Entah bagaimana apartemen Meari malah menjadi seperti hotel, para anggota bangtan sudah bertebaran setengah sadar setelah mabuk bersama tadi.
Meari menatap suaminya yang masih tersadar karena hanya meminum dua kaleng bir saja dan itupun belum habis. Rapmon yang sadar sedang ditatap menoleh kearah Meari dan tersenyum tipis.
"Apakah kalian sudah berbaikan?" tanya Jimin pada Rapmon.
"Aku rasa ada kesalahpahaman dan lucunya aku belum meminta maaf padanya sampai sekarang." bisik Rapmon karena takut Meari mendengar.
Jimin melirik kearah Meari yang sedang berbincang dengan Jinhee diseberang meja.
"Jadi sekarang kau sudah mengakui bahwa kau memang mencintainya?" tanya Jimin.
"Aku sudah mengatakan padanya tentang hal itu."
"Kalau begitu jagalah dia terus, jangan sampai kau menyakitinya. Kudengar lelaki itu sudah kembali ke negara asalnya."
Rapmon mengangguk membenarkan perkataan Jimin.
"Kau tau Jimin-ah, David. Lelaki berengsek itu, dia Oppa nya Meari."Jimin yang hendak meminum soju nya langsung tersedak lalu menepuk nepuk kan dadanya.
"What?! Jinjja?!" (apa?! Serius?!)"Eoh. Lelaki yang membuatku gelisah akhir-akhir ini adalah Oppa nya. Dan lucunya berkat dia juga aku jadi menyadari perasaanku padanya."
"HAHAHAHA!" tawa Jimin meledak dengan kencang.
Semua orang seketika menatap Jimin yang masih asik tertawa terbahak bahak. Bahkan Jin dan J-hope yang sejak tadi sudah terlihat tidur pun langsung bangun karena terkejut.
"Wae? Wae? Wae? Ada yang lucu?" (kenapa? Kenapa? Kenapa?) racau J-hope.
"Moonie hyung sungguh lucu! Ya hyung! Kau ingat bukan perkataanku dulu, ketika kau mengalami ini maka aku yang akan tertawa paling keras pertama kali." ledek Jimin dan Rapmon langsung menjitak kepalanya.
"Chugullae?!" (kau ingin mati?!) ancam Rapmon.
Lalu mereka pun bergulat seperti anak tk hingga mengundang gelak tawa yang menontonnya.
Meari tersenyum hangat menatap suaminya yang masih asik bercanda dengan Jimin. Rasanya masih seperti mimpi bagi Meari.
Tiba-tiba saja rangkaian kejadian itu menghampiri hidupnya sampai dirinya ada di titik ini."Meari-ssi. Apakah kau pernah berpikir bahwa hubungan kalian bisa saja goyah setelah menikahi Namjoon oppa?" Tanya Jinhee.
"Karena fans?" Tanya Meari balik dan Jinhee mengangguk.
"Kau tau Jinhee, ketika aku memutuskan untuk menikah dengan Namjoon oppa aku tidak memikirkan hal seperti itu. Bahkan saat itu aku tidak peduli jika karirnya hancur. Saat itu aku egois. Tapi sekarang berbeda." Meari tersenyum.
"Eonni, neon nappun saram aniya." (Kakak, kamu bukan orang jahat.)
"Tentu saja, aku tau aku bukan orang jahat. Tapi saat itu kondisiku sedang buruk. Suatu saat aku sadar dan mengatakan pada diriku sendiri. Ah, aku sudah punya suami ya tiba tiba saja aku memiliki banyak ke khawatiran hingga sekarang."
Sejenak Meari terdiam sambil menenggak bir yang ada digenggamannya, Jinhee pun mengikutinya.
"Sering kali pertanyaan pertanyaan yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan tiba-tiba saja memenuhi pikiranku. Bagaimana jika para penggemarnya tau? Bagaimana jika akhirnya pernikahan ini akan berakhir? Bagaimana jika aku penyebab hancurnya mimpi lelaki itu? Bagaimana jika akhirnya aku akan ditinggalkan sendirian lagi? Dan sebagainya. Sekedar informasi, aku benci kesepian. Hehehe." Tawa canggung Meari di akhir kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Love Story
FanfictionBISA PILIH CERITA MEMBER YANG KALIAN INGINKAN. ◆◆◆ Siapa sih yang gak mau jadi salah satu perempuan beruntung yang bisa punya hubungan spesial sama salah satu dari 7 cowo keren + kaya + ganteng + terkenal diseluruh dunia? Tapi kalo hubungan kalian g...