"Leher gue kok berat banget ya?" Ucap Momo pada Soobin dan Sejeong.
Mereka baru saja kembali dari ruangan guru pembimbing eskul tari. Beliau meminta Momo, Soobin dan Sejeong untuk membentuk kelompok tari untuk pertunjukan pentas seni beberapa waktu lagi."Kenapa? Salah bantal?" Tanya Sejeong.
"Bukan, bukan salah bantal. Dari kemaren abis pulang sekolah, leher kayak yang pegel banget. Berat rasanya." Jawab Momo.
"Ketempelan kali?" Tebak Soobin.
"Nggak tahu nih." Sahut Momo sembari masuk ke dalam kelas mereka.
Sesampainya di kelas mereka bertiga langsung duduk di tempat masing-masing. Dan kebetulan ketiganya duduk dengan posisi depan belakang. Momo dan Soobin di baris ketiga sementara Sejeong kedua bersama Sana.
Momo terus memijat lehernya begitu duduk. Dibantu oleh Soobin yang turut merasa iba karena wajah Momo yang memang terlihat agak pucat.
"Ah ada guru! Ada guru!" Ucap Changkyun, salah satu teman mereka.
"Grrmmmmmmm,""Grrrrrhmmmmm,"
"Panaaaaas, sakiiiit!"
"Istighfar, Mo, istighfar." Ucap Soobin sembari mencoba menenangkan Momo. "Inget Tuhan, Mo."
Yongguk yang melihat gelagat aneh Momo memutuskan untuk beranjak dari tempat duduknya di duduk di samping Momo.
Yongguk memegang leher Momo, membacakan sesuatu sembari terus menekannya dari atas ke bawah.
Momo semakin berteriak mendapat perlakuan seperti itu, bahkan tangannya kini sudah berada di atas paha Yongguk. Ia terus menggerakan tangannya seperti tengah mencakar. Tak lama Momo menoleh ke arah Soobin dan menatapnya dengan tajam.
"Kenapa ini?"
"Ini buk, kayaknya Momo kesurupan."
"Kesurupan? Kok bisa?"
"Nggak tahu, bu. Ini lagi coba diusir makhluknya sama Yongguk." Jelas Sejeong lagi pada sang guru.
Yongguk masih terus berusaha mengeluarkan makhluk yang merasuki tubuh Momo sembari menahan sakit akibat cakaran kuku Momo di atas pahanya.
Soobin pun mencoba bertahan dan terus mengusap punggung Momo, terus memberitahukannya agar beristighfar dan melawan apapun rasa sakit yang sedang ia rasakan. Namun lama kelamaan Soobin tak tahan juga. Terlebih dengan tatapan tajam yang diberikan oleh Momo.
Soobin merasakan rasa mual yang teramat sangat. Perasaan sedih tiba tiba menghampirinya. Ingin rasanya ia menangis saat itu juga.
Soobin memutuskan untuk memundurkan tubuhnya dan menjauh dari Momo.
"Kenapa bin?" Tanya Sejeong ketika Soobin terus memegangi kepalanya.
"Kayaknya gue kena efeknya deh." Ucap Soobin yang kemudian memutuskan berlari ke luar kelas. Tak peduli ada guru. Ia berlari begitu saja menuju kamar mandi yang berada persis di belakang kelasnya.
Soobin menyandarkan tubuhnya di depan tembok dekat pintu masuk kamar mandi wanita tersebut. Tubuhnya beringsut jatuh.
Dan dengan serta merta ia menangis dalam hitungan sepersekian detik.
"Bin lo kenapa?" Tanya Sejeong yang memang mengikuti Soobin dari kelas tadi.
Soobin menggelengkan kepalanya sembari terus menangis. Ia memegang kedua sisi rambutnya dengan sangat kencang.
"Pusing? Uks yuk?" Ajak Sejeong sambil menarik lengan Soobin. Aneh Soobin lebih berat dari kelihatannya. Membuat Sejeong susah mengajak Soobin berdiri. "Bin, ayo." Ajak Sejeong lagi sembari memegang lengan Soobin, namun kali ini dengan cepat ditepis oleh Soobin.
"Nggak mauuuuuu ih jangan maksa!" Seru Soobin dengan nada seperti anak kecil. "Aku mau di sini ajaaaa!"
Sejeong menelan salivanya.
Ternyata bukan hanya Momo saja yang kesurupan. Tapi Soobin juga.
Dengan cepat ia memundurkan tubuhnya.
Soobin kembali menangis, tertawa dan berteriak tak jelas.
Sejeong langsung berlari ke arah kelasnya. Hendak memberitahukan bahwa ada lagi yang kesurupan selain Momo. Namun ia dikejutkan dengan ketika bukan hanya Momo yang bertingkah aneh di sana. Tapi hampir sebagian dari isi kelasnya. Kelasnya langsung ramai dikerubungi siswa dan siswi dari kelas lain.
Telah terjadi kesurupan massal yang menimpa teman teman sekelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
janggal; k-idols ✅
Hayran Kurgu[BOOK FOUR] another book of horror stories [mostly based on true story] started: 29 Juli 2018 finished: 19 April 2019