Octagon 3 - 280 : Buah Simalakama Pt. 5

219 28 25
                                    

Pintu terbuka.

Baik Hongjoong, maupun empat anggota The Overload lainnya teralih pada sosok yang muncul. Bukan Nicholas, atau Hajoon, melainka adalah Dongwook. Tentu saja, berhasil membuat kelimanya terkejut adanya, terlebih ketika saat itu, Dongwook langsung mengulurkan satu tangannya, terhadap Hongjoong.

"Ayo."

Tunggu sebentar... tak buru-buru. Ayo ke mana?

"Saya masih--"

"Kamu mau tau isi dari flashdisk itu atau tidak?" tanya Dongwook, memotong seolah tak mau mendengar penolakan. Jadi tangannya terulur kembali. "Ayo, Rastafara Prananto. Sebelum saya menyelesaikannya dengan cara saya sendiri."

Dengan cepat Mingi melirik Yunho, atas apa yang mereka telah bicarakan. Bukan ia tak berani--walau ya, sedikit takut--namun alangkah baiknya jika sesama lingkaran dalam yang bicara.

Jadi saat itu, Yunho menelan ludahnya dan memberanikan diri. "Maaf, tapi apa tidak kita biarkan Rastafara mendapatkan ponselnya terlebih dahulu, untuk menghubungi Ayahnya?"

Tampak mencedih, tipis sekali, tangan Dongwook yang masih terulur memanggilnya lagi. "Ayo, Rastafara Prananto."

"Biar Rastafara--"

Juyeon yang ikut bicara langsung dihentikan oleh bagaimana Dongwook segera menunjuknya. "Jika kamu tidak bisa membantu menyelesaikan masalah dari ketua kamu sendiri, diam, Cakrananda. Belum cukupkah kamu membuat masalah dengan memiliki kakak yang menyulitkan?"

Langsung saja Juyeon mengerangkan rahang, nyaris membalas.

Sadar bahwa kalimat yang akan Juyeon keluarkan bisa jadi merusak keadaan, Younghoon segera menekan dadanya, menyuruhnya mundur.

Jelas Dongwook menyadari itu, yang membuatnya menyeringai dan memberikan Juyeon kesempatan untuk lolos. Hanya untuk satu waktu itu saja, karena tampaknya jika Juyeon membalas lagi, Dongwook akan membalasnya.

Yang mana memang membuat Hongjoong juga sadar, merasa berat hati, tetapi posisinya tak bisa melawan Dongwook. Padahal yang Hongjoong ingin lakukan, jikalau ia sudah bisa keluar dari tempat ini, adalah menemui Seonghwa lebih dahulu, dari pada Gongyoo.

Sehingga secara pasrah, Hongjoong mengangguk, menghampirinya. "Tapi boleh saya dapatkan ponsel saya pada manajer?"

"Ya." Dongwook mulai tersenyum, masih mengulurkan tangannya. "Di bawah."

Hal itu membuat Hongjoong menelan ludah, lalu melirik ke belakang, pada Yunho dan Mingi, untuk meminta mereka setidaknya membant Seonghwa. Juga pada Juyeon dan Younghoon, untuk melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk membuat keadaan tak seburuk sekarang adanya.

Di sanalah Hongjoong menerima uluran tangan Dongwook, sembari takut akan satu hal.

Bagaimana cara kedua orangtuanya melihat Seonghwa... setelah ini? Terlebih, jika video penuhnya tersebar...?

Sial.

Pada akhirnya, pusat dunianya memang Seonghwa semata.

.

.

.

Setelah mendapatkan panggilan masuk dari Stella, yang meminta Nicholas dan para staf lain berkumpul dalam 15 menit lagi, ia menaruh ponselnya ke dalam saku. Setidaknya Nicholas memberitahu Stella, bahwa ada kemungkinan Hongjoong akan dibawa pergi. Dikatakan pula untuk ditahan.

Hanya saja permasalahannya, yang menginginkannya adalah Dongwook.

Sembari Nicholas melirik Hajoon yang tampak cemas karena panggilannya terhadap seseorang tak diangkat--setelah kepergian Changmin pergi dari lobi pun agensi tersebut--datanglah dari arah elevator. Dongwook, bersama Hongjoong, yang kini mengenakan jaket, masker dan juga topi, membuatnya serba tertutup.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang