Akademi Burlian, salah satu pusat ilmu pengetahuan antariksa terpenting di galaksi, berdiri sebagai simbol kemajuan dan inovasi yang telah melampaui batas-batas ruang dan waktu selama berabad-abad. Sejak awal didirikannya, akademi ini telah menghasilkan sejumlah besar pelopor luar angkasa, orang-orang yang menembus batas penjelajahan antar-bintang.
Di dunia akademik, Akademi Burlian bukan hanya dikenal karena para ilmuwan dan peneliti kelas dunia yang bekerja di sana, tetapi juga karena berbagai terobosan yang mengubah cara manusia dan sekutunya memahami alam semesta. Salah satu penemuan terbesarnya adalah laju alam semesta, yang memungkinkan pemetaan akurat wilayah kosmik yang terus berkembang dan bergerak. Dengan pemahaman ini, para pelopor bisa menciptakan peta semesta yang lebih presisi, memetakan anomali ruang-waktu dan gravitasi yang sebelumnya tak terjangkau oleh teknologi lain.
Instruktur Iyva, yang memimpin rombongan kami dari Esperheim, tampak berdiri tegap di depan kami semua. Mata tajamnya menelusuri wajah para mahasiswa yang mengikutinyal. Hari ini, dia mengambil alih tugas Instruktur Isy yang belum pulih dari cedera akibat pertempuran terakhir di SIV. Meskipun begitu, dia tetap mampu menjaga ketegasan dan wibawa yang khas.
"Kalian akan segera memasuki Akademi Burlian," kata Instruktur Iyva dengan suara tegas namun penuh kehangatan, suaranya melayang di udara stasiun yang ramai. "Tempat ini bukan sekadar universitas biasa. Luasnya mencakup lebih dari dua pertiga Kota Hati, dan ada lebih dari 100.000 mahasiswa yang belajar di sini, didampingi 6.000 dosen. Mereka datang dari berbagai penjuru Kekaisaran Bima Sakti dan sekutunya, seperti kalian semua dari Esperheim."
Sebuah senyuman kecil muncul di wajahnya sebelum ia melanjutkan, lebih mendalam.
"Akademi ini memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan antariksa, terutama dalam penjelajahan luar angkasa dan teknologi peta semesta. Para mahasiswa di sini terlibat langsung dalam penelitian, simulasi, dan bahkan proyek nyata di luar angkasa. Ini adalah tempat di mana kalian tidak hanya belajar, tetapi juga menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Kalian akan berperan penting dalam proyek-proyek besar, baik sebagai mahasiswa, peneliti, maupun asisten di berbagai departemen."
Aku menatap kagum pada penjelasan itu, menyadari betapa besarnya tempat yang akan segera kutempati. Akademi Burlian adalah harapan baruku, tempat di mana aku bisa melupakan masa laluku di Esperheim, tempat di mana teknologi dan pengetahuan lebih dihargai daripada kemampuan esper. Aku hanya berharap, di sini, aku tidak akan dianggap sebagai esper yang "jatuh"—dianggap gagal seperti di Esperheim.
Instruktur Iyva masih melanjutkan, kali ini tentang semboyan akademi.
"Akademi Burlian juga dikenal karena menjunjung tinggi kesetaraan dan persahabatan antar-galaksi. Di sini, tidak ada diskriminasi sosial. Tidak ada yang peduli darimana kalian berasal, ras apa kalian, atau kekuatan apa yang kalian miliki. Semua orang dihargai atas apa yang mereka bisa capai, bukan dari latar belakang mereka. Semangat itu adalah inti dari kehidupan di sini."
Penjelasan itu membuat sesuatu bergetar di dalam diriku. Kesetaraan dan penghapusan diskriminasi adalah hal yang tidak pernah benar-benar aku rasakan di Esperheim. Mungkin di sini, aku benar-benar bisa memulai hidup baru tanpa bayangan masa lalu yang menghantuiku.
Saat kami mendekati pintu keluar stasiun, Instruktur Iyva melangkah maju untuk melaporkan kedatangan kami kepada perwakilan dari akademi. Kukuh, pria yang tampak berwibawa dengan lencana Akademi Burlian di dadanya, menyambut kami dengan hangat.
"Kami rombongan dari Esperheim," kata Instruktur Iyva, suaranya kini terdengar lebih formal dan resmi. Sebagai penanggung jawab, ia melapor dengan penuh profesionalisme, seolah memastikan segalanya berjalan sempurna.
Kukuh mengangguk dengan tenang, seolah sudah mengantisipasi kehadiran kami.
"Kami sudah mengonfirmasi rombongan kalian," katanya dengan bahasa Bima Sakti yang sempurna. "Tiga puluh orang mahasiswa dari Esperheim dan tiga penanggung jawab. Kami siap membawa kalian ke Akademi Burlian. Silakan ikuti kami."
Aku mengikuti rombongan dengan tenang, tapi mataku tak bisa tidak tertarik pada keindahan Stasiun Kota Hati yang penuh dengan cahaya holografik. Ada sesuatu yang menawan dari tempat ini, seolah seluruh kota mengalir dengan kemajuan dan teknologi.
Sejenak, mataku tertumbuk pada sekelompok siswa dari Akademi Burlian. Mereka mengenakan seragam rapi dengan dasi yang menunjukkan status mereka. Bintang masih berada di antara mereka. Dia tampak berbincang santai dengan temannya, wajahnya berseri-seri. Mereka sudah memulai pelajaran saat kami masih sibuk bertempur di SIV. Aku bisa merasakan perbedaan yang mendalam antara kami—mereka tampak sudah lebih dulu beradaptasi dengan dunia ini, sementara aku dan teman-temanku baru saja tiba.
"Hai, Savil," suara Yuni menyadarkanku dari lamunan. Gadis itu mendekat dengan senyum manisnya yang khas, membawa serta keceriaan yang terkadang terasa berlebihan di mataku. "Apa kamu sudah menentukan fakultas utamamu?"
✨️✨️✨️
Jangan cuman jadi silence readers aja. Kasih vote, komentar, dan follow.
Aku bakal seneng banget kalau kalian bantu koreksi semisal nemuin plot hole di novel ini.
Makasih udah mampir😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Kronik Perang Sang Esper yang Jatuh
Science FictionSavil Ghenius lahir dari keluarga elementalis ternama-Keluarga Toya dan Keluarga Ghenius. Namun, sejak kecil, Savil tahu dia berbeda. Rambut hitam legamnya bukan hanya tanda unik, tapi juga simbol kutukan. Kutukan bahwa dia adalah seorang esper yang...