💐Jungkook :: Hold Me Tight

54 7 0
                                    

"Eomma!" tiba-tiba saja terlintas dikepalanya, dia masih memiliki Eomma nya. Bagaimana jika gerombolan siswa tadi melakukan sesuatu kepada Eomma nya.

Sanha mencoba berdiri sekuat tenaga, kakinya terasa seperti agar-agar dan sakit. Sulit sekali untuknya bisa berdiri. Setelah berjuang cukup lama Sanha mulai bisa berjalan keluar dari tempat itu. Dirinya bahkan tidak bisa percaya bahwa dia dibawa ke gudang kosong pinggiran kota yang dikelilingi rumput-rumput tinggil. Harus bagaimana dia bisa kembali kerumahnya jika keadaannya seperti ini.

Setelah memaksakan berjalan menyusuri jalan setapak selama dua puluh menit lebih, ada seorang kakek tua yang menawarkannya tumpangan dan dengan senang hati Sanha meminta pertolongan. Sanha berpikir ternyata masih ada orang baik yang mau menolongnya bahkan disaat keadaannya sekacau sekarang.

Beberapa saat kemudian...

"Kau bisa membersihkan dirimu dulu disini. Istriku akan membantumu." ucap kakek tersebut.

Sanha diberi makan, diberi pakaian yang bersih dan diizinkan untuk menginap sampai pagi tiba disana. Dia setuju untuk menghabiskan malam disana karena dia tidak bisa berbohong bahwa tubuhnya terasa hancur lebur, bagaimana tidak segerombolan lelaki sehat menghajarnya berkali-kali. Masih bisa hidup pun itu sudah luar biasa. Untunglah kakek dan nenek yang menolongnya tidak banyak bertanya.

Esok paginya, kedua lansia itu mengantarkan Sanha kembali kerumah padahal Sanha sudah menolak karena sudah cukup banyak merepotkan mereka. Tapi dengan dalih akan berbelanja bahan masakan di kota membuat Sanha tidak bisa menolaknya lagi.

Sanha memasuki rumah dan langsung mencari Eommanya, dia tidak bisa menemukannya dimanapun sampai suara berderit dari arah dapur terdengar. Sanha terkejut ketika melihat Eomma nya bersembunyi didalam lemari dapur. Terlihat gemetar dan ketakutan, dia berlari menghampiri Eomma dan membantunya keluar meskipun awalnya sempat memberontak enggan keluar dari sana.

"Eomma wae geurae?" (ibu ada apa?) Sanha tak bisa menahan tangisnya melihat Eomma nya yang sekacau itu.

"Pergi, ayo pergi!" teriak Eomma nya.

"Kenapa?" tanya Sanha.

"Terlalu banyak orang yang ingin membunuh kita Sanha-ya. Mereka mendobrak dobrak pintu dan memecahkan kaca jendela, yatuhan..."

"Kajja Eomma! Kita pergi dari sini."

Tapi Sanha yang kondisinya belum sepenuhnya pulih pun tidak bisa memaksa diri untuk terus memapah Eomma nya.

"Kita tunggu sampai malam lalu kita pergi ke rumah Bibi di Daegu."

Eomma Sanha yang masih menangis terisak isak hanya bisa mengangguk lemah.

"Eomma... Appa bagaimana?" tanya Sanha hati-hati.

"Appa... Appamu?"

"Hmm. Appa."

"Meninggal." lirih Eomma nya.

Sanha melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Eomma nya lekat-lekat.
"Tidak mungkin." Sanha tak percaya.

Dengan cepat Sanha berlari kesana kemari mencari handphone Eomma nya, karena handphone nya hilang kemarin. Setelah berhasil menemukannya Sanha langsung mencari berita terbaru dan matanya bergetar hebat lalu tubuhnya merosot ketanah.

"Eomma... Appa sudah tiada." lirih Sanha, air matanya mengalir deras dari sudut matanya, tapi entah kenapa dia tidak bisa menangis lagi. Rasanya dia sudah lelah dengan semuanya.

"Bagaimana bisa Appa mengakhiri hidupnya tanpa memikirkan kita setelah semua kelakuan nya itu. Hahaha..." Sanha tertawa hambar, menertawakan nasib sial dirinya yang entah kenapa terasa konyol baginya.

BTS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang