Octagon 3 - 298 : Bergantung Pada Akar Lapuk Pt. 8

174 25 25
                                    

"Ini...?"

Hongjoong menatap diam, dengan bagaimana dirinya diberikan sebuah jas lengkap dalam balutan plastik pakaian, ketika ia dipanggil dari pintu, di ruangan yang sama dari dirinya bersama San dan Seonghwa di hari itu. Hongjoong menatap salah satu dari orang-orang sang Ayah, sebelum menarik napas panjang, paham akan artinya.

"Jadi benar... sidang itu akan ada, hari ini?"

"Ya, Tuan." Sosok bertubuh tinggi itu menjawab, tersenyum padanya. "Semua di lantai 5 bersih adanya. Anda bisa menggunakan kamar mandi atau toilet sebelumnya, untuk membersihkan diri."

Hongjoong menahan napasnya sejenak, lalu mendesahkannya. "Bukan itu... saya memikirka dua teman saya..."

"Mereka akan dikawal untuk pulang, sebentar lagi. Bersamaan dengan kita berangkat." Lelaki itu menjawab. "Kebetulan semua urusan sudah mencapai hasil. Pukul 2 siang sidang akan dilaksanakan, dan waktu untuk pihak penuntut hanya tersisa sekitar dua jam lagi, sebelum pukul 12 siang."

Dalam lelahnya, Hongjoong mengangguk. "Lalu bagaimana keadaan di luar?"

"Sekarang terhitung pukul 10 pagi, saya memang diminta untuk memberikan kabar juga." Sosok itu kemudian memberikan Hongjoong sebuah iPad yang sudah disiapkan pada satu halaman tertentu. Hongjoong tak tahu, tapi pasti berkaitan dengan apapun yang Gongyoo lakukan setelah meninggalkannya. Di sana Hongjoong melihatnya, sebelum terkejut dan mencoba untuk menampar dirinya sendiri, untuk membedakan antara mimpi dan realita, tapi begitulah adanya. "Oh... Tuhan... kapan Ayah lakukan ini?"

"Perintah diberikan sejak pukul 6 pagi tadi, dan sekarang kami sudah memiliki hasilnya." Laki-laki itu meminta iPad-nya kembali, dan Hongjoong dengan berat hati memberikannya. "Tuan Nakula Prananto mengatakan, ini sebagai bayaran di awal."

Hongjoong sampai tak bisa berkata-kata.

Selagi laki-laki itu mengangguk, memahami perasaannya. "Di sisi lain, ini sebagai blokir dari Tuan Muda untuk lingkaran dalam, agar Anda bisa--"

"Ya, cut it." Hongjoong tak ingin mendengar lagi, sebelum mengangkat jasnya kemudian. "Saya akan mengganti pakaian, dan bisakah kalian bawakan makanan lain, untuk teman-teman saya? Yang lebih praktis untuk mengganjal perut. Mungkin onigiri, sandwich, atau semacamnya. Tampaknya mereka tak menikmati makanan sebelumnya."

"Untuk Anda sendiri?"

Hongjoong menggelengkan kepala, sebelum menarik napasnya perlahan. "Cukup susu stroberi saja. Merk Wave."

"Ada lagi?"

"Um..." Hongjoong memikirkan sejenak, lalu tersadar. "Charger. Type C. Tiga kalau bisa."

Hal itu dijawab oleh anggukan dari sosok tersebut, sebelum pamit untuk undur diri. Sehingga di sana, Hongjoong kembali menutup pintu tersebut, untuk berbalik dan menghampiri Seonghwa juga San yang masih berada di sofa.

San menunggu sembari memainkan jemarinya sendiri, selagi Seonghwa dengan mata terpejam, tapi tak terlelap.

Dengan itu Hongjoong berdiri sampai ke hadapannya.

Belum mengatakan apapun, sembari memeluk jasnya sendiri.

Seonghwa pun mulai membuka matanya, dan berucap pelan, menepuk sisi di sampingnya. "Tidur dulu, Hongjoong... 20 menit aja. Kamu butuh."

"I can't." Hongjoong tersenyum tipis, lalu mengangguk kecil, seolah menerima jalannya takdir, yang sebenarnya tengah ditentukan oleh Gongyoo. "Ayahku serius ternyata. Baru saja... lima orang itu ditangkap polisi, untuk tuduhan beragam... entah fakta atau fitnah Ayahku, tapi... Ayah benar lakuin itu--"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang