Octagon 3 - 293 : Bergantung Pada Akar Lapuk Pt. 3

184 30 35
                                    

"SEONGHWA!! DENGAR GUE!!"

Tak tahan, akan bagaimana ucapannya terus ditentang oleh Seonghwa, di dalam bilik toilet kotor, berdebu dan gelap tersebut, San sampai harus membentak dan mengguncang tubuhnya, di mana sosok yang dimaksud pun terus menangis adanya. San sendiri terluka, sejujurnya. Tertekan.

Jika tak fokus akan masalah video dari Hongjoong, San sudah lebih akan memilih memeluk Wooyoung dan menangis padanya.

Hanya saja di sini ia harus tetap kuat, harus tetap waras. Lebih dari bagaimana Seonghwa terus tampak gila, serta menangis, seolah dunianya dihancurkan.

Sepertinya memang demikian.

Namun San mencoba untuk membantunya. "Terserah lo mau nahan ini sekali pun, tapi gue bakal tetap bilang ke Hongjoong tentang ini. Seenggaknya, apapun keputusan lo, Hongjoong harus tau. Hongjoong harus tau semua, yang bokapnya tawarin ke lo... yang... sorry, tapi memang bagus buat kalian berdua, kalau gue bisa jujur. Jahat memang, tapi ini... yang terbaik, 'kan?"

"Hongjoong gak perlu tau..."

"Kita gak bikin masalah dengan saling diam lagi. Paham?" San kembali mengguncang tubuh lemahnya, mencoba mendapatkan fokusnya. "Kita kasih tau Hongjoong... dan... d-dan lo berdua juga memang mau pisah untuk 4 tahun, 'kan? Seenggaknya kalian lakuin, sesuai yang memang kalian berdua rencanain. Selebihnya, keadaan pasti sudah membaik 4 tahun ke depan dan... mungkin kasarnya, kalian tinggal ikat diri secara lari. Ngerti, 'kan, maksud gue?"

Seonghwa menggelengkan kepalanya lemah, kalah oleh air matanya.

Dalam perasaan berat, San menambahkan. "Lagian... gue bakal jadi adiknya Hongjoong... j-jadi... gue yang bakal bantu kalian berdua..."

"San..." Seonghwa merintih dalam isakannya. "Lo baru bilang kalau lo juga... ditawari sama Hajoon dan... Ayahnya Winter. Gue... tau, Ayahnya Winter teman bokap lo... t-tapi seharusnya lo ambil yang Hajoon... 'kan? Lo dekat sama dia... 'kan?"

"Emang posisi gue bisa milih, Seonghwa?" Tangan San merosot turun, sampai ke lengan bawah Seonghwa. "Kita berdua loh, yang bikin Hongjoong sengsara sekarang? Memang kita punya pilihan? Gue gak punya... gue sangat ngerasa bersalah tentang ini, dan gue gak akan mengedepankan perasaan gue dulu. Lo... lo juga sebenarnya gak bisa, tapi seenggaknya... Hongjoong harus tau..."

"Huks, San..."

San pun mulai menggenggam kedua tangan Seonghwa, mencoba untuk tak tampak menjatuhkan air matanya lagi. "Seenggaknya penderitaan lo bakal berakhir... dengan terbalasnya lima orang lainnya, selagi... Hongjoong gak harus ngotorin tangannya lagi, 'kan? Yang penting dia tau... gue juga paham ini berat, tapi... setelah lo sampaiin jaminan apa yang bokap Hongjoong bakal kasih ke lo, kayaknya... Hongjoong bakal terima..."

Ketakutan, Seonghwa sampai harus menggenggam tangannya kuat karena gemetaran. "Kalau Hongjoong gak balik gimana, San...?"

"Gue bakal jadi adiknya. Gue bakal pastiin semua itu gak terjadi." San langsung meraih kedua tangan Seonghwa, melepaskannya dari genggaman kuat yang mungkin dapat menyakitinya, lalu menatapnya dari dekat. "Kita berdua cuma orang biasa... kita gak punya power apapun. Ini tawaran bakal menjamin semuanya, dan kita cuma perlu lakuin... dan bilang ke Hongjoong. Gue juga minta maaf karena gak bisa bela lo lebih jauh lagi..."

"San... gue takut banget..." Tangisan Seonghwa menjadi memilukan ketika dirinya tak bisa menahan apapun lagi. "Sakit, San... gue nyesal..."

Karena itu San langsung memeluknya erat, dan menahan kepalanya, sembari menahan tangisnya sendiri. "Makanya lo diem... jangan bertingkah. Gue sama yang lain sayang banget sama lo. Gak ada yang mau lo menderita lagi... jadi tolong, lo jangan bertingkah lagi, Seonghwa..."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang