Octagon 3 - 321 : Teruk Pt. 1

246 29 55
                                    

"Jongho..."

Wooyoung menatap datar, ketika Jongho, lagi dan lagi merekamnya yang mencoba untuk menari sembari menghadap cermin, di Young's Street Studio miliknya. Sejak siang mereka belum kembali, hanya sedikit keluar untuk makan siang saja. Sehingga sekarang, keduanya masih bersenang-senang dan menghabiskan waktu bersama.

Sudah lama tak tertawa, ya?

Segera Wooyoung mendekat ke arah Jongho yang duduk bersila, sembari terkekeh berusaha menjauhkan ponselnya. "Mana, mau lihat videonya."

"Kok?" balas Jongho. "Bagus, Kak. Keren. Asal jangan terlalu bersemangat, takut kakinya kenapa-kenapa, nanti gue yang kena marah Kak San."

Wooyoung mengerucutkan bibir, lalu mendudukkan diri di hadapannya. "Mana, mau lihat."

"Upload di Instagram, ya?" goda Jongho kembali.

Lupa bahwa ia lebih tua, Wooyoung tetap merengek di hadapan Jongho. "Aaa~ lihat dulu. Jelek gak? Beneran gak pakai effort soalnya."

"Takut banget." Jongho pura-pura bergidik. "Gak pakai effort tapi bisa bagus, wah~"

"Jongho~" rengek Wooyoung kembali.

Bersamaan dengan itu, pesan masuk pada nomornya. Jongho terkekeh sebelum menunjukkan layar sekilas, memberitahunya. "Bentar, bentar, ada chat masuk."

Wooyoung mendengus, melipat kedua lenganya depan dada.

Selagi Jongho mulai tersenyum, membaca pesan tersebut.

Baejin

lo kosongin waktu tanggal 1 juli!!
produser gue mau lihat lo!!
gak perlu audisi yang penting lo langsung nunjukin yang lo punya woooy!!

Sedikit menyadari, Wooyoung pun bertanya padanya. "Senyum-senyum nih, dari Nagyung, ya?"

"Bukan." jawab Jongho sembari mengetik balasannya.

Wooyoung kembali cemberut, tetapi berucap, "langgeng ya, sama Nagyung. Jadi nanti lo bisa jadi adik Hongjoong beneran, ya?"

Sayangnya ucapan tersebut malah membuat Jongho kehilangan senyumannya.

Tetapi Wooyoung tak sadar karena saat itu tengah berdiri dan mengamati sekitarnya. Wooyoung kemudian menghampiri satu-satunya dinding yang tak ditempel cermin, menyentuh pelan, dan kemudian berucap. "Nanti gue mau izin San, apa boleh gue taruh semacam hiasan dinding dengan tanggal ulang tahun Yeonjun? Seenggaknya, gue mau hargai dia..."

Barulah di sana, Jongho mengangkat wajah, sembari mendengar kalimat selanjutnya dari yang Wooyoung katakan.

"Walau gue yakin, San pasti gak keberatan, karena gimana pun juga... kita yang bersalah atas kematiannya..."

.

.

.

Tak bisa menahan senyumannya, San cukup tersentuh melihat bagaimana Hajoon menaruh beberapa potong daging di hadapannya, diantara kegiatan memanggangnya. Hajoon melakukannya setelah melarang San melakukannya, sembari sesekali juga meminta pelayan untuk membawakan tambahan-tambahan yang mereka butuhkan.

Sampai ketika Hajoon mengambil satu untuknya sendiri dan hendak memakan, ia sedikit mengernyit dengan bagaimana San menatap.

Namun di sana San hanya mengambil sumpitnya sendiri, lalu mengambil suapan. "Ini enak, makasih."

Tak disangka, Hajoon sedikit tersenyum juga.

San memakan dagingnya sembari memperhatikan Hajoon, untuk beberapa detik, sampai kemudian ia berucap pelan. "Nanti... nanti San bakal minta maaf ke Hongjoong dan yang lain. Tapi nanti... San gak bisa sekarang."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang