Octagon 3 - 352 : Nanah Pt. 2

261 31 35
                                    

"Untung hanya 5 jahitan, astaga... Nak, Ibu harus bilang apa ke Ayah kamu? Kalau Ayah kamu tahu bagaimana? Beruntung hanya Ibu di rumah, walau Ibu juga baru pulang jam 8 malam tadi. Astaga, Nak... dia kakak kamu? Sudah Ibu bilang, sayang, jangan pernah kecewakan Ayah kamu. Kamu tidak tahu sesayang apa Ayah kamu pada kalian berdua? Kalian bahkan tidak berbagi darah dengan Sungil, tapi--astaga... bisa bicarakan baik-baik."

Samar-samar, dari bagaimana Hyekyo yang baru sampai pukul setengah enam pagi tersebut, setelah pergi ke rumah sakit untuk membawa Junhong, di mana ke-empat temannya juga memilih untuk pulang. Dijemput manajer mereka, dan satu orang lainnya, untuk mengemudikan dua mobil, karena terlalu mabuk.

Yeosang ada di kamar tamu, rumah utama, dirawat oleh para pelayan di sana. Bagaimana pun juga, Hyekyo yang tahu persis bahwa Yeosang adalah anak dari teman baik suaminya, tentu akan membantunya.

Selagi Taeyang diminta pulang oleh Juyeon--yang masih bisa berpikir--sembari meminta maaf karena keadaan tak kondusif, tak bisa membuat mereka melakukan apapun. Sedangkan dirinya sekarang, duduk di anak tangga depan rumah--berjumlah 12 dan berukuran kecil--bersama dengan Hongjoong. Juyeon duduk di paling atas, sedangkan Hongjoong dua anak tangga di bawah darinya, yang memperhatikan bagaimana Yunho tengah dimarahi Hyekyo, Ibunya, di depan mobil.

Tak ada pembelaan dari Yunho, yang seolah menerima, sekaligus tak peduli.

Sampai kemudian Hyekyo menarik napasnya panjang, lalu beralih ke arah Hongjoong dan Juyeon. Segera kedua orang itu berdiri seiringan langkahnya mendekat, di mana Hyekyo kemudian tersenyum, sekilas pada Juyeon, sebelum menaiki anak tangga untuk Hongjoong.

"Hongjoong, boleh Tante bicara sebentar?"

Hongjoong mengangguk, naik ke bagias teras rumah, di mana Hyekyo sendiri menyentuh pinggangnya secara hati-hati dari belakang.

Saat itu, Juyeon langsung turun dengan cepat dari tangga dan menghampiri Yunho, untuk bertanya akan keadaannya.

Walau Yunho hanya mendesahkan napasnya, lalu menggeleng pelan. "Marah gue kayaknya lebih ke fakta kalau ternyata kakak gue tau... Yeosang pernah tidur sama gue, dan dia nganggap Yeosang memang murahan... karena punya pacar. Gue cuma gak bisa bayangin aja marahnya Hongjoong... pasti sakit banget."

"Ya." Juyeon menyetujui sembari melirik sekilas pada Hongjoong yang tengah mendengarkan bagaimana Hyekyo bicara padanya. "Normalnya sih, gue harusnya kena pukul dari Hongjoong, waktu berhasil nyelamatin Yeosang dari dia. Cuma..."

"Gak mungkin juga Hongjoong nidurin Yeosang, Juy. Cuma gertakan." Yunho menunduk, merasa terlalu lelah. "I can't even stand it... suara kekecewaan dia, dan... kekecewaan dari gue juga. Gue ngerasa... kacau banget, gak bisa mikir sama sekali untuk sekarang."

Juyeon mengangguk, sembari teralih lagi pada Hongjoong yang telah selesai dengan Hyekyo dan tengah berjalan mendekat ke arah keduanya. "Gue aja sakit, yang bukan siapa-siapa, apalagi lo berdua... ya?"

"Entah..."

Bersamaan, Hongjoong tiba di hadapan mereka, lalu mengedik. "Yun, lo gak perlu nyetir. Kita berangkat pakai mobil gue aja, lo lagi kacau buat nyetir."

"Siapa yang nyetir tadi?" Juyeon yang memastikan, pada satu mobil mewah yang membawa Hongjoong.

"Shownu." Hongjoong menjawab tanpa berpikir, untuk Juyeon--yang agak terkejut--tetapi tatapannya terfokus pada Yunho. Di detik yang sama, Hyekyo mulai masuk ke dalam rumah besar nan mewahnya tersebut. "Jadwal kita jam 10 pagi. Kita tidur aja di Checkmate. Coba buat gak pikirin ini."

"Lo yang lebih terbeban sama ini, 'kan?" Yunho mulai buka suara, setelah sejak tadi tidak.

Sedangkan Hongjoong berbelok, untuk mendahului mereka menuju mobil di mana Shownu langsung keluar, untuk membukakan pintu untuknya--di bagian depan samping kemudi, karena dia memilihnya. "Gue bakal mulai tinggal di rumah baru gue mulai malam ini. Just, jauhin Yeosang dari depan gue. Gak sudi gue lihat muka dia."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang