Chapter 125 Part 2 — Compelled to Compete
————————————————————"Tidak!" Shen Xin tidak menunggu Shen Miao berbicara dan dengan tegas menolaknya. Wajahnya menjadi dingin dan dia tidak memperhitungkan ekspresi Kaisar Wen Hui, sebelum melihat ke arah Putri Ming An dan berkata kata demi kata, "Yang Mulia Putri telah mengatakan bahwa itu akan menjadi permainan jadi ini seharusnya dilakukan sebagai permainan, jadi kenapa harus mempertaruhkan hidup seseorang. Perjamuan penghormatan adalah acara yang membahagiakan, dan tidak disarankan untuk melihat pisau dan pedang selama perjamuan."
Ketika Luo Xue Yan melihat Shen Xin berbicara, dia juga tidak bisa menahan diri selain mencubit cangkir teh di depannya. Pada saat itu, mereka tidak tahu tentang Shen Miao dan Cai Lin yang mempertaruhkan nyawa mereka selama ujian akademi, dan ketika mereka mengetahuinya setelah kembali ke ibukota, jantung mereka berdebar tanpa henti. Jika mereka hadir, mereka pasti tidak akan membiarkan Shen Miao menggunakan hidupnya sebagai taruhan. Sekarang Putri Ming An dari negara Qin ini jelas memiliki niat buruk, jadi bagaimana mungkin mereka bisa membiarkan Shen Miao mengambil risiko seperti itu.
Siapa yang menyangka bahwa ketika Shen Xin mengucapkan kata-kata itu, Huang Fu Hao tiba-tiba membuka mulutnya dan berkata sambil tertawa, "Meski begitu, ini dilakukan untuk membuat mereka memperlakukan permainan dengan serius, dan ini sebagai bentuk penghormatan Qin Besar terhadap Ming Qi. Jenderal Shen, ini hanya permainan antara Nona Muda Shen dengan Adikku, mungkinkah Jenderal Shen merasa takut? Atau apakah Ming Qi memang seperti ini, takut kalah?" Kata-katanya dipenuhi dengan duri saat dia melihat ke arah Kaisar Wen Hui, "Jika Ming Qi tidak takut kalah, maka tidak ada salahnya membiarkan Ming An mewujudkan permainan ini."
Karena masalah ini telah disangkutkan pada reputasi negara, jika Kaisar Wen Hui tetap diam, dia akan dipermalukan di depan para pejabat, dan dia tidak akan bisa berdiri sebagai seorang raja. Dia tidak melihat ke arah Shen Xin dan langsung berkata kepada Shen Miao, "Karena Putri Ming An tertarik, Shen Miao, kamu akan menemani Putri Ming An bermain satu ronde."
Karena Kaisar telah berbicara, tidak ada gunanya bagi Shen Xin untuk mengatakan hal lain. Shen Qiu mengepalkan kedua tinjunya, Luo Tan dan Feng An Ning saling memandang dengan gelisah.
Shen Miao berkata dengan lembut, "Baik."
Tidak ada kepanikan dalam ekspresinya dan itu membuat semua orang sedikit terkejut. Putri Ming An memandang Shen Miao dan bertemu dengan tatapannya.
Mata Shen Miao sangat jernih, seolah-olah sama sempurna dengan mata anak-anak. Awalnya dengan sepasang matanya (PMing An) ini, dia dapat melihat apa saja hanya dengan satu tatapan. Tapi ketika sepasang mata itu memandang Putri Ming An, mata yang tenang itu sepertinya telah melenyapkan air selama seribu tahun, dan tidak ada satu gelombang pun yang terlihat. Sama sekali tidak ada emosi di matanya.
Dia tidak dapat melihat secara menyeluruh.
Putri Ming An tidak punya alasan untuk kesal, dan dia tersenyum ketika dia meminta pelayan pribadinya untuk membawa busur dan anak panah. Dia kemudian tertawa sambil menatap Shen Miao, "Ini adalah kebiasaan Ben Gong untuk memainkan anak panah di Qin Besar. Kami akan berdiri dengan jarak terpisah jauh, saling berhadapan dan pihak lain (yang menjadi target; mengacu pada mereka berdua yang akan menjadi target dan memanah secara bergantian) tidak boleh bergerak. Pihak lain juga akan ditutup matanya saat salah satu diantara kami menggunakan busur, dan juga kami bisa menentukan di bagian tubuh mana buah itu akan diletakkan. Kami itu hanya perlu menembaknya." Dia tidak membiarkan ekspresi Shen Miao lewat, "Apakah Nona Muda Shen mengerti?"
Semua orang di sekitarnya menghirup udara dingin. Terakhir kali di ujian akademi, Shen Miao dan Cai Lin secara terpisah meletakkan buah di kepala mereka dan mata mereka terbuka lebar. Memanah dengan mata tertutup, bukankah ini mempermainkan kehidupan orang lain? Hanya mendengarkannya saja sudah membuat orang merasa ngeri. Shen Xin dan Luo Xue Yan sudah sangat marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] (BOOK 1) The Rebirth of the Malicious Empress of Military Lineage
Ficção HistóricaNovel ini bukan karya saya. THIS STORY AND NOVEL Isn't Mine I DO NOT CLAIM ANY RIGHTS SELURUH KREDIT CERITA NOVEL INI MUTLAK MILIK AUTHOR (PENGARANG/PENULIS) SAYA HANYA MENERJEMAHKAN KEMBALI DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA JUDUL : Rebirth o...