teman selamanya

4.7K 1.1K 238
                                    

"AAAAAA MIRUUUU!!!"
 
 
Wonyoung langsung berhamburan memeluk Miru ketika ia membuka pintu dan mendapati sosok teman terdekatnya itu.

Miru tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit.

"Lo udah sembuh?" Tanya Wonyoung.

Miru menganggukan kepalanya.

"Ya udah ayo masuk. Kita ke kamar gue! Gue kangen bangeeet sama lo." Ucap Wonyoung sembari menggandeng Miru dan naik ke lantai dua. Menuju kamarnya berada.

Miru, wanita cantik yang tidak hanya wajahnya saja yang rupawan tapi juga sifatnya yang baik, ramah. Membuat semua orang menyukainya. Membuat semua orang tahu nama dan sosoknya. Ya, Miru terkenal di semua kalangan siswa dan siswi SMA 48, baik itu adik kelas, teman seangkatan maupun kakak kelas.

Dan Wonyoung sudah mengenal Miru semenjak kali pertama masuk sekolah kelas 10 dulu. Mereka berdua terus berteman sampai sekarang bahkan keduanya selalu sekelas selama ini.

Namun, selama tiga bulan terakhir, Miru tidak kelihatan batang hidungnya. Miru tidak masuk sekolah. Dan melihat Miru yang tidak masuk selama tiga bulan terakhir membuat Wonyoung berpikir bahwa mungkin saja Miru sakit parah.

Dan Wonyoung semakin meyakini dugaan itu ketika beberapa kali ia menjenguk Miru ke rumah sakit dan mendapati keadaan Miru yang semakin kurus.

Tubuh berisinya semakin tak terlihat, pipi tembamnya hilang entah kemana. Wajah yang selalu terlihat segar dan ceria, belakangan selalu pucat pasi membuat Wonyoung selalu menangis tiap kali menjenguknya.

Well, Wonyoung merindukan teman dekatnya.

Namun Wonyoung tak mau memikirkan hal itu. Karena nyatanya Miru sekarang berada di hadapannya. Sudah seminggu sejak terakhir kali Wonyoung menjenguk Miru. Dan sekarang Miru sudah kembali sehat seperti dulu. Tubuh berisi, wajah merona disertai senyum manisnya.

"Kok sepi sih? Orang tua lo pada kemana?"

"Mamo, Papo sama adek gue pergi ke rumah tante yang lagi ngerayain ulang tahun anak semata wayangnya. Makanya pada ke sana semua. Dan gue disuruh jaga rumah." Ucap Wonyoung sambil mengerucutkan bibirnya.

Sedikit kesal bila teringat akan hal itu. Namun ia turut senang karena ia bisa bertemu dengan Miru sekarang.

"Oh gitu." Sahut Miru sembari menganggukan kepalanya.

Wonyoung menatap Miru sembari tersenyum. Namun kemudian dia terisak dan mulai menangis. Hal itu membuat Miru bingung.

"Loh Young? Kok lo nangis?"

Tak menjawab pertanyaan Miru, Wonyoung kembali memeluk tubuh Miru. "Gue kangen banget sama lo tahu! Kelas jadi ngebosenin banget karena nggak ada lo. Nggak ada temen buat gosipin Bu Bora, nggak ada temen buat jahilin Haruto. Ahhhh pokoknya gue kangen banget sama lo." Ucap Wonyoung sembari terus menangis.

Miru tersenyum. Kemudian menepuk-nepuk punggung Wonyoung.

"Udah jangan nangis lagi. Yang penting kan sekarang gue udah ada di sini." Ucap Miru mencoba menenangkan Wonyoung.

"Iyaaa, makanya gue seneng banget." Sahut Wonyoung sembari melepaskan pelukannya. "Jangan sakit lagi, okay? Janji!"

Wonyoung menyodorkan kelingking kanannya. Miru tersenyum kemudian mengaitkan kelingking kanannya dengan kelingking Wonyoung.

"Janji!"













"Lo nggak mau nginep aja apa Ru? Udah hampir jam sebelas ini. Apa nggak kemaleman kalau pulang?"

Miru menggelengkan kepalanya.

"Gue bawa motor kok."

"Ya tapi kan lo cewek. Bahaya tahu cewek malem malem keluar."

"Nggak enak gue sama nyokap kalau nginep nginep segala. Izinnya tadi cuma main soalnya." Ucap Miru lagi.

Wonyoung menghela napas panjang. Ia tak bisa memaksa Miru.

"Ya udah, tapi hati-hati ya? Nanti kalau udah nyampe rumah kabarin gue. Okay?"

Miru tersenyum mendengar kebawelan Wonyoung. Namun ia mengangguki kepalanya.

"Ah gue masih kangen banget sama lo!" Ucap Wonyoung sembari kembali memeluk Miru.

"Udah, lo jangan nangis ya nanti. Nggak usah kangen lagi. Kan udah ketemu." Ucap Miru membuat Wonyoung melepaskan pelukannya.

Wonyoung menganggukan kepalanya dengan wajah dibuat se-memelas mungkin.

"Gue pergi dulu ya."

"Iyaaa, hati hatiii!" Seru Wonyoung sembari terus berdiri di depan pintu sampai sosok Miru menghilang dengan motornya.

Wonyoung mengehela napasnya. Menyesali Miru yang tak mau menginap. Padahal ia masih ingin melepas rasa rindunya pada Miru.

Dengan langkah gontai Wonyoung berjalan ke arah kamarnya. Perhatiannya langsung tersita pada ponselnya yang menyala.









BRAK!




Wonyoung menjatuhkan ponsel di tangannya. Dadanya bergemuruh cepat. Pandangan matanya mengabur akibat genangan air mata yang tiba tiba keluar tanpa bisa ia cegah.

Dalam kesunyian, ia menangis tanpa suara. Menangisi teman dekatnya yang baru saja berpamitan padanya








11.03 PM

XII IPA 2 (2)

Haruto: Guys

Haruto: Gua baru aja dapet kabar dari wali kelas kita kalau teman kita, Miru, baru aja mengembuskan napas terakhirnya jam 11 tadi di rumah sakit Kasih Bunda. Sebagai wujud solidaritas, bagi yang bisa kita dateng ke rumah duka satu jam dari sekarang. Kumpul di sekolah.








berpamitan untuk meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.































 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

sumpah aku nangis ngetiknya :( jangankan ngetik, pas baca cerita kiriman ini aja aku langsung nangis

well, semoga almarhumah diberikan tempat yang terbaik di sisi Tuhan YME

Amin.

dan buat penjelasan chapter Friends Place, aku nggak jadi jelasin karena udah ada komen yang berupa penjelasan yang bener

oh iya aku cuma mau nanya doang nih ya, kalau misalnya buku buku horror kidols yang aku buat itu dijadiin buku secara fisik, menurut kalian gimana?

Ah dan 12 more chapter before Janggal ends^^

janggal; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang