Octagon 3 - 353 : Nanah Pt. 3

300 24 22
                                    

"S-Sansan... arnghh..."

RIntihan tipis dengan suara serak dari Wooyoung terlepas, di posisinya telungkuk, ketika dirinya yang baru saja mencapai pelepasannya, merasakan bagaimana San mengisi rektumnya dengan air maninya sendiri. Wooyoung meremas seprai, merasa lega, pun nikmat dari hangatnya cairan kental yang memenuhinya, sembari masih berada di ujung kantuknya. 

Sedangkan San di balik tubuhnya, setelah menggeram rendah, dengan suara agak serak juga khas bangun tidur, kemudian melepas diri. San langsung membaringkan tubuhnya di samping Wooyoung, di atas kasur kamarnya tersebut, sembari membuka satu lengan, menerima pelukan.

Tetapi Wooyoung masih tak bergerak, hanya terengah.

Sehingga San yang menariknya, sebelum kemudian memejamkan mata lagi sembari menggesek pipinya pada kepala sosok tersebut.

Wooyoung memperhatikannya perlahan, mengeratkan pelukan, untuk mengusap dadanya yang tak terbalut apapun, telanjang sempurna. Sedangkan Wooyoung, masih dengan pakaian teratasnya, tetapi San melucutinya sekitar belasan menit yang lalu, lantaran morning wood menyiksanya, dan menginginkannya untuk meniduri Wooyoung.

Sebenarnya tak ada sedikit pun Wooyoung keberatan.

Hanya... merasa ini tak benar-benar baik saja, disaat teman-temannya tak ada yang bisa bahagia untuk saat ini.

San, yang masih memejamkan mata, mencium kepala Wooyoung sekilas. "Kenapa?"

"Gak apa." Wooyoung memainka jemarinya pada dada San. 

"Eh?" San tersadar sesuatu, membuka matanya, walau masih agak rapat. Bagaimana pun juga, seks mereka tadi dilakukan secara mengantuk. Hanya ingin melampiaskan saja, mengeluarkan segala beban yang terasa. "Kamu marah karena aku ganggu tidur kamu tadi?"

Wooyoung terkekeh, memukul dadanya pelan. "Lagipula kamu juga udah izin tadi, sambil bisik-bisik. Di sisi lain, kalau memang lagi mau dan aku lagi tidur... y-ya lakuin aja."

Sontak San mengangkat wajah, untuk tersenyum menggodanya. "Wah, nakal nih~"

"Sama pacar sendiri?!" Wooyoung yang malu langsung memerah. Kali ini bukan hanya menepuk, tapi menampar dada San keras. "Yang penting kamu gak nampar aku kayak waktu itu, di luar konteks seksual!"

Teringat akan hal tersebut, San sadar sepenuhnya. Segera San mengeratkan pelukan, dan menciumi wajah Wooyoung berulang kali--terlebih di pipinya. "Sayang, my Pumpkin, my little orange, I'm so sorry... masih sakit? Masih sakit kerasa?"

Tersipu, untuk menyembunyikanya, Wooyoung mencoba berontak. "San! San--ah! Berhenti! Ayo, bangun! Udah jam 9! Aku opening jam 10 d-dan ada yang udah booking jam 11 dan aku setujuin! SAN!!"

"Eh, benar." San menghentikan kekehan dan yang dilakukannya, saat tersadar. San segera menoleh, untuk meraih ponselnya yang tengah diisi daya, dan melepasnya dari charger kemudian. "Jam 9... belum ada kabar dari Seonghwa, juga..."

...Hajoon.

Belum ada.

San mencoba mengecek semua notifikasi, tetapi belum ada.

Dalam kegundahan, San membuka ruang obrolannya dengan Hongjoong, dan masih belum ada apapun.

Saat itu, Wooyoung pun mendudukkan dirinya perlahan.

Tak lama, San langsung mengikutinya, sembari terfokus pada layar ponselnya. "Kalau memang belum ada yang ngehubungi, kita bisa urus banyak hal. Mungkin sampai jam makan siang? Yang pasti, opening kamu bisa aku temani, Pumpkin--I mean, ya, aku juga mau pastinya."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang