Octagon 3 - 303 : Getir Pt. 3

189 25 26
                                    

Melihat bagaimana Hongjoong langsung melesat, menuju seseorang ketika pintu samping dari mereka keluar itu keluar, Gongyoo yang tengah bicara dengan salah satu asistennya langsung memanggil adanya. Namun Hongjoong di sana terus berjalan maju, menuju dua orang yang juga langsung dilindungi, dengan bermaksud pada satu orang itu.

Hongjoong merasa tak bisa tahan lagi.

Sehingga ketika mendekat, dari dua orang yang baru keluar dari ruang persidangan tersebut, ia langsung menarik bahunya, dengan tatapan marah, terluka, terbebani dan berkumpulnya perasaan yang sangat berantakan.

Sedangkan Hyunjae, yang ditarik, menelan ludahnya sembari menatapnya dengan mata memerah, sebelum perlahan mulai tersenyum padanya. "Selesai..."

"Selesai apa?" tanya Hongjoong tak terima, sebelum melirik pada Chahid yang memalingkan wajah, lalu pada Hyunjae kembali. "Rencana kita gak kayak gini, Jae? Kenapa lo bikin bokap lo masuk penjara?"

"Gue--"

Hongjoong langsung menarik lengannya merapat, untuk berbisik dengan suara tertahan. "Bokap gue bisa beli semuanya, Jae... lo pikir persidangan mendadak ini bisa datang karena siapa? Lo pikir bokap lo gak di konfrontasi dulu sama bokap gue? Ngapain lo harus improvisasi. Jae?"

"Hongjoong, gue cuma--"

"Lo gila..." Hongjoong mengerang frustasi, mendengarnya.

Dari pihak Hongjoong dan pihak Hyunjae mencoba menarik, dengan tanpa gerakan keras memaksa.

Selagi Hyunjae terkekeh kecil karenanya. "Bokap udah ngakuin salah. Lo udah ngakuin salah. Gue sebagai korban gak masalah. Layla sebagai--"

"Anjing, Jae..." Tak bohong, Hongjoong bisa menangis karena terlalu stress di titik itu juga. "Jae, lo jahat banget sama gue, Jae..."

Hyunjae tersenyum kembali, sebelum meninggalkan Hongjoong dengan berat hati, ketika ia membiarkan para orang-orangnya membawa pergi. Selagi Chahid pun dibawa untuk pergi, bersama dengan pihak-pihak dari sana dan juga polisi, untuk dihukum secara sembunyi. Walau begitu, Hyunjae memang diberikan waktu untuk bersama dengan Ayahnya sendiri.

Kekuasaan benar-benar bisa membalikan keadaan.

Rasanya... justru darah dari Hongjoong yang merupakan pengkhianat Negara, tapi ternyata, masih berkuasa adanya. Hongjoong tak tahan. Dadanya sesak, lehernya nyeri. Hongjoong melihat bagaimana Hyunjae, Chahid dan orang-orang itu berlalu dari hadapannya, meninggalkannya di tempat.

Di posisinya, Gongyoo hanya memperhatikan dalam diam, sembari mendengarkan apa yang harus dilakukan selanjutnya, dari jadwal yang diberika asisten, karena terganggu akan adanya masalah ini.

Tak sadar, bahwa dari arah belakang, Layla yang telah menunggu perlahan mendekat untuk mencapai Hongjoong, secara hati-hati.

"Ketua Kelas..."

Panggilan itu tipis.

Hongjoong menoleh, untuk melihat Layla tersenyum padanya.

"Hei... Hongjoong." Layla berucap lagi, sembari mulai tersenyum pelan. "Apa... kabar?"

Hongjoong bingung bagaimana caranya bersikap ramah, batinnya tersiksa. Walau begitu, ia mencoba. "Kabar kamu seharusnya... Layla. Siapa yang hubungi kamu?"

"Aku baik dan... uhm, Eunwoo." jawab Layla secara pelan. "Kebetulan aku udah gak tinggal di Kolenmijn, somewhere di Vaste Barat... jadi lebih dekat ke sini."

"Eunwoo..." Hongjoong agak berdecih, kecurigaannya dibenarkan, membuatnya mengangguk pelan. "Ini mengejutkan... tapi kenapa kamu mau bicara atas namaku?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang