"Aku suka hal yang ga baik" ucapnya menatap pacarnya, tanpa kavi katakan lebih jelas dia paham apa maksud hal tidak baik itu.
"beneran?" ucap kavi
"hm" gumam nara mengangguk kecil
Kavi tersenyum tipis, tanpa ba-bi-bu dia langsung mencium bibir pacarnya.
Nara? dia reflek mengalungkan lengannya di leher Kavi, membalas ciumannya saat laki-laki itu mulai melumat bibirnya.
Keduanya tersenyum dalam ciuman itu, ini pertama kalinya bagi mereka
Ciuman pada umumnya, ga perlu di jelasin pasti udah pada tau yakan.
Perlahan kavi melepaskan ciumannya, menatap dan mengusap bibir nara dengan senyumnya.
Begitupun nara, dia tersenyum manis melihat laki-laki di hadapannya, apalagi teringat apa yang baru saja mereka lakukan.
"love you" ucapnya
"love you more" ucap kavi dengan senyumnya, mengecup bibir pacarnya lagi. berkali-kali.
Nara? dia tersenyum mendapatkan kecupan bertubi-tubi, setelahnya dia menangkup wajah pacarnya dan menguyel-nguyel pipi laki-laki itu.
"jelek" ucapnya, mencubit hidung pacarnya.
"cakep aku mah, buktinya kamu aja mau sama aku. Yakan?" ucap kavi
"ck" decak nara tersenyum
"jadi kenapa?" ucapnya
"kenapa apa?" ucap kavi
"Akhir-akhir ini kamu beda banget, kenapa? tadi katanya kamu punya alesan" ucap nara
"oh itu" ucap kavi
"iya, buruan cerita kenapa?" ucap nara
"mau tau?" ucap kavi, di angguki pacarnya.
"mau tau aja apa mau tau banget?" ucapnya lagi
"gausah nyebelin ih" ucap nara
"ck, iya-iya oke" ucap kavi tersenyum, bingung harus bagaimana memberitahunya. Pasalnya akhir-akhir ini dia selalu terpikir hal tidak baik seperti tadi jika melihat pacarnya ini, itu kenapa dia menjadi sedikit menjaga jarak, dan tidak terlalu sering menemui perempuannya ini.
"aku jujur aja nih ya?" ucapnya, di angguki nara.
"Aku tuh bukan udah bosen sama kamu. Tapi aku gabisa ketemu kamu gara-gara ini" ucapnya lagi, mengusap bibir pacarnya.
"bibir aku? kenapa bibir aku?" ucap nara
"Akhir-akhir ini tuh aku terus-terusan kepikiran hal yang gabaik kayak tadi terus tiap ketemu kamu. Makanya aku lebih milih ga terlalu sering nemuin kamu dulu" ucap kavi
"karena itu doang?" ucap nara
"iya" ucap kavi
"Yang kayak gitu bukannya bukan hal yang aneh lagi ya kalau pacaran? setau aku gitu" ucap nara
"Ya gatau, cuma aku takut kamu ga suka, takut bikin kamu ga nyaman juga" ucap kavi
Nara tertawa kecil mendengarnya, pacarnya ini memang tipe anak baik, bisa-bisanya kavi lebih memilih tidak menemuinya hanya karena hal itu. Padahal kan kalau mau cium tinggal langsung cium aja ya, toh mereka pacaran.
"kok ketawa?" ucap kavi
"lucu aja, lucu kamu tuh" ucap nara, mencubit gemes pipi pacarnya.
Kavi? dia hanya tersenyum saja.
"Tolong ambilin dong" ucap nara, menunjuk minuman yang di bawa pacarnya.
"nyuruh?" ucap kavi dengan senyumnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Second choice.
Roman pour AdolescentsPerjalanan panjang bersama teman kecil. Bagaimana jika tuhan menganugerahkan rasa cinta yang begitu hebat padamu, namun cintamu itu tertuju pada sahabat kecil mu sendiri. akan kah cinta itu berakhir bahagia? atau sebaliknya?. Baca aja, seru katanya...