Eccieeee...
YuhuuuTolong dibaca walau awalnya aneh.
Oke heppi readddddinggg
~•~
Fakhri jatuh terduduk dengan air mata beruraian. Kedua tangannya mengepal, mencoba menahan isakan tapi semuanya gagal. Tak ada yang lebih buruk selain kehilangan. Sudah cukup kedua orang tuanya yang pergi, jangan ditambah lagi.
Hari itu, hatinya kembali kosong, bahkan lebih kosong dari sebelumnya. Dia kembali kehilangan dan merasakan kesepian untuk kedua kalinya. Sosok kakak itu hilang dari kehidupannya. Haris tak pernah hadir lagi dalam harinya, tak pernah. Fakhri terus mencari dan menunggu Haris, tak mau peduli pada pesan yang tertulis dalam surat itu. Dia mengikuti kabar-kabar terkini, siapa tahu bisa menemukan Haris melalui kabar tersebut. Dan kabar terakhir yang dia dengar adalah tentang mayat seorang pemuda yang ditemukan mengambang disungai dengan tubuh terpotong menjadi empat bagian. Wajahnya rusak parah hingga tak bisa dikenali. Ada firasat buruk menemui Fakhri, tapi dia membuang jauh firasat itu dan kembali mencari kabar-kabar terkini lainnya.
....datanglah, kapanpun itu. Tak peduli jika seandainya Turi ini roboh dan tak tumbuh lagi. Tetaplah kembali, menjengukku dan mungkin keponakanmu. Temui aku, walau nantinya kau hanya akan menemukanku sudah berada dalam balutan kafan dan tanah” pria bernama Fakhri itu mengusap air mata yang mengaliri kedua sisi wajahnya. Membersit hidungnya yang kedat dan melangkah mejauhi pohon Turi itu setelah mengusap ukiran ‘Haris & Fakhri’ untuk yang kesekian kali.
Fakhri pergi, bersamaan dengan jatuhnya sekuntum Turi putih kemerahan dan lambaian tangan dari seseorang yang sejak tadi berdiri berhadapan dengannya. Tatapan orang itu begitu sendu, sarat akan rasa rindu, penyesalan dan kekecewaan. Air mata bening tak kasat mata itu melincur di pipi transparannya.
“wǒ yì zhí zài zhè lǐ”
("Aku masih di sini")
TAMAT
“loh loh loh, mamath nangith loh” Sehun yang baru aja dateng dari koperasi BP sama bapaknya berseru kenceng pas lihat mamasnya ngusapin air mata.
Dyo ngelirik adeknya sambil nyedot ingusnya biar gak meler.
“berisik lo Cadel. Nanti mamih bangun” kata dia sambil mendelik. Matanya yang merah bikin Chanyeol ikutan kepo.
“kenapa nangis, mas?” tanya si papih terus duduk di samping anak mbarepnya setelah naruh makanan yang habis dia beli di meja.
Sehun bukain kresek terus ngambil susu kotak dari sana.
“habis baca cerita pih, sedih banget masa. Namanya sama kaya papih lagi” jawab Dyo.
“oh ya, masa?”
Dyo ngangguk. Dia lihatin cerita di hp yang habis dia baca.
“si Haris mati dimutilasi, tapi temennya gak tau dan tetep nyariin sampe dia berkeluarga” jelas si mamas, ngusap matanya yang sembab lagi.
Chanyeol ngusak rambut Dyo terus di kecup.
“cuma cerita” katanya lalu bangkit ngehampirin istrinya yang tidur ayem banget di ranjangnya.
Rambut hitam si cantik diusap sayang terus dibisikin telinganya.
“bangun dulu, dek. Sholat, makan terus minum obat”
Mata si cantik perlahan ngebuka, kedip-kedip bentar buat ngebiasin cahaya yang masuk ke retina. Dia lihat wajah suaminya yang deket banget sama wajahnya. Dia senyum terus ngucek matanya bentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Pak Chanyeol [ChanBaek] | ✔ [DIBUKUKAN]
Fanfiction© cover by @IchaLee614 [DIBUKUKAN] Menceritakan tentang keseharian keluarga kecil Chanyeol yang dipenuhi berbagai macam warna dan rasa. Susah, senang, sedih, tangis, dan tawa. Semuanya akan dirangkum dalam ff 'Keluarga Pak Chanyeol' Ff ini ada dua s...