Sohyun
Matahari bersinar malu hari ini, suasana mendung diluar menandakan hujan akan segera datang. Kalian pasti tau apa yang paling menyenangkan untuk dilakukan sekarang, bergelung malas dibalik selimut diatas tempat tidur yang dingin dan memberikan pelukan pada guling kesayang.
Hari ini weekend, dan kebetulan sekali aku tidak ada hal yang harus dilakukan. Mungkin hanya menunggu telepon dari beberapa agensi tempatku melamar pekerjaan.
Aku harus tetap makan dan menghasilkan uang untuk hidup, jadi aku memutuskan untuk mencari pekerjaan baru tentunya sebagai coordi. Hanya itu kemampuanku.
Ah bibir ini tak henti tersenyum sejak kemarin, untuk satu hari saja kemarin aku merasa benar benar berkencan dengan V. Lelaki itu seperti tidak takut kehilangan segalanya demi tertawa bersamaku seharian kemarin. Dia memperlakukanku dengan spesial hingga aku merasa bahagia layaknya orang kasmaran. Aku hanya berharap tidak ada berita apapun yang muncul.
Aku ingin tidur kembali tetapi Jinhee Eonni menggedor pintu kamarku. Aku yakin ada rentetan daftar pertanyaan yang ingin dia ajukan padaku. Karena semalam aku pulang hampir pukul sebelas malam dan dia sudah tertidur.
Eonni pasti akan membuatku mual dengan banyaknya pertanyaan karena kemarin tiba tiba saja V datang dengan senyuman manis lalu mengatakan "bisakah aku pinjam rumahnya beberapa jam?" kepada Eonni. Untungnya Eonni tahu diri dan mengerti maksud ucapan V, dia langsung berganti pakaian dan pergi.
"Ya! Buka pintunya anak nakal!"
Aku menutup wajahku dengan bantal dan berharap suara itu segera berhenti.
"Aku akan mendobraknya jika dihitungan ke 3 kau tidak membukanya!"
Dia kekanak kanakan sekali.
"Hana..."
Kaki kecilmu tidak akan kuat. Percayalah Eonni, kau akan kesakitan jika memaksa mendobrak pintu kayu tebal itu dengan tubuh mungilmu.
"Dul..."
Ah benar juga, ada yang ingin aku tanyakan padanya.
Dengan terpaksa aku harus berpisah sementara dengan kasur nyamanku."Set!"
Aku menunggu disamping pintu, tak ada gerakan apapun. Tak ada suara gebrakan. Hening, terlalu hening.
"Eonni! Kau sudah menyerah?" tanyaku memastikan dia masih ada disana, dibalik pintu kamarku. Tapi tak ada sahutan.
"Aku akan keluar," kubuka slot kunci pintu dan membuka.
Wah daebak! Aku hampir terjengkang melihatnya.
"Ya! Apa kau seorang saiko? Kenapa hanya diam sambil menggenggam pisau dapur didepan kamarku?"
Hampir saja aku benar benar akan terbunuh jika tidak membuka pintu kamarku.
"Kau harus menjelaskan semuanya, secara rinci!" dia mengacungkan pisaunya kearahku.
Aku rasa bertengkar dengan Suga membuatnya menggila karena tingkat stres yang berlebih.
Ya, bisa dikatakan situasiku dan Jinhee sama. Kami sama sama menyedihkan saat ini, jadi tak ada yang dapat menghibur dan merasa terhibur.
"Turunkan pisaumu itu, ayo kita minum sedikit sambil makan cumi cumi kering." ini hanya basa basiku mengajaknya untuk berbicara.
"Sepagi ini kau ingin minum?"
Aku mengangguk.
"Ya, andwae!" (ya, tidak bisa)
"Wae?"
"Kita dipanggil ke kantor big hit jam 11 nanti."
Aku sudah keluar dari sana, tidak ada urusan apapun lagi yang mengharuskanku kesana bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Love Story
FanficBISA PILIH CERITA MEMBER YANG KALIAN INGINKAN. ◆◆◆ Siapa sih yang gak mau jadi salah satu perempuan beruntung yang bisa punya hubungan spesial sama salah satu dari 7 cowo keren + kaya + ganteng + terkenal diseluruh dunia? Tapi kalo hubungan kalian g...