Meari's POV
Sudah seminggu ini Rapmon tidak pernah absen untuk selalu datang ke apartemenku dan aku sangat yakin jadwalnya pasti padat sekali. Meskipun hanya untuk sekedar mengobrol denganku atau makan bersama selama satu atau dua jam.
Tentu saja aku cukup tau bahwa dia terlihat lelah setiap hari, tapi selalu mengatakan dia baik-baik saja. Aku sudah berulang kali memintanya tidak perlu setiap hari datang karena aku yakin dia butuh istirahat, tapi dia selalu berhasil membuatku terdiam karena selalu menjawab
"Aku kemari untuk beristirahat, disini juga rumahku."
Entah kenapa kata-katanya arogant tetapi selalu membuat sesuatu didalam dadaku melompat lompat tak karuan.
Sejujurnya entah karena sikapnya yang berbeda sekarang, aku merasa sesuatu yang aneh didalam sini. Saat dia belum juga datang, aku akan selalu menatap pintu berkali kali dan berharap cepat menyambutnya didepan sana. Saat dia duduk bersamaku, otomatis aku akan tersenyum. Dan saat dia menatapku lalu tersenyum singkat, rasanya ada desiran hangat yang mengalir dalam rongga dadaku.
Yoeun bilang artinya aku menyukai namja dingin itu, sungguh? Itu yang masih aku tanyakan sampai sekarang. Dan lucunya setiap kali aku memikirkannya aku hanya mendapat jalan buntu dengan pikiran mengatakan aku menyukai keberadaannya.
"Ada apa?" tanyaku saat mengakat panggilan dari Rapmon.
"Kau dimana?"
"Di sanggar tariku."
"Baiklah, lima belas menit lagi aku kesana."
"Tapi aku masih ada kelas."
"Lanjutkan saja."
"Baiklah, aku tutup."
Ah ya, Bangtan akan pergi ke Jepang selama dua hari sore ini. Kurasa aku akan merindukannya.
Baiklah-baiklah, aku akui aku menyukai dia. Iya, suamiku. Tapi untuk mencintai kuharap belum.
"Meari-ah, kelas ketiga segera dimulai." ucap Yoeun mengingatkan.
Aku meneguk sisa caramel machiato ku dan berjalan kearah ruangan diujung lorong.
👇👇👇
Rapmon's POV
Yoeun memberitahu tadi untuk menunggu Meari didalam ruang kerjanya saja, tapi aku memilih duduk di kantin sambil menikmati sekaleng soda berwarna biru di sini. Tentu saja lengkap dengan perlengkapan menyamarku.
Tidak terlalu ramai orang-orang dikantin meskipun ini merupakan gedung campuran dan sanggar tari Meari berada di lantai 3.
"Jangan lupa datang besok sore untuk kelas nona Im." ucap seorang namja yang terlihat masih cukup muda.
Aku mengalihkan pandanganku dibalik kacamata hitam menatap gerombolan anak anak yang tampaknya masih sekolah akhir atau mahasiswa itu.
"Tentu saja, jangan sampai melewatkannya." ucap seorang anak berjaket abu abu.
"Jam berapa tepatnya? Aku tidak ingin terlambat untuk melihat nona Im." kata anak lain berambut pirang.
"Jam tiga sore. Jika sampai kalian tidak datang, akan sangat rugi." jawab anak yang berbaju kotak kotak.
"Kelasnya akan menjadi kelas wajibku, ketika dia menari... Woahhh! Dia sungguh seksi."
"Kau benar, apalagi kelas dua hari yang lalu, dia terlihat begitu menawan dan menggoda dengan baju abu abu nya yang berkeringat."
"Ya! Itu belum seberapa, nona Im terlihat begitu seksi ketika memakai baju warna merah dengan celana ketatnya."
"Aku setuju, tubuhnya sungguh menggoda sekali. Beruntung sekali kekasihnya itu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Love Story
Fiksi PenggemarBISA PILIH CERITA MEMBER YANG KALIAN INGINKAN. ◆◆◆ Siapa sih yang gak mau jadi salah satu perempuan beruntung yang bisa punya hubungan spesial sama salah satu dari 7 cowo keren + kaya + ganteng + terkenal diseluruh dunia? Tapi kalo hubungan kalian g...