"Ya! Sanha-ya! Stop! Stop!" Teriak Daewo untuk yang kesekian kalinya.
Sanha dan para Trainee yang ada dikelas itu spontan berhenti menari dan terlihat ketakutan melihat pelatih mereka mengamuk.
"Kau serius akan terus seperti ini hah?!" Bentak Daewo sambil menunjuk nunjuk Sanha.
Sanha menundukkan wajahnya dalam-dalam sambil mengucapkan "Joesonghabnida." Berkali-kali.
"Kau yakin ingin debut?!" Tanya Daewo sekali lagi masih dengan nada tingginya.
"Ne! Aku ingin." Jawab Sanha.
"Jika kemampuanmu tidak pernah berkembang seperti ini kau tidak akan pernah masuk grub debut! Paham?!"
Sanha memejamkan matanya menahan rasa sedihnya, padahal dia sudah berlatih dengan keras selama ini, membiarkan tubuh lelahnya terus berlatih sampai dia hampir mati rasa. Bagaimana bisa dia terus di kritik dengan kejam seperti ini.
"Pergilah keruangan sebelah dan renungi dimana kesalahanmu. Latihan sendiri sampai aku datang! Mengerti?!"
"Tapi saem! Jika aku latihan sendiri ma-"
"Tidak perlu membantah! Kau ini menghambat latihan temanmu juga. Gerakanmu tidak selaras dan mengacaukan ritme musiknya. Pergi sekarang!"
Sanha menundukan wajahnya lagi sambil berjalan keluar ruangan diiringi tatapan sinis teman-temannya yang lain.
Tubuhnya melorot berjongkok dilantai sambil menangis dengan suara isakan yang tertahan, dia merasa untuk kali ini dia tidak melakukan kesalahan apapun, bahkan jika dipikir dia sangat selaras dengan yang lainnya. Dia sudah berlatih dengan sangat giat untuk penilaian akhir bulan ini. Bahkan Sanha rela bergadang setiap malam untuk menyempurnakan tariannya, tapi... Dia tetap disalahkan.
"Apa yang kau lakukan?"
"Jiho-ya." Panggil Sanha mendengar suara salah satu sahabat satu perjuangannya yang berdiri didepannya.
Sanha mendongakkan wajahnya lalu mengulurkan tangan minta dibantu untuk berdiri. Jiho menerima uluran tangan Sanha lalu menepuk nepuk punggung belakang Sanha, menghibur sahabat perempuannya itu agar berhenti menangis.
"Ada apa? Kenapa kau diluar dan tidak berlatih dengan trainee wanita lain didalam?"
Sanha menghapus air matanya dan berhenti menangis, bibirnya cemberut sambil menatap Jiho dengan puppy eyes nya.
"Kurasa aku mengacau lagi, jadi Han Saem mengeluarkanku." Cicit Sanha."Lagi?" Tanya seorang pria yang mendekat kearah Sanha dan Jiho.
"Oh man!" Sapa Jiho lalu berhigh five dengan Jeno yang baru saja datang terlihat dari tas yang masih tersampir di punggung kanannya.
"Kau sudah kembali?" Senyuman Sanha tersungging begitu Jeno merentangkan tangannya tanda meminta pelukan dan dengan senang hati Sanha menyambutnya dan memeluk Jeno dengan erat.
"Kapan kau sampai?" Tanya Jiho.
"Semalam," jawab Jeno.
"Lalu kenapa tidak menemui kami? Aku merindukanmu tau!" Tanya Sanha dengan nada kesal.
"Jetlag, kau kira penerbangannya sebentar, sangat lama dan aku sudah terlalu lama tidak terbang jauh." Jawab Jeno sambil mengelus belakang kepala Sanha dengan lembut."Pasti seminggu itu waktu yang sangat sebentar yah." Ucap Sanha sambil melepas pelukannya.
"Tentu saja, tapi mau bagaimana pun aku harus melanjutkan aktivitasku di Korea." Jelas Jeno.
"Kau sudah nengabari yang lainnya?" Tanya Jiho.
"Aku sudah bertemu dengan Eunsu dan Ken dicafetaria. Kukira Minjun sudah datang bersama kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Love Story
FanfictionBISA PILIH CERITA MEMBER YANG KALIAN INGINKAN. ◆◆◆ Siapa sih yang gak mau jadi salah satu perempuan beruntung yang bisa punya hubungan spesial sama salah satu dari 7 cowo keren + kaya + ganteng + terkenal diseluruh dunia? Tapi kalo hubungan kalian g...