039: Laporan

3 0 0
                                    

Sorak sorai menggema di ruang komando, mengguncang kesunyian yang sempat merundung kami. Untuk pertama kalinya sejak pertempuran dimulai, harapan mulai terasa nyata. Atmosfer yang tadinya penuh ketegangan kini perlahan meluruh menjadi keyakinan bahwa bantuan telah tiba. Kami mungkin masih memiliki kesempatan untuk menang.

"Kolonel!" teriak operator komunikasi eksternal, wajahnya berseri-seri. "Kita sudah terhubung dengan Akademi Burlian dan pasukan APAB! Mereka telah tiba di Sistem M-TRI bersama Unit Tempur Kolosal kekaisaran lainnya!"

"Sambungkan mereka pada pihak yang bertanggung jawab atas unit dari mahasiswa akademi!" jawab Kolonel Amad, "Serahkan komunikasi di antara mereka."

"Dimengerti!" jawab operator tersebut, "Akan segera kami sambungkan."

Setelah beberapa detik yang terasa seperti berjam-jam, layar di hadapanku menunjukkan wajah-wajah dari Akademi Burlian. Mereka tampak tegas, dengan tatapan dingin, siap menerima laporan terkait para mahasiswa yang ikut bertempur. Tanpa buang waktu, aku membuka data yang Instruktur Iyva pinjamkan padaku sebelum pertempuran dan segera melaporkan keadaan mereka. Suara nada denting tipis dari perangkat komunikasi seperti mengiringi setiap kata yang kuucapkan, menambah kesan genting dalam ruangan itu.

"90% Unit Esper-2 telah lumpuh. Satu orang hilang di Markas Area-X," laporku dengan nada kaku dan tegas.

Reina, yang berdiri di sampingku, mengambil alih untuk melaporkan kondisi unit di bawah kendalinya.

"40% Unit Esper-1 telah lumpuh, satu orang tertawan," suaranya sedikit gemetar tapi tetap jelas, "Kami masih bisa sedikit membantu di—"

Sebelum kalimat Reina tuntas, suara di seberang langsung memotongnya dengan tegas. "Tidak. Fokuskan seluruh upaya kalian untuk menyelamatkan rekan-rekan yang tertawan. Kami yang akan mengurus sisanya."

Seketika, ruang komando kembali sunyi bagiku, padahal di sekitar sangat ramai oleh seruan-seruan koordinasi para staf di markas pusat. Suara perintah tegas dari pihak Akademi Burlian menggema dalam pikiranku. Nafasku terasa berat, tapi kali ini karena rasa lega. Setidaknya, mereka telah datang. Itu sudah lebih dari cukup.

Aku dan Reina saling bertukar pandang, kemudian menghela napas panjang bersamaan. Reina segera memperbarui misi untuk unitnya, sementara aku langsung menyampaikan kabar ini kepada UE-2 dan Beta-7. Meskipun terdengar suara skeptis dari mereka, aku tidak terlalu peduli. Biar mereka melihatnya sendiri nanti.

"Kirim pasukan cadangan dari area terdekat!" terdengar seruan lantang Kolonel Amad, suaranya bergemuruh di seluruh ruangan. "Kita akan menumpas Sekte Leberyntos bersama dengan kekaisaran!"

Kekuatan dalam suaranya membuat seisi ruangan kembali terisi dengan determinasi yang menyala-nyala. Seluruh komandan di markas pusat segera menjawabnya dengan tegas. Unit-unit yang sebelumnya disimpan untuk mempertahankan area sekitar pun dilepaskan. Di radar, mereka bak lebah-lebah biru yang keluar dari sarangnya, membasmi para hama merah yang masih bersarang di Area-X.

"Halaman Markas Area-X telah bersih," lapor Reina dengan suara yang lebih stabil. Tangannya masih sibuk mengendalikan timnya, namun wajahnya kini terlihat lebih tenang. "Kami akan segera masuk untuk melakukan evakuasi."

"Diterima!" jawabku, senyum kecil tersungging di bibirku, merasa bersyukur atas usahanya. "Terima kasih, Mawar Biru."

Wajah Reina langsung memerah, ia buru-buru memalingkan tatapannya dariku, canggung. Apa-apaan itu? Apa dia terkena demam kemenangan karena terlalu semangat?

"Eh! Bu-bukan apa-apa!" katanya dengan nada terbata-bata. Ia mencoba menyembunyikan wajahnya, mengingatkanku pada sikapnya yang biasa tiap kali bertemu denganku di luar tugas komando.

Namun, tanpa menunggu lebih lama, Reina kembali ke perannya sebagai komandan unit. Suaranya kini terdengar tegas dan fokus saat dia memberikan instruksi ke timnya. "Beta-1, masuk ke markas dengan hati-hati! Masih ada kemungkinan musuh bersembunyi di sana. Tidak perlu ada tawanan. Langsung eksekusi di tempat! UE-2, telusuri kompleks militer. Cari sekutu kita yang tersisa dan bawa mereka kembali dengan selamat!"

✨️✨️✨️

Jangan cuman jadi silence readers aja. Kasih vote, komentar, dan follow.

Aku bakal seneng banget kalau kalian bantu koreksi semisal nemuin plot hole di novel ini.

Makasih udah mampir😉

Kronik Perang Sang Esper yang JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang