Octagon 3 - 217 : Kengerian Sebuah Rahasia Pt. 3

205 31 37
                                    

Sambil agak menggigit kepalan tangannya, Hongjoong duduk diam di dalam ruangan bar, di Fever Motel tersebut. Bersama dengan Nicholas dan Hajoon, yang kebetulan terus menemaninya—melihat daftar nama dari yang Hongjoong tuliskan di iPad tersebut.

Hongjoong yakin, tak ada kesalahan.

Bagaimana pun juga, alasannya meminta tiga nama per orang, untuk sistem perbudakan yang dirinya tawarkan pada pemilihnya, adalah untuk menghindari hal seperti ini, bukan?

Dalam diam, Nicholas yang duduk menghadapnya terus memperhatikan.

Sedangkan Hajoon, di posisinya berdiri, menggelengkan kepalanya perlahan. "Lagipula, putri pejabat itu tidak berkuliah di Universitas Bakti Bangsa. Kita lihat beritanya—walau kita tak tahu namanya, tapi tadi tertulis bahwa pihak yang melapor baru saja lulus SMA tahun ini dan memang fans berat dari The Overload. Dikatakan bahwa Rastafara memanfaatkan ketenaran untuk menidurinya."

"Kalau begitu orang yang kamu tiduri dalam sembilan bulan terakhir." Nicholas menaruh iPad tersebut di atas meja, dan membuka slide kosong berikutnya, untuk lelaki itu menulis. "Seluruhnya, saya tak mau tahu."

Namun Hongjoong agak mengatupkan bibir, berbisik pelan. "Selain mereka di UBB, hanya sekali setelah kompetisi Wonderock. Lalu beberapa kali dengan fans, memang, tapi kami menggunakan pengaman dan—"

"Siapa kami?" tanya Nicholas memotong.

Berat hati Hongjoong menjawab, "saya dan Cakrananda."

"Saat kompetisi Wonderock, apa kamu tahu—"

"Maaf, Keegan." Hajoon memotong dengan hormat. "Tetapi Wonderock terjadi delapan bulan lalu, seminggu sebelum konser. Di sini tampaknya bukan kehamilan besar karena pihak pelapor baru lulus SMA, dan kelulusan baru dua bulan lalu."

Setidaknya Hongjoong bisa bernapas lega—bukan perempuan yang disetubuhinya di toilet, karena, ya, sial, dirinya tak menggunakan pengaman sama sekali.

"Di sisi lain, saya yakin Rastafara benar di-kambing hitamkan." Hajoon kembali berucap, yang membuat Nicholas menahan diri sejenak. "Bukan karena Rastafara pernah tidur dengan pihak pelapor, namun, semua palsu. Kita bisa melakukan serangkaian tes. Juga, kita bisa melaporkan bahwa ini semua pencemaran nama baik."

"Permasalahannya, apakah semua itu bisa dilakukan dalam kurun waktu beberapa jam, sebelum pukul 7 malam nanti?" tanya Nicholas, yang membuatnya menepuk meja, dan menatap Hongjoong kembali. "Ini mengapa kita memiliki budak—di masa-masa seperti ini, untuk kamu, pentingnya menjaga hormon kamu terhadap orang lain. Sekiranya kamu melakukan, gunakan budak—"

"Maaf, Keegan." Hajoon memotong lagi, sebelum menunjuk ke arah Hongjoong yang hanya diam, secara sopan, tetapi tatapan padanya. "Mari kita sampaikan pada publik untuk tak langsung percaya, dan meminta Rastafara dipertemukan dengan pihak terkait. Ada baiknya kita tak menunjukkan ketakutan, sama sekali. Saya yakin, ini semua hanya jebakan."

Saat itu, sesegera mungkin, Nicholas berdiri dan mengambil kembali iPad sebelum menguncinya. Nicholas menatap sekilas, lalu berucap pada Hajoon. "Saya akan hubungi pihak lain."

"Kantata?" Hongjoong bertanya pelan.

Berhasil langsung menarik perhatian Nicholas dan Hajoon.

Sedikit berat, tapi Hongjoong mengatakannya. "Bagaimana pun juga, Kantata sudah... banyak membantu saya, dan sampai sekarang masih akan membantu saya. Mungkin bayarannya berat, memang. Tetapi jika bisa membantu dalam waktu yang hanya setipis angin ini, bukankah alangkah baiknya, kita coba?"

Hajoon terlihat tak setuju, juga Nicholas.

Sebenarnya Hongjoong juga kesulitan.

Hanya saja... pilihan apa yang dimilikinya?

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang