🌻J-hope :: Danger

137 21 1
                                    

"Mirah-ah, Yohan-ssi. Apa maksudnya ini? Kenapa kalian mengikatku disini. Berhentilah bercanda, tanganku sudah perih." Ucap Taerin dengan suara bergetar dan mata yang sudah berkaca-kaca menahan tangisnya.

Miran mendekat kearah Taerin dan menjambak rambutnya hingga kepala Taerin mendongak keatas dan dapat menatap wajah Miran yang sudah penuh kebencian sedang memelototinya.
"Argghh!" Taerin merasakan beberapa rambutnya pasti ikut tertarik dan terasa perih dikulit kepalanya akibat jambakan Miran yang terlalu kencang.

"Ya! Dasar cengeng. Kami bahkan belum memulainya, kenapa kau sudah mulai menangis."

"Sutttt! Baby. Tenanglah sedikit. Kenapa kau memulainya dengan keras seperti itu." Yohan mendekat kearah dua gadis itu dan pelan-pelan melepaskan cengkraman tangan Miran di rambut Taerin.

"Kenapa kau membela jalang ini!" kesal Miran.

"Tentu saja tidak, tapi kita mulai perlahan dulu. Kau tidak lihat dia kebingungan sekarang." Yohan menunjuk Taerin yang sedang menangis tersedu sedu dan gemetar seluruh badan.

"Ke-kenapa kalian melakukan i-ini padaku." tanya Taerin dengan suara terbata bata.

Plakkkk!
"Akhhhh!" pekik Taerin kesakitan.

Tamparan keras mendarat dipipi kanannya. Miran menatap Taerin dengan pandangan berkobar amarah dan kedua tangannya mengepal erat-erat.

"Kau masih bertanya kenapa? Kau memang pantas dihukum untuk itu!" teriak Miran tepat didepan wajah Taerin.

"Kenapa kau jadi seperti ini Miran-ah. Kau selalu mengatakan menyayangiku. Kau juga yang menjaga dan merawatku selama ini." isak tangis Taerin tak tertahankan lagi.

"Ya! Kau itu terlalu munafik dan bodoh hingga tidak bisa membedakan semua itu hanya kebohongan. Kau kira aku tahan selama ini tinggal berasamamu dan merawatmu. Jika saja Jeonsoo oppa tidak menahanku untuk membunuhmu dengan cepat, sudah kulakukan sejak dulu. Cih!" jelas Miran.

"Itu bukan kebohongan, kau pasti bercanda. Kumohon berhentilah seperti ini, kau bukan Miran yang kukenal, kau membuatku takut."

Terlintas dibenaknya kenangan bahagia bersama Miran sejak dulu, mereka yang selalu tertawa bersama dan melakukan banyak hal berdua semuanya terlalu nyata jika dikatakan sebagai kebohongan.

"Jeonsoo oppa? Kau berhubungan dengannya selama ini?" tanya Taerin tak percaya.

"Tentu saja! Melihatmu menangis hingga pingsan setiap kali menelponnya atau membicarakannya membuatku puas setengah mati. Melihatmu menderita setelah bermimpi buruk membuatku ingin berteriak kegirangan. Aku bertahan bersamamu hingga... tadi, itu untuk melihat kau tersiksa karena trauma mu. Dan lumayan, tidak mengecewakan."

Yohan menggiring Miran menjauh dari Taerin dan duduk disofa bersama. Yohan menatap Taerin lekat-lekat yang sekarang pandangannya terasa kosong dan bahkan suara isak tangisnya yang tadi terdengar kencang sekarang sudah tidak ada, hanya air mata yang terus mengalir dipipinya.

"Sebenarnya, ada apa ini?" lirih Taerin dengan wajah tertunduk kelantai.

"Kau tentu masih mengingat kejadian mengerikan dua tahun yang lalu hingga Jiwon harus kehilangan nyawanya. Kau pikir karena siapa dia kehilangan nyawa seperti itu? Karena kau dasar jalang!"
Yohan menahan Miran yang hendak bangkit dari duduknya untuk menerkam Taerin.

"I-itu tidak seperti yang kalian pikirkan, a-aku... aku..."

"Kau tidak tau seberapa menderitanya aku dan Jeonsoo oppa selama ini, kami kehilangan adik dan kekasih yang kami cintai karena kau! Kau yang seharusnya mati hari itu!" Miran sudah tidak kuat menahan amarahnya dan berlari menerjang Taerin lalu memukuli nya tanpa ampun.

BTS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang