terserah

962 152 27
                                    

"kayak ada yang manggil deh" gumam becky, menghentikan langkahnya lalu melihat sekeliling.

becky mengerutkan keningnya saat tidak melihat siapa yang memanggilnya, yang dia lihat hanya beberapa murid yang sedang berjalan di lorong.

"salah denger kah?" gumamnya, baru ingin melanjutkan langkahnya dia kembali mendengar seseorang memanggil namanya lagi, kali ini lebih jelas.

"siapa dah?" gumamnya melihat laki-laki berlari ke arahnya, namun dia sama sekali tidak mengenalnya.

"becky ya?" ucap laki-laki itu

becky mengangguk, kemudian dia memperhatikan laki-laki itu dari atas sampai bawah, pake kacamata, bawa buku, baju rapih, dia siapa? pikirnya.

"kenapa ya?" ucap becky

"anu itu, em" ucap laki-laki itu

becky mengerutkan keningnya saat melihat orang yang ada di depannya seperti gugup, dan nampak ragu berbicara padanya.

"anu apa?" ucap becky

"danu?" gumam becky membaca name tag laki-laki itu, terasa asing, baru kali ini ada laki-laki modelan murid rajin menghampirinya.

biasanya dia menemukan murid seperti ini hanya di perpustakaan, mereka jarang berbaur seperti murid-murid lain, dan murid seperti ini rawan mendapatkan perundungan, anak-anak lain bilangnya kutu buku.

"kamu bener becky kan?" ucap danu

"iya, kenapa?" ucap becky

"em itu, kamu di suruh ke perpustakaan" ucap danu

"di suruh siapa?" ucap becky

"guru" ucap danu

"pak fikran" ucapnya lagi, ingat dia harus mengatakan ini.

"beneran?" ucap becky

"iya, penting katanya, ayo aku anter" ucap danu

"yaudah" ucap becky mengangguk

kemudian keduanya langsung beranjak menuju perpus, setelah sampai danu membiarkan becky masuk terlebih dahulu.

becky melihat ke segala arah perpus, biasanya jika jam istirahat seperti ini banyak anak-anak seperti danu ataupun anak-anak lain yang sedang membaca atau mencari buku, namun kali ini nampak sepi.

"pak fikranya mana?" ucap becky melihat danu

danu terdiam, bingung harus mengatakan apa.

"maaf" ucapnya pelan sambil melihat becky

"maaf apa?" ucap becky mengerutkan keningnya, bingung danu tiba-tiba meminta maaf padanya.

becky memperhatikan danu, dia semakin bingung saat melihat laki-laki itu benar-benar nampak ragu, dan tangannya terus meremas pinggiran celananya.

"kena--" ucapan becky terhenti oleh suara seseorang, sontak membuat dia langsung melihat ke arah sumber suaranya.

becky mengerutkan keningnya saat melihat siapa pemilik suara itu, iya, devira dan teman-temannya berjalan menghampirinya.

"annyeong becky" ucap devira dengan senyumnya, melambaikan tangan.

"lu cepet banget kerjanya dah" ucap alek merangkul danu

"belum sampe 15 menit gua suruh lu buat bawa becky ke perpus, tapi sekarang lu udah di sini aja" ucapnya lagi

"danu keren" ucap jodi, tangannya menpar-nampar pipi danu diiringi dengan tawa kecilnya.

danu memejamkan matanya mendapatkan perlakuan itu, demi Tuhan dia tidak mau membawa becky ke perpus, namun dia tidak punya pilihan lain, jika dia tidak membawa becky ke perpus nantinya dia yang jadi bulan-bulanan devira dan teman-temannya.

Second choice.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang