pavilliun rumah sakit

8.1K 1.7K 58
                                    

Pinky meilirik jam dinding yang ada di ruangan tempatnya dirawat. Waktu menunjukkan pukul setengah dua malam. Ia terbangun dan tak bisa tidur lagi.

Kambuhnya penyakit asma yang Pinky derita membuatnya harus menginap di rumah sakit. Dan hari ini adalah hari keduanya.

Bisa Pinky lihat sang ayah yang tengah tertidur di salah satu sofa yang ada di ruangan tersebut.

Pinky bingung hendak bagaimana. Ponselnya disita oleh sang ayah, sementara saat ini ia benar benar tak bisa tidur lagi. Dipaksakan pun percuma karena sedari tadi ia hanya membolak balikan badannya ke kanan dan ke kiri.

"Siapa tuh?" Ucap Pinky ketika melihat bayangan di balik pintu ruangan tempatnya dirawat. Pintu tersebut terbuat dari kaca yang sedikit kabur atau blur. Jadi meski tidak sepenuhnya, Pinky masih bisa melihat bayangan berwarna putih tersebut.

"Suster kali ya?" Ucap Pinky pelan.

Berusaha berpikiran positif. Mungkin saja itu suster yang hendak memeriksa keadaannya.

Namun nyatanya setelah sepuluh menit berlalu, sosok tersebut tak juga masuk dan hanya terus terdiam dan berdiri di depan pintu. Membuat kening Pinky berkerut.

Hingga tiba tiba pintu ruangan tersebut terbuka secara perlahan tanpa suara. Pinky panik. Ia menoleh ke arah ayahnya yang masih tertidur. Ingin rasanya ia berteriak tapi suaranya mendadak hilang. Ia coba pukul ranjangnya dengan cincin yang ada di jarinya supaya berbunyi. Berharap sang ayah akan terbangun. Namun percuma, hal itu tak menimbulkan efek apapun bagi ayahnya.

Pintu terus terbuka. Bersamaan dengan itu sosok putih yang dari tadi berada di depan pintu ruangan tempatnya di rawat tersebut turut masuk dengan cara melayang.

Pinky langsung memejamkan matanya.

Dalam hatinya ia hanya bisa terus berdoa semoga apa yang dilihatnya hanya mimpi belaka.

Sampai kemudian ia membuka matanya dan
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
sosok tersebut kini tepat berada di hadapan wajahnya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
"Serius yah semalem tuh ada yang masuk ke sini." Adu Pinky keesokan paginya pada sang ayah.

"Halu itu kamu."

"Kok halu sih? Aku beneran-"

"Itu pasti karena pengaruh obat atau suntikan yang dikasih sama suster." Timpal ayah Pinky.

Pinky mengerucutkan bibirnya. Sebal karena sang ayah tidak percaya apa yang dikatakannya.

"Udah, ayah cari makan dulu ya. Kamu ayah tinggal sebentar. Nggak takut kan?"

"Nggak kok. Lagian udah terang ini." Jawab Pinky.

Selepas itu ayah Pinky langsung keluar dari ruangan tempat Pinky dirawat. Pinky mendengus. Masih merasa sangat kesal karena sang ayah tidak mempercayainya dan malah menuduhnya berhalusinasi.

"Saya juga suka lihat 'dia' kok dek."

Pinky menolehkan kepalanya ke arah kanan.

Ruangan Pinky dirawat memang diisi oleh 2 pasien. Dirinya dan ibu paruh baya yang dirawat di sebelahnya.

"Dari sebelum adek dirawat di sini, saya juga sering lihat makhluk itu tiap jam 2an kurang."

Pinky menelan salivanya. Kebenaran bahwa dirinya ternyata tak sekedar berhalusinasi membuatnya menjadi takut.

"Kayaknya emang dia penunggu paviliun ini."

janggal; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang