Up tiap hari Senin
.
Dia adalah anak sulung perdana menteri, tetapi ditukar saat lahir untuk menjauhkannya dari kota. Ketika dia akhirnya kembali ke keluarganya, dia mendapati dirinya dilibatkan dalam skema pergolakan dalam keluarganya. Dia hanya in...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tentu saja aku tahu segalanya tidak akan berakhir semudah itu. Itu semua karena seseorang begitu menarik." Qin Yining memeluk bahunya dan memandang Pang Xiao dengan pasrah. "Aku hanya duduk di rumah dan tidak menyinggung siapa pun ketika bencana turun dari langit dan jatuh ke pangkuanku. Aku mendapatkan dua musuh yang berencana mengejarku tanpa alasan sama sekali, dan status mereka juga tidak rendah!"
Pang Xiao menggaruk hidungnya dengan jarinya, tersenyum melihat godaannya. "Aku akan berpura-pura kau cemburu."
"Aku cemburu," jawab gadis itu dengan serius.
Hati sang pangeran bergetar ketika dia bertemu dengan mata jernihnya. Dia bersungguh-sungguh dengan kata-katanya!
"Kupikir kau..."
"kaupikir aku apa? aku tidak cemburu?" Qin Yining sangat terkejut. Seseorang secerdas Pang Xiao akan mengira dia tidak memiliki rasa iri di tubuhnya? "Apakah aku benar-benar murah hati di matamu?"
Pang Xiao menggelengkan kepalanya dan memeluknya, mengusap bagian atas kepalanya dengan dagunya. Dia menghela nafas. "Itu adalah kelalaianku. Kau selalu bisa diandalkan dan dewasa, cerdas, dan tajam sehingga aku selalu berpikir kau tidak keberatan dengan apa pun yang kau temui. Tapi aku lupa kalau kau juga perempuan. Itu salahku."
Dia benar-benar bodoh! Tidak peduli seberapa kuat kekasihnya, pada akhirnya dia hanyalah seorang gadis berusia enam belas tahun. Bagaimana dia bisa begitu linglung hingga mengabaikan perasaannya? Dia menganggap remeh kedewasaan dan kesabarannya!
Apa perbedaannya, antara dia dan mereka yang hanya peduli memanfaatkan Qin Yining?
Merasakan semangat rendah suaminya, nona keempat Qin mengangkat kepalanya sambil tersenyum dan mencium dagunya. "Salah apa? Aku mungkin perempuan, tapi aku tidak lebih lemah dari orang lain. Lihatlah dirimu, seorang pria dan sangat mengkhawatirkannya. Kau tidak berpikiran terbuka sepertiku!"
Pang Xiao tidak tahu harus tertawa atau menangis. "Aku, tidak berpikiran terbuka? Aku hanya peduli padamu."
Hembusan udara hangat di telinganya menyebabkan Qin Yining dengan cepat menggeser tubuhnya. Dia mendorong bahunya. "Mari kita ngobrol sebentar lagi. Aku tidak ingin orang lain memikirkan hal-hal yang sembarangan dan liar."
"Aku tahu." Pang Xiao tersenyum. "Aku akan menyelinap untuk menemuimu di masa depan. Namun kau memiliki beberapa ahli di sisimu, jadi tidak akan mudah untuk melompati jendelamu tanpa suara sekarang. Bukankah pengawalmu akan berpikiran liar jika mereka mengetahuinya?"
Wajah memerah karena bercanda, Qin Yining mendengus pelan. "Ayahku memberikannya kepadaku untuk menjagaku darimu."
"Apakah ayah mertua masih memikirkan kejadian terakhir kali?" Pangeran menyindir.
Nona keempat Qin menatap tajam ke arahnya, kesal setiap kali dia memikirkan bagaimana Pang Xiao dengan sengaja membiarkan ayahnya melihat bayangannya. Dia mendorong bahunya. "Ayo, pergilah. Kembalilah dan rawat lukamu."
