Chapter 64 Part 2

30 3 0
                                    

Chapter 64 Part 2 — Returning to the Residence
————————————————————

Di kuil, patung Buddha emas menjulang tinggi menghadap ke arah orang-orang yang berdoa.

Di depan tikar rumput, Shen Miao berlutut ke lantai sambil memegang dupa, tapi tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan.

Dari pagi sampai sekarang, dia telah berlutut di sini selama beberapa Shichen (1 shichen = 2 jam)

"Nona Muda, lebih baik bangun dan istirahat." Jing Zhe menenangkan, "Tidak ada gunanya melukai tubuh dengan terlalu banyak berlutut. Buddha pasti telah melihat ketulusanmu dan permintaan Nona pasti akan dikabulkan."

Permintaan dikabulkan? Shen Miao mendengar kata-kata itu dan senyum pahit muncul di bibirnya. Permintaannya sudah lama tidak bisa dikabulkan. Sekarang karena dia diberi kesempatan untuk membuat perubahan dari kesalahan yang dibuat di masa lalu, tapi mereka yang meninggal dalam kehidupan sebelumnya tidak akan bisa kembali lagi. Wan Yu-nya. Fu Ming-nya. Akankah mereka memiliki kesempatan untuk kembali?

Satu ketakutan bahwa di dunia fana ini, tidak ada yang tersisa.

Lagipula, dia bukan orang beriman.

Shen Miao mengangkat kepalanya dan melihat patung Buddha emas raksasa itu. Itu hanya patung sedingin es dan tidak dapat benar-benar menyelamatkan makhluk apa pun. Jika Surga memiliki mata, bagaimana orang baik bisa menderita nasib yang begitu menyedihkan? Sebaliknya, orang jahat dengan bebas dan menikmati hidup?

Dia berlutut di sini dan terus membakar dupa, bukan untuk menyembah Buddha tapi dia berlutut untuk orang-orang yang meninggal di kehidupan sebelumnya. Orang-orang yang meninggal karena dirinya.

Setelah kelahirannya kembali, dia tidak memiliki kesempatan dan alasan untuk memberi penghormatan atau menjalankan upacara kepada orang-orang ini, termasuk putra dan putrinya yang sudah tidak ada lagi. Sekarang saat dia ada di sini, dia bisa mempersembahkan dupa kepada Buddha dan memberi penghormatan kepada orang yang sudah meninggal.

"Shen Miao!" Suara agresif tiba-tiba memecah keheningan.

Shen Miao tersenyum lembut. Manusia yang terlahir di dunia seringkali bersikap tidak sabar.

Dia mengusap lututnya yang sakit dan berdiri. Saat dia menoleh, dia melihat ke arah Ren Wan Yun dengan senyuman, "Bibi Kedua."

Melihat senyum Shen Miao, Ren Wan Yun merasa kesal dan berdiri ke depan untuk mengangkat tangannya dengan maksud untuk menampar wajah Shen Miao.

Jing Zhe dan Gu Yu ingin menghentikannya tapi sudah terlambat. Sebelum suara tamparan terdengar, Shen Miao menggenggam lengan Ren Wan Yun dengan kuat dan telapak tangan itu berhenti tepat di depan wajahnya.

"Aku tidak tahu mengapa Bibi Kedua begitu impulsif. Meski Bibi bisa mendisiplinkanku atas nama Ayah dan Ibu, tapi bukan berarti aku bisa dipukul begitu saja. Aku khawatir tidak ada peraturan seperti itu." Dia berkata.

Ren Wan Yun tidak pernah menyangka Shen Miao akan benar-benar menghentikan tamparannya. Wanita muda di depannya kurus tapi tangannya yang dipegang olehnya sangat menyakitkan. Dia tidak tahu sejak kapan keponakan yang sebelumnya patuh dan mudah dibujuk itu benar-benar tumbuh menjadi begitu kuat. Dia tidak bisa lagi menggunakan tatapan yang sama padanya seperti ketika dia masih muda.

Dia tidak mau melepaskan masalah ini, "Shen Miao, berhentilah bertingkah konyol. Mengenai masalah Qing-er, apakah kamu yang melakukannya?"

Sampai sekarang, kondisi pikiran Shen Qing tidak jelas dan tidak ada yang tahu bagaimana masalahnya bisa sampai ke titik itu. Tapi jika Ren Wan Yun beranggapan jika masalah ini tidak berhubungan dengan Shen Miao maka dia tidak akan percaya. Dia tidak tahu metode apa yang digunakan Shen Miao, tapi dia pasti tidak akan melepaskan masalah ini jika ada yang menyentuh Shen Qing atau membiarkan Shen Qing menjadi seperti ini!

[END] (BOOK 1) The Rebirth of the Malicious Empress of Military LineageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang