Taerin berlari cukup kencang berusaha kabur dari kejaran segerombol lelaki yang sejak tadi mengincarnya. Dengan nafas tersenggal senggal dan kesadarannya yang hampir hilang, Taerin terus berusaha menjauh dari orang-orang itu.
Lucunya setiap orang yang ditemuinya disetiap gang tidak ada yang memperdulikannya ketika dengan putus asa dia meminta pertolongan. Seolah olah tempat itu memang disediakan untuk hal gelap semacam itu.
"Taerin-ah! Sebelah sini!" Teriak Jiwon diujung gang sebelah kanannya. Taerin langsung berlari kearah Jiwon sambil memaksa menyeret kaki kirinya yang terluka cukup parah akibat pecahan kaca tadi.
"Sebelah sini!" Jiwon menarik Taerin untuk masuk kedalam gudang kosong yang berisi banyak kontainer bekas tak terpakai.
"Cepat buka baju dan rok mu!" Perintah Jiwon sambil mengamati keadaan.
"Untuk apa?!"
"Mereka mengincarmu, dan kau sudah tidak kuat untuk berlari lagi. Aku masih cukup kuat untuk berlari memancing mereka. Jadi cepat lepaskan bajumu dan ganti dengan pakaianku." Jelas Jiwon sambil melepaskan kemeja dan celana yang dipakainya.
"Nanti setelah aku mengulur waktu mereka, kau cepat hubungi polisi dan minta mereka untuk segera mencariku. Aku akan berusaha keluar dari tempat ini secepatnya."
Taerin yang masih shock dan bingung dengan situasi yang terjadi hanya diam dan tidak bisa berkata kata.
"Cepatlah!" Kesal Jiwon.
Jiwon membantu Taerin melepaskan pakaiannya dan segera menggantinya."Ini tidak benar Jiwon-ah! Jika mereka tidak sadar bahwa kau bukanlah aku, kau benar-benar dalam bahaya." Rengek Taerin sambil berusaha menghentikan Jiwon.
"Ya! Dengarkan aku. Lebih baik kita mati berdua disini atau kau berusaha mencari bantuan untuk menyelamatkan kita?!"
Taerin terdiam sambil menggigit bibir bawahnya yang sudah berdarah. Sekeras apapun dia berpikir ide Jiwon tidak benar, dan Taerin tidak ingin sahabatnya itu terluka.
"Ppalli!" (Cepat!)
Plakkk!!!
Tamparan keras dipipi kirinya menyadarkan Taerin yang sejak tadi sibuk berkutat dengan pikirannya, Jiwon yang sudah berhasil melepas pakaian Taerin langsung mengenakannya dan mengikat rambutnya seperti Taerin.
"Kenakan pakaianku dan setelah mereka mengejarku keluar gedung ini, kau juga pergilah lewat jendela disebelah sana. Lalu ingat segera minta bantuan atau hubungi polisi."
Jiwon menatap Taerin dalam-dalam lalu memeluknya dan bergegas pergi ketika mendengar suara gemuruh langkah kaki mendekat ke dalam gedung.
Taerin yang masih setengah telanjang hanya diam memegang pakaian Jiwon dan memandang kosong kegelapan didepannya.
"Ini tidak benar Jiwon-ah..." Lirih Taerin sambil menangis tersedu sedu.
Sekuat tenaga Taerin bangkit dan mengenakan pakaian Jiwon lalu pergi lewat jendela sesuai instruksi Jiwon tadi.
"Jiwon benar, aku harus segera mencari bantuan dan menolongnya!" Batin Taerin.
Taerin terus berputar-putar tidak mengerti dia ada dikomplek bangunan terbengkalai macam apa hingga seperti labirin, dia sudah cukup putus asa untuk melanjutkan langkahnya karena sudah lemas ditambah cidera kakinya. Tapi lagi-lagi ingatan akan Jiwon yang berusaha keras menolong nya kembali membawa semangat untuk Taerin terus mencari pertolongan.
Betapa baiknya tuhan ketika dia menemukan semua rumah bercerobong asap sedikit jauh dari daerah gelap ini. Taerin memaksakan kakinya berlari untuk cepat sampai ke pondok tua itu. Dan ternyata ada sepasang suami istri renta yang tinggal disana, mereka menanyakan apa yang terjadi dengan dia dengan keadaan kacau balau seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Love Story
FanfictionBISA PILIH CERITA MEMBER YANG KALIAN INGINKAN. ◆◆◆ Siapa sih yang gak mau jadi salah satu perempuan beruntung yang bisa punya hubungan spesial sama salah satu dari 7 cowo keren + kaya + ganteng + terkenal diseluruh dunia? Tapi kalo hubungan kalian g...