya lekat, merasa bersalah, tetapi harus melakukanya. "Tolong, Hongjoong. Kami tak mau didatangi lagi... ya? Maaf dari Tante... maaf juga atas nama Seonghwa."

Setelah entah apa yang terjadi di dalam, Rowoon dan Yunho pun beranjak keluar, dan memberikan mereka ruang untuk berdua--Ibu dan anak tersebut. Pintu pun ditutup oleh Yunho, sebelum kemudian Rowoon berdiri untuk menghadap seluruhnya dan sedikit menunduk, pamit untuk pergi.

Hongjoong hanya diam, tetapi rahangnya jatuh.

Selagi Yunho meminta maaf tipis, dan menggelengkan kepalanya.

Taehee kala itu melirik Seonghwa, sebelum mengisyaratkannya untuk duduk di tepi kasur.

Segera Seonghwa melakukannya, secara hati-hati.

Dengan itu Taehee mendekat, setelah membawa sebuah sisir. Taehee mulai duduk di sampingnya, dan perlahan mulai menyisir helaian rambut basah tersebut. Secara hati-hati, Taehee melakukannya.

Seonghwa benar-benar menahan diri untuk tak menangis lagi. Hanya saja kedatangan Taehee tiba-tiba, tanpa memberitahunya lebih dahulu, membuatnya ingin menangis dan menangis saja. Setelah rasa bersalahnya terhadap video, kini bertambah lagi.

Walau begitu, Seonghwa belum bisa mengatakannya.

Belum...

Setidaknya bukan pada Taehee...

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang