💐Jungkook :: Pillow Talk

66 5 0
                                    

Sanha menyandarkan punggungnya yang tegang di kepala tempat tidur, melihat Jungkook dengan piama rajutnya setengah berbaring disebelah dia membuat Sanha benar-benar merasa canggung. Waktu itu memang mereka tinggal selama tiga malam di apartemen yang sama, tapi tidak dikamar yang sama.

Entah bagaimana mereka berdua jadi berakhir dalam keheningan sekarang. Terasa baru sekali bagi Sanha tidur disatu ranjang yang sama dengan seorang lawan jenis, meskipun Sanha tau Jungkook tidak akan melakukan apapun yang tidak diinginkannya, tetap saja Sanha merasa was-was... Takut dia yang bisa menyergap lelaki itu lebih dulu.

"Hahahaha!" tawa Sanha tiba-tiba ketika pikiran itu terlintas diotaknya. Bagaimana bisa dia mencurigai diri sendiri bahwa dia yang akan membahayakan kesucian lelaki disebelahnya itu. Seganas itukah dia?

Jungkook yang semula matanya terpejam rapat dan terlihat tenang langsung terkejut dan menoleh kearah Sanha.
"Wae? Wae? Wae?" (Kenapa? Kenapa?) Tanya Jungkook.

"Aniya, hanya ada hal konyol tiba-tiba terpikir kan olehku. Maaf oppa menganggu tidurmu." (Tidak,)

Jungkook memperbaiki posisi nya dan ikut duduk dengan punggung tersandar dikepala tempat tidur, lalu menarik Sanha perlahan agar tiduran pangkuannya. Sanha awalnya terkejut tapi dia menuruti apa yang lelaki itu lakukan.

Kemudian Jungkook membenarkan anak-anak rambut yang menutupi wajah Sanha dan mengelus lembut rambut Sanha.
"Sanha-ya,"

"Hmm."

"Aku mencintaimu." Ucap Jungkook.

Sanha yang bisa melihat jelas wajah Jungkook yang sedang menatapnya menjadi malu dan wajahnya memerah. Bisa-bisa nya lelaki itu menyatakan perasaan disaat keadaan mereka seperti ini.

"Oppa, hentikan! Kau membuatku malu." Elak Sanha sambil memiringkan badannya membelakangi Jungkook.

Jungkook terkekeh kecil tapi tangan kananya masih terus mengelus lembut kepala Sanha.

"Aku mendapat tinjuan tadi siang."

Secepat kilat Sanha langsung berbalik menatap Jungkook lalu mencari-cari luka diwajah Jungkook. Dilihatnya setiap inchi wajah Jungkook dengan khawatir, kenapa bisa lelaki sekuat Jungkook membiarkan wajah tampannya ditinju orang.

Jungkook memegang tangan Sanha yang masih menelusuri wajahnya, lalu tersenyum hangat ketika kedua mata mereka beradu pandang.
"Aku baik-baik saja. Tinjunya tidak sekencang itu kok."

"Siapa yang melakukannya?!" Tanya Sanha dengan berteriak, sampai Jungkook sedikit kaget. "Orang gila macam apa yang berani-berani nya melukai wajah tampanmu hah?! Sialan dia! Lihat saja dia akan berhadapan denganku!" Amuk Sanha dengan ekspresi berapi api.

Jungkook tersenyum lebar melihat reaksi Sanha, dia jadi tidak menyesal memulai pembicaraan itu.
"Ada enam orang yang memukulku. Dua diwajah, satu dipunggung, satu dikaki dan dua diperut." Ngadu Jungkook dengan wajah memelas.

"Ya! Ijasshik! Bukankah itu masuk penganiayaan? Mereka harus dilaporkan kepolisi sekarang juga!" (Ya! Brengsek!)

Sanha bangkit dari berbaringnya tapi ditahan oleh Jungkook.

"Kau sebodoh ini hah?" Heran Jungkook.

"Oppa! Bagaimana bisa kau setenang ini setelah membiarkan sekelompok orang menganiaya mu? Kau itu idol terkenal, bagaimana jika nantinya media tau. Sialan enam or-" Sanha berhenti berbicara, lalu wajahnya tampak berpikir dan dia menyebutkan sesuatu sambil menghitung jari jemarinya.

"Wah sialan mereka." Umpat Sanha setelah menyadari enam orang yang dimaksud Jungkook adalah kelima sahabatnya dan juga pelatihnya.

"Hahaha! Kau lucu sekali astaga." Tawa Jungkook menggema diruangan itu.

BTS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang