🌻J-hope :: Starting Or Not

153 21 1
                                    

Taerin PoV

Ketika aku membuka mata hari itu, lelaki ini yang pertama kali aku lihat menatapku dengan perasaan berharap yang besar dan terlihat kelegaan dimatanya. Aku sempat tidak percaya ucapan J-hope bahwa aku terbaring di rumah sakit selama satu bulan lebih. Ku pikir aku hanya tertidur beberapa jam saja.

Aku bermimpi, bermain bersama Jiwon dan melakukan banyak hal bersama. Aku merasa sangat bahagia saat itu, aku juga bertemu kembali dengan Appa dam bisa melihatnya tersenyum seperti dahulu. Mereka semua terlihat baik-baik saja, seolah tidak ada duka disana. Aku merasa nyaman hingga enggan kembali kedunia yang penuh kejutan kejam ini, namun entah bagaimana Jiwon dan Appa berhasil mengirimku pergi dan mereka memintaku untuk kembali saja.

Jiwon bilang, ini bukan salahku dan juga aku belum boleh berada disana. Kurasa itulah alasan ku terbangun dari koma ku, tapi rupanya aku sedikit keliru. Mendengar banyak cerita dari sana sini, sepertinya kesembuhanku juga ada campur tangan dari lelaki yang sedang terlelap dengan gelisah didepanku ini.

Dia selalu berdoa untukku, dia yang selalu menemaniku, dia juga yang merawatku. Aku tidak pernah berpikir sama sekali bahwa J-hope mencintaiku, jika saja Jimin dan V waktu itu tidak memperlihatkan banyak cuplikan video dimana J-hope selalu mengajakku mengobrol meskipun aku tak menjawabnya karena sibuk terlelap dan video-video itu selalu berakhir dengan lamaran J-hope yang terdengar serius.

Sebelum kejadian itu, aku tidak pernah sama sekali merasa bahwa J-hope akan menjadi orang yang paling menyayangiku, aku juga tidak pernah menduga bahwa dia akan melakukan banyak hal untukku hingga saat ini. Saat itu kami hanya sebatas rekan kerja. Tapi kenyataannya sudah ratusan kali dia melamarku, lucunya.

Tidak bisa kupungkiri, ada banyak kesedihan dan perasaan sakit yang mendalam meskipun aku berusaha mengenyahkannya dari pikiran dan hatiku. Sepertinya lelaki didepanku ini belum bisa menjadi alasan terbesarku untuk mengobati diri. Ada rasa trauma dan penyesalan yang besar setelah terbangun dengan ingatan terakhirku adalah kejadian hari itu.

Mendengar tentang kematian Miran benar-benar menghancurkan hatiku. Sudah cukup aku menanggung beban karena kematian Jiwon dua tahun yang lalu, tapi mendengar Miran harus kehilangan nyawanya karena aku juga itu benar-benar hal yang tidak bisa aku tanggung lagi. Semuanya berawal dariku, karena itu aku melakukan hal gila seperti siang ini.

Tapi...
Disaat kesadaran diriku hampir hilang, samar-samar kudengar suara tangisan nya menyebut namaku, nada suaranya tersiksa seolah-olah dia akan hancur jika kehilanganku. Aku merasa... Begitu dicintai dan diharapkan keberadaannya. Mendengar tangisannya juga terasa nyeri bagiku, aku tidak ingin mendengarnya merasakan kesakitan seperti itu lagi.

Lelaki ini benar-benar menginginkanku.

"Taerin-ah... Andwae. Gajima, jebal." (Taerin... Tidak. Jangan pergi, kumohon)

Lihat, bahkan dalam tidurnya dia sempat memikirkanku. Aku tidak bisa menahan senyuman lagi, mungkin saat ini aku belum cukup merasa percaya diri untuk mencintainya. Tapi aku cukup yakin untuk mencoba melewati semua ini karena aku dicintai lelaki ini.

"J-hope-ssi. Gomawoyo, tolong bantu dan jaga aku terus." (Terimakasih)

Taerin mengelus rambut J-hope dan menatap lengan kirinya yang tertutup baju lengan panjangnya.

"Terimakasih karena sudah menyelamatkanku juga kali ini, aku merasa bersyukur kau tidak menyerah untuk mempertahanku."

"Baiklah, untuk lelaki ini."

Aku harus memberanikan diri, dan sejujurnya... Mencoba mengiris urat nadi sendiri itu sakit. Kurasa aku tidak ingin melakukannya lagi. Terlebih, lelaki ini pasti tidak akan membiarkanku meninggalkannya.

BTS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang