[END] (BOOK 1) The Rebirth of the Malicious Empress of Military Lineage

Chapter 93 Part 2

Chapter 93 Part 2 — Missing
————————————————————

Setiap orang yang mendengarnya merasa terkejut sesaat sebelum Shen Xin menengok ke belakang dan tertawa, "Jiao Jiao berkata dengan benar. Orang kaya dan miskin tidak dapat memilih kelahiran mereka dan kemampuan macam apa yang kita miliki untuk memandang rendah orang lain!"

Luo Xue Yan juga tersenyum. Beberapa Prajurit yang bertempur di medan perang berasal dari keluarga pejabat tapi lebih banyak berasal dari rakyat jelata biasa. Beberapa dari mereka bahkan tidak mampu membeli nasi untuk makan dan beberapa lansia keluarga mereka hampir mati kelaparan, sehingga berbicara tentang latar belakang keluarga, kita semua memiliki kesulitan masing-masing. Jadi mereka tidak akan pernah meremehkan orang miskin dan kata-kata Shen Miao sejalan dengan pikiran mereka.

"Adik." Shen Qiu menepuk pundak Shen Miao, "Dari perkataanmu, kamu seperti orang yang pasti akan bisa menanggung dunia. Dengan pemikiran seperti ini, aku sebagai saudaramu merasa malu karena menjadi begitu sombong."

Dia jelas tahu bahwa Shen Qiu sedang menggodanya dibalik kata-katanya, tapi Shen Miao merasa putus asa. Dalam kehidupan sebelumnya dia menikahi Fu Xiu Yi, lalu menjadi Permaisuri dan itu dilakukan karena cinta, tapi sebagai Permaisuri tanggung jawab yang ditempatkan padanya tidak kurang dari siapa pun. Kata-kata 'menanggung dunia' adalah untuk memastikan bahwa semua orang biasa hidup dalam damai dan bekerja dengan bahagia, dan orang yang menduduki posisi itu harus mencintai warganya. Inilah yang diajarkan Fu Xiu Yi padanya meskipun Fu Xiu Yi sendiri tidak mampu melakukannya.

Saat mereka berbicara satu sama lain di satu sisi, wajah Chen Rou Qiu tampak hijau. Bukankah dengan memuji tindakan Shen Miao, Shen Xin menunjukkan kemunafikannya? Ekspresi Shen Wan juga agak suram dan Shen Yue telah lama meledak dalam amarah menahan kata-kata sarkastik yang dia miliki untuk Shen Miao.

Wan Yi Niang mengira kata-kata Shen Miao membantunya dan saat berikutnya ada sedikit kegembiraan di wajahnya. Ketika Shen Dong Ling melihat itu, dia sedikit menggelengkan kepalanya. Shen Yuan masih memiliki senyum dingin di wajahnya dan Shen Gui bersikap bodoh.

"Kalau begitu mari kita pergi ke Danau Wan Li." Karena Luo Xue Yan terbiasa menjadi Jenderal wanita, wajar jika dia memberikan perintah. Bahkan jika anggota keluarga Shen lainnya enggan, karena penjaga keluarga Shen di melindungi mereka, mereka hanya bisa mengikutinya.

Danau Wan Li terletak di sebelah barat jantung ibu kota Ding. Ketika musim semi, danau itu akan tampak seperti sepotong batu giok tapi selama musim dingin, ketika ada salju turun, pemandangan dengan salju yang beterbangan di danau dilengkapi dengan perahu-perahu yang mengapung dan para warga mendiskusikan materi sambil minum anggur adalah hal yang menyenangkan.

Ada juga beberapa salju hari ini tapi di bawah cahaya lampu, kepingan salju itu telah menjadi bunga giok sebening kristal yang menyala saat jatuh ke tanah. Pohon willow di tepi danau ditutupi dengan kristal salju kecil yang membuat orang tidak yakin mana yang salju dan mana yang menjadi lampunya.

Tapi sebelum mereka berjalan ke sisi Danau Wan Li, mereka dapat mendengar suara kembang api. Setelah mengangkat kepala, mereka dapat melihat di langit yang gelap dengan potongan besar kembang api yang membuat mata orang terpukau. Orang-orang yang melihat sangat terpukau akan keindahannya, ada banyak pasang kekasih yang berdiri berdampingan dengan berpegangan tangan dan juga seluruh keluarga yang keluar untuk bersenang-senang, ketika mereka melihat ke atas, mereka dapat melihat momen keabadian.

"Nona Muda, Nona Muda lihat." Jing Zhe berkata dengan penuh semangat, "Itu adalah kembang api di Danau Wan Li.  Kudengar kembang api akan dinyalakan sepanjang malam untuk malam ini!"

"Ini benar-benar terlihat bagus."  Gu Yu juga bergumam.

"Ha. Ibukota Ding memang benar-benar sangat berkembang." Shen Qiu berkata kepada Luo Xue Yan, "Ini lebih menyenangkan daripada wilayah Barat Laut kami."