"Ahjuma, bisa tolong bawakan kami semangkuk ceker ayam pedas lagi dan sebotol soju." pinta Yoeun melihat Meari yang senang memakan cemilan favoritnya itu.
"Ne, jamkanmanyo!" (ya, tunggu sebentar!) sahut ahjuma pemilik warung.
Beberapa menit kemudian pesanan mereka sudah tersedia di atas meja dan disambut senyum meriah Meari.
"Kau hanya minum? Tidak ingin ini?" tanya Meari menunjuk ceker ayam yang sedang dimakannya.
"Kau lupa, aku tidak menyukai itu."
"Ah iya, kau lebih suka tteokbeokki yah. Sayangnya sedang habis. Kau minum saja!"
Tanpa Meari suruh pun sejak tadi Yoeun sudah menghabiskan setengah botol soju.
"Meari-ah,"
"Ne?"
"Bisakah kau ceritakan apa masalahmu kali ini? Sejak seminggu lalu kau menjadi aneh. Aku ingin kau membagi dukamu bersamaku."
Seketika Meari langsung menghentikan kegiatan makannya lalu menatap Yoeun.
"Kau tau bukan bagaimana tipikal Eommaku. Dia itu keras kepala, tapi tetap saja aku menyayanginya." Meari mencebik kesal.
"Lalu?"
Meari menghela nafas sejenak lalu menenggak habis soju digelasnya.
"Dia bilang aku harus pulang lusa, untuk membicarakan tentang perjodohan." cerita Meari dengan raut wajah lesu.
"Jeongmal?! Kau akan dijodohkan!" pekik Yoeun terkejut tapi lebih terkejut lagi Meari karena teriakan Yoeun membuat seluruh orang yang ada di sana menoleh kearahnya.
"Ya! Kecilkan suaramu! Kau membuatku jadi pusat perhatian sekarang."
"Mian. Benarkah kau akan dijodohkan?" tanya Yoeun memastikan.
"Ne, dan aku tidak suka akan hal itu. Dan yang lebih parahnya, Appa menyetujui usulan Eomma. Bukankah mereka kurang waras, tiba-tiba saja ingin menjodohkanku. Padahal selama ini mereka melarang keras aku bergaul dengan seorang namja." wajah Meari semakin tertekuk.
"Mereka hanya ingin yang terbaik untukmu. Lagipula umurmu sudah 24 tahun (25 dalam umur korea) jadi sudah sewajarnya kau menikah."
"Tapi aku bisa memilih calon ku sendiri, tidak dengan perjodohan. Lagipula populasi wanita karir di korea itu tinggi, banyak dari mereka yang sudah berusia tiga puluhan tapi belum menikah. Aku ini masih sangat muda." sangkal Meari.
"Lebih cepat lebih baik. Kau akan menjadi seorang eomma yang cantik jika memiliki anak diusia yang masih muda. Jangan menunda jika ada calonnya."
"Ya! Kau harusnya membelaku, bukan membela Eomma dan appa!"
"Aku netral," Yoeun tersenyum tidak bersalah.
Yoeun malah memperburuk suasana, Meari merasa semakin kesal dan memutuskan untuk mengumpat didalam hati saja dan menuang soju digelasnya dan menenggak habis cairan bening itu dalam sekali sentakan.
"Kau sudah tau siapa calonmu?" tanya Yoeun dan Meari menggeleng.
"Jadi itu yang mengganggumu sejak kemarin?" tanya Yoeun dan Meari hanya mengangguk sekali.
"Kau pulang saja dulu, setelah itu bicarakan baik-baik dengan mereka. Kurasa mereka pasti mempunyai alasan yang baik tentang perjodohan ini." Yoeun menenangkan.
"Alasan baik pantatmu!" Umpat Meari.
"Setidaknya dengarkan mereka dulu, mereka pasti juga akan mengatakan alasannya padamu mengapa mereka menjodohkanmu secara tiba-tiba seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Love Story
Fiksi PenggemarBISA PILIH CERITA MEMBER YANG KALIAN INGINKAN. ◆◆◆ Siapa sih yang gak mau jadi salah satu perempuan beruntung yang bisa punya hubungan spesial sama salah satu dari 7 cowo keren + kaya + ganteng + terkenal diseluruh dunia? Tapi kalo hubungan kalian g...