Chapter 66 Part 1 — Gui Momo's Death
————————————————————Di dalam gudang kayu yang suram dan menakutkan, terdengar suara tikus yang sesekali berjalan, seolah-olah sedang memakan kayu bakar dan mengikuti gerakan malam, membuat hati menjadi dingin.
Gui Momo terdiam sendirian di sudut. Setelah bertahun-tahun, meskipun dia hanya seorang Momo, keluarga Kedua dan Ketiga bersedia untuk memberikan wajahnya karena dia disukai oleh Shen Miao, dan kehidupannya di kediaman Shen dianggap cukup baik. Terkadang, kehidupan Gui Momo bahkan lebih baik daripada beberapa keluarga kaya. Mudah bagi seseorang yang biasanya hemat untuk menjadi boros tapi sangat sulit untuk mengubahnya kembali. Dia tidak terbiasa dengan penderitaan, apalagi dikirim ke gudang kayu seperti para pelayan kelas bawah.
Pakaian tipis yang dikenakan tidak bisa menahan dingin di malam hari tapi hatinya lebih dingin dari tubuhnya. Hati Gui Momo dipenuhi dengan ketakutan saat dia memikirkan tentang empat pelayan yang awalnya dikurung bersamanya. Pelayan Shen Yue diberi makan dengan obat bisu dan tidak diketahui apakah mereka selamat, dan pelayan Shen Qing langsung dijual ke rumah bordil peringkat sembilan. Dia tidak bisa tidak mengkhawatirkan nasibnya sendiri karena metode yang digunakan Ren Wan Yun memang kejam.
Gui Momo tidak berpikir bahwa Ren Wan Yun akan membiarkannya hidup dengan mudah. Karena dia tidak hanya menyaksikan apa ya g terjadi pada Shen Qing, dia juga memainkan peran penting dalam masalah ini. Orang yang seharusnya dirugikan seharusnya Shen Miao tapi pada akhirnya Shen Qing yang ternodai. Bagaimana Ren Wan Yun bisa menyelamatkannya dengan mudah?
Saat dia sedang berpikir, suara langkah kaki terdengar dan sangat jelas dalam kesunyian malam.
Tubuh Gui Momo menegang dan dengan ketakutan melihat ke arah pintu dalam kegelapan.
Tampaknya masih ada harapan namun juga keputusasaan. Ada apa di balik pintu itu, apakah orang-orang yang dikirim oleh Ren Wan Yun untuk membungkamnya? Atau mungkin masih ada kesempatan untuk hidup.
Langkah kaki itu tidak tergesa-gesa tapi suaranya seperti jimat suci yang akan mempercepat kematian seseorang. Tubuhnya yang montok dipenuhi oleh lumpur dan keringat terus mengalir di dahinya.
"Zhi ya—" sura pintu didorong hingga terbuka.
Orang yang datang menggunakan lentera hijau kebiruan dan warnanya agak aneh, sepertinya adalah roh jahat yang akan menyedot kehidupan orang lain. Gui Momo mendongak dengan gemetar dan melihat seseorang yang mengenakan jubah putih di pintu. Dia masuk perlahan dan menutup pintu.
Hanya ada cahaya biru kehijauan dari lentera yang memancarkan cahaya mengerikan. Orang yang masuk akhirnya membuka jubahnya dan menunjukkan wajah cantik yang lembut. Itu adalah Shen Miao.
Wanita muda itu bertubuh ramping dan cahaya kehijauan tampaknya telah membuat fitur wajahnya yang lembut terlihat sangat putih. Alisnya tipis tapi dia terlihat lebih seperti pembawa pesan kematian dari dunia bawah yang membuat orang tidak berani melihat secara langsung.
Gui Momo tertegun sejenak sebelum dia tiba-tiba berteriak dengan terkejut, "Nona Muda!"
Shen Miao meletakkan lentera di lantai dan berjalan tanpa terburu-buru menuju Gui Momo sebelum berjongkok di depannya. Dia tersenyum lembut dan berkata, "Apakah Gui Momo masih baik-baik saja?"
"Nona Muda, kamu akhirnya datang! Pelayan tua ini tahu bahwa Nona Muda pasti akan datang untuk menyelamatkan pelayan tua ini! Hati Nona Muda selalu baik dan pasti tidak akan hanya duduk diam melihatku seperti ini!" Seolah-olah dia telah menangkap sedotan penyelamat hidup, Gui Momo meraih ujung gaun Shen Miao dengan putus asa dengan air mata mengalir di pipinya, keluhannya seolah-olah memberitahunya bahwa dia telah sangat menderita dan Shen Miao adalah keluarganya yang paling tepercaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] (BOOK 1) The Rebirth of the Malicious Empress of Military Lineage
Ficção HistóricaNovel ini bukan karya saya. THIS STORY AND NOVEL Isn't Mine I DO NOT CLAIM ANY RIGHTS SELURUH KREDIT CERITA NOVEL INI MUTLAK MILIK AUTHOR (PENGARANG/PENULIS) SAYA HANYA MENERJEMAHKAN KEMBALI DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA JUDUL : Rebirth o...