Octagon 3 - 207 : Garis Baru, Garis Sesaat Pt. 3

220 35 69
                                    

"Okay! Cut!"

Seruan dari sutradara membuat seluruhnya berhenti bermain, dengan permainan mereka dalam take ke 4 secara seluruhnya, setelah masing-masing selesai pula mendapatkan single shot. Seluruhnya yang dimaksud adalah para anggota The Overload kecuali Hongjoong, bersama dengan Jennie.

Sang sutradara melihat layar, sebelum mengacungkan ibu jari dan berteriak, "bungkus!!"

Para staf memberikan tepuk tangan yang meriah, selagi lima orang yang selesai bermain itu menunduk pelan, dengan hormat.

Hongjoong dan tiga anggota Venom lain duduk di kursi mereka, di seberang jalan—bukan di hamparan tanah di mana yang lainnya melakukan adegan, dengan layar biru di belakangnya.

Saat itu salah satu staf menghampiri Hongjoong, lalu menjelaskan kembali kegiatan mereka. "Untuk Anda dan tiga Venom lainnya, dilakukannya saat malam, ya. Shoot yang sama. Ini gambaran untuk pengambilannya; single shot dulu untuk masing-masing, lalu permainan grup seperti sebelumnya."

Hongjoong mengangguk paham.

Entah dari mana, Nicholas mendekat dan menyentuh punggung staf tersebut yang kemudian meluruskan diri kembali, setelah sebelumnya agak merendah untuk bicara dengan Hongjoong yang duduk. "Untuk besok, saya ingin semua shot personal dilakukan sebelum pukul empat sore. Lalu untuk adegan puncaknya, dilakukan pukul 12 malam."

"Tapi di sini—"

"Tanyakan kembali pada Clayintha." Nicholas memotong, lalu tersenyum. "Lalu tanyakan pada Vharlien Tjokro mengapa harus demikian. Ya?"

Staf tersebut berakhir dengan mengangguk, lalu memisahkan diri dari keduanya.

Dalam diam, Hongjoong menatap ke arah Nicholas.

Ketika Nicholas sendiri menepuk bahu Hongjoong dan memintanya untuk meluruskan posisi duduknya. "Ayo, mereka sudah datang."

.

.

.

Secara pelan, dari langkahnya, Yeosang menaiki tangga sampai lantai 3, di hari kepulangannya setelah lebih dari satu minggu menginap di tempat Serim. Ya, Yeosang harus menjelaskan banyak hal, perihal kepergiannya yang tiba-tiba. Walau tentu tak spesifik—Yeosang tak mengatakan kakek dari Hongjoong memiliki pulau atau apapun itu.

Di sofa lantai 3 tersebut, Yeosang menemukan Wooyoung tengah duduk diam seorang diri. Berkutat dengan televisi, padahal di masing-masing kamar pun, mereka memilikinya.

Karena itu, Yeosang tak memilih menuju kamarnya di 304. Yeosang memilih untuk mendekat pada Wooyoung, untuk menyapa.

Kebetulan Wooyoung mengangkat wajah, dan kemudian tersenyum padanya. "Akhirnya pulang juga."

"Maaf." Yeosang tersenyum, lalu mendudukkan diri di samping Wooyoung yang memberikannya ruang. "Serim minta ditemani lama."

Wooyoung meliriknya dari posisi bersandarnya. "Hongjoong beli mobil baru loh, buat lo. Cuma kuncinya ada di Yunho, dan pagi tadi mereka udah berangkat buat shooting sampai tanggal 11."

"Oh?" Yeosang mengerjap terkejut. "Serius? Padahal gak apa. Aku udah bilang Ayah dan kata Ayah gak apa-apa, karena keluarga Hongjoong juga bantu Ayah buat buka bisnis."

"Well, nyatanya lo punya mobil baru sekarang. Warna putih." Wooyoung terkekeh, membuat Yeosang juga melakukannya, sebelum kemudian sosok itu turun sendiri pada nadanya. "Hh, gue lagi pusing sih, Yeosang. Lo capek, gak? Mau keluar?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang