Octagon 3 - 292 : Bergantung Pada Akar Lapuk Pt. 2

184 29 47
                                    

Itu adalah satu pertemuan yang sangat mengejutkan, di pagi pukul setengah 4 tersebut.

Sebenarnya San dan Seonghwa sudah menahan diri untuk tak keluar dari mobil, sebelum mereka melihat Hongjoong. Namun pihak-pihak itu memaksa, dan mengatakan bahwa Gongyoo yang ingin bertemu, sehingga pada akhirnya, San dan Seonghwa mau untuk dibawa keluar dari tempat tersebut, dengan syarat tak mau dipisahkan.

Jadi mereka dibiarkan, sampai akhirnya dibawa ke satu ruangan yang hanya berisi Gongyoo.

Sedangkan Hongjoong, belum terlihat--belum bisa ditemukan lagi.

Sederhana, sebenarnya.

Gongyoo hanya ingin bertemu, keduanya.

Sayangnya yang Gongyoo katakan, kini membuat San dan Seonghwa, masing-masing berada dalam tekanan. Tekanan yang berbeda, jelas, hanya saja mampu dengan sangat membuat keduanya begitu terluka.

"Bagaimana, Desanrio, dan Seonghwa?" tanya Gongyoo, mencoba mendapatkan jawaban. Dari bagaimana dua sosok itu duduk berdampingan, pada dua buah kursi yang sengaja dibawakan oleh orang-orang milik Gongyoo. Selagi Gonguoo sendiri berdiri, di hadapan mereka, terpaut satu meja. "Saya paham kalian berdua berteman dekat dengan anak saya. Saya sangat menghargai itu. Jikalau Hongjoong hanya seorang remaja biasa, saya bisa memahami. Hanya saja, kalian berdua sudah jauh merugikan Hongjoong. Jadi saya tak punya pilihan, selain kalian berdua bisa berhenti untuk merugikannya."

Seonghwa sampai menutup mulutnya sendiri--antara takut dan malu menghadapnya. "Om... Seonghwa tahu, Seonghwa yang salah... memang bukan Hongjoong yang m-mau di malam itu. Semua karena Seonghwa dan--"

"Saya hanya minta kamu untuk berhenti dengan hidup anak saya. Bagaimana?"

"Maaf, Om Gongyoo..." San mengangkat tangan secara sopan, meminta izin untuk menginterupsi. "Kita kesampingkan dulu masalah mengenai saya, tapi saya tahu, Om lebih mengenal Hongjoong. Namun... coba tanyakan langsung padanya? Di titik dia tahu Om meminta Hongjoong dan Seonghwa berpisah, di sanalah Hongjoong akan... melakukan kekacauan lebih dari ini."

"San..." Seonghwa meliriknya, dengan air mata menggenang di matanya.

Tetapi San bersikeras, menggelengkan kepalanya. "Mungkin Om cuma lihat kami sebagai anak kecil, yang baru menginjak umur 20 tahun, dan perjalanan masih panjang. Tapi... tapi Hongjoong ke Seonghwa itu--"

"Nyatanya anak saya tetap disulitkan."

"Maaf sekali lagi, Om." San memotong cepat, tak terduga sama sekali. Namun San benar-benar tersinggung di sana. "Kata 'disulitkan' itu terlalu kasar, Om. Seonghwa mungkin... memang sedikit memberi hard time pada Hongjoong, tapi keduanya berusaha."

Gongyoo menggelengkan kepalanya, menatap pada Seonghwa. "Lagi pula, kamu sudah bukan tanggung jawab anak saya, di lingkaran dalam itu."

Sontak Seonghwa langsung membulatkan matanya, tak percaya.

Selagi San sendiri ikut terkejut, sampai berdiri dari duduknya. "Apa? Apa maksudnya? Seonghwa itu akan selalu ada di--"

"Seonghwa sudah dipindahkan pada Yunho, anaknya Sungil. Lalu Jongho, teman kecilnya, dipindahkan pada Juyeon."

Sebuah keterkejutan nyata untuk San dan Seonghwa, yang benar-benar tak siap untuk mendengar satu hal tersebut, yang keduanya tak tahu bermula dari kapan. Yang pasti, San tampak takut, sedangkan Seonghwa begitu terluka sampai memalingkan wajahnya, menahan sekuat tenaga untuk tak menangis sama sekali.

"Begini saja, Seonghwa." Gongyoo berucap kembali sembari memasukkan kedua tangan ke dalam saku celananya. "Saya benar-benar tak bermaksud ikut campur dengan percintaan anak saya, tapi sejauh yang saya ketahui, anak saya malah menderita bersama kamu. Anak saya membunuh, padahal saya tak pernah mengharapkan ia membunuh. Anak saya--"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang