Aku membaca panduan misi dengan seksama. Meski itu adalah panduan yang dibuat terburu-buru oleh staf ATAV dan SIV yang masih setia, itu cukup untuk menjelaskan rute pelarian kami.
Marsda Ros, para petinggi ATAV, dan beberapa pejabat pemerintah SIV berada di Area-X yang telah kuasai musuh. Pasus (Pasukan Khusus) Raider-1 dan Pasus Raider-2 akan menerobos Area-X melalui Area-W, sementara UE-2 yang didukung oleh Unit Senapan Beta-7 akan mengamankan jalur pelarian melalui Area-V.
"Di sini markas pusat," kataku dengan piranti telekomunikasi khusus yang tersambung dengan Instruktur Isy dan kapten Beta-7. "Kapten UE-2, Kapten Beta-7, waktunya akan segera tiba. Segera pimpin unit begitu kami memberikan kode."
"Siap!" jawab Instruktur Isy yang segera mempersiapkan para personel UE-2. Begitu pula kapten dari Beta-7.
Sebelum pertempuran dimulai, aku sudah memerintahkan Souli untuk mengirim kawannya guna mengintai Area-X. Berkat bantuannya, markas pusat menemukan beberapa titik pos penjagaan musuh di jalur pelarian. Total yang ditemukan ada 7 pos. Masing-masing harus dieliminasi demi keamanan jalur pelarian. Selain itu, di beberapa pos, kami perlu membentuk tim penjagaan dari unit lain untuk memastikan keberadaan pasukan bantuan musuh.
"Raider-1 dan Raider-2 telah berhasil menambus Area-X," lapor salah seorang operator. Kolonel Amad yang berdiri di tengah markas pusat pun mengangguk. Ia menatapku.
"UE-2, Beta-7," katanya, "Amankan rute pelarian sekarang juga!"
"Siap!" jawabku yang segera meneruskan perintah itu kepada kapten dari masing-masing unit.
Mereka pun bergerak masuk ke Area-X. Souli yang menjadi pemandu untuk mereka. Selain naga dan harimaunya, ia telah memanggil beberapa makhluk astral lainnya sehingga dirinya sendiri bisa dikatakan sebagai satu unit pasukan yang berbeda.
Dua jam sejak UE-2 dan Beta-7 memasuki Area-X, musuh menyergap. Untungnya, kami sudah mengetahui keberadaan mereka sehingga penyergapan itu tidak terlalu berarti. Dengan kekuatan para esper yang bermacam dan bantuan dari unit serbu Beta-7, pertempuran awal itu dapat selesai dengan cepat.
"Musuh telah berhasil dihabisi," kata Kapten Beta-7 pada alat telekomunikasi musuh, memberi mereka laporan palsu. Aku sempat ragu dengan rencananya tersebut. Siapa sangkah itu akan berhasil. Dia dapat mengelabui musuh dengan mudah. Mereka pun menyalakan sebuah piranti pertahanan yang dapat membuat ilusi di sekitarnya agar musuh tidak menyadari kedatangan kami.
"UE-2 dan Beta-7 memasuki pos pertama," laporku pada Kolonel Amad, "Izin memasukkan Unit Pertahanan Teta-3 ke dalam pertempuran."
"Diizinkan!" jawab Kolonel Amad.
Unit Teta-3 dari Area-V segera masuk setelah mendapat kode dariku. Mereka mengisi pos keamanan yang telah ditaklukan oleh unit sebelumnya. Begitu mereka sampai di pos tersebut, aku segera memperingatkan, "Teta-3, musuh mendekat. Pertahankan pos sampai misi pelarian selesai."
"Siap!" jawab Kapten dari Teta-3.
Sementara itu, UE-2 dan Beta-7 terus membersihkan jalur pelarian. Mereka mengeliminasi pos demi pos setenang mungkin yang kemudian segera diisi oleh unit pertahanan. Mereka sampai di pos ketujuh dalam dua hari. Dalam dua hari itu pula, aku dan seluruh staf markas pusat tidak bisa tenang sama sekali.
Situasinya sangat genting. Demi keamanan para pasukan di lapangan, markas pusat harus memantau baik-baik pergerakan musuh, memastikan mereka dapat dijauhkan atau dieliminasi sebelum mendekati jalur masuk dan jalur pelarian sandera.
"Mereka payah," kata Weldy yang bertugas membunuh setiap musuh di pos keamanan. Dengan kecepatannya yang tinggi, dia mampu berpindah dalam jarak pendek ke tempat musuh yang memonitor area sekitar. Bila tidak segera dieliminasi, bantuan musuh pasti akan segera tiba.
"Jangan meremehkan mereka, Weldy," tegur Instruktur Isy, "Ingat apa yang terjadi sebelumnya."
"Yah, aku tidak akan lengah lagi," kata Weldy yang kemudian memberikan kode bahwa pos pengawas telah dieliminasi. UE-2 pun maju. Mereka menghabisi musuh yang tersisa di daerah sekitar pos itu secepat mungkin dengan bantuan dari Beta-7.
"Teta-5 akan segera mengisi Pos-6," kataku pada mereka, "Laporkan status kalian saat ini!"
"Satu orang dari UE-2 terluka ringan, tapi dia masih bisa bertarung," lapor Instruktur Isy yang diikuti oleh kapten dari Beta-7, "Tiga orang tertembak dan dalam keadaan kritis. Izin mengirimkan korban kembali ke wilayah aman."
"Diizinkan!" balasku, "Tunggu pasukan Teta-5 sebentar! Mereka akan datang dengan kendaraan medis."
"Terima kasih, Komandan," balas Kapten Beta-7. Dari layar kamera yang telah dipasang ulang oleh kawan Souli, aku mengamati ketiga prajurit Beta-7 yang terluka. Mereka benar-benar tampak dalam kondisi yang kritis.
"UE-2, Beta-7," panggilku kemudian, "Beristirahatlah dahulu sebelum melanjutkan ke markas musuh di Area-X. Raider-1 dan Raider-2 juga hampir mendekati musuh sebentar lagi. Kita akan menyamakan tempo dengan mereka."
"Dimengerti!" jawab Instruktur Isy dan Kapten Beta-7 serentak.
"Kolonel," panggil salah seorang operator setelah hampir satu jam beristirahat, "Raider-1 dan Raider-2 telah siap menyusup ke markas musuh. Menunggu perintah."
"Baiklah," balas Kolonel Amad, "Masuk sekarang juga! Tim Pelarian, kalian juga harus segera masuk untuk membuka jalur pelarian."
"Dimengerti!" jawabku yang kemudian segera meneruskan pesan itu pada masing-masing kapten di unit yang kupandu. Setelah mengamati pergerakan Raider-1 dan Raider-2 beberapa saat, aku pun memanggil, "UE-2, Beta-7, waktu istirahat selesai. Serang musuh sekarang juga!"
✨️✨️✨️
Jangan cuman jadi silence readers aja. Kasih vote, komentar, dan follow.
Aku bakal seneng banget kalau kalian bantu koreksi semisal nemuin plot hole di novel ini.
Makasih udah mampir😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Kronik Perang Sang Esper yang Jatuh
Science FictionSavil Ghenius lahir dari keluarga elementalis ternama-Keluarga Toya dan Keluarga Ghenius. Namun, sejak kecil, Savil tahu dia berbeda. Rambut hitam legamnya bukan hanya tanda unik, tapi juga simbol kutukan. Kutukan bahwa dia adalah seorang esper yang...