🍀Rapmon :: Night Changes

136 11 1
                                    

Meari sedang membuat Milkshake cokelat kesukaannya ketika bel apartemennya berbunyi. Sambil menyeruput minumannya dia berjalan membukakan pintu apartemen, dirinya terkejut ketika tubuh Rapmon jatuh menabrak badannya hingga milkshake yang dipegangnya terjatuh kelantai.

Untung saja Meari dengan sigap menahan tubuh Rapmon hingga mereka tidak terjatuh berdua kelantai.

Bau alkohol menguar dari tubuh suaminya itu, terlihat jelas bahwa Rapmon sedang mabuk dengan kesadaran dirinya yang lenyap seperti sekarang.

Dengan susah payah Meari memapah tubuh kekar Rapmon dengan tubuh mungilnya ke sofa terdekat.

"Ya! Apa yang membuatmu minum terlalu banyak seperti ini?" Tanya Meari sambil menepuk nepuk pelan pipi Rapmon.

"Sadarlah, namjoon-ssi!"

Hanya rintihan halus yang menjadi balasannya. Meari menghembuskan nafasnya berat lalu melepaskan sepatu dan kaos kaki Rapmon. Membenarkan posisi berbaringnya dan berlari kecil ke kamar mengambil selimut.

Meari terkejut ketika Rapmon tiba-tiba memeluknya erat ketika sedang mencari selimut dilemari.

"Jangan pergi, sungguh." lirih Rapmon.

Meari merasakan hembusan nafas Rapmon di telinganya, dagu Rapmon bersandar santai dibahu Meari.

"Ada apa? Kau ada masalah?" tanya Meari halus sambil melepaskan pelukan Rapmon pelan, mengajaknya duduk dipinggir tempat tidur.

"Apa aku tidak lebih baik dari dia?" tanya Rapmon.

Meari kebingungan menatap Rapmon yang sedang menatapnya juga dengan tatapan sedih.

"Nugu?" (siapa?)

"Ah sudahlah, aku emang tidak lebih baik dari dia, sampai kau lebih mencintainya." ceracau Rapmon sambil menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur.

"Ya, Namjoon-ssi. Apa maksudmu, tidak ada namja lain bagiku."

"Gotjimal..." (bohong) desis Rapmon.

"Jinjjaya!" (aku serius!) teriak Meari.

"Lalu maksud dari foto yang tadi itu apa?"

"Foto apa?"

Rapmon mengusap kasar wajahnya dan mengambil beberapa lembar foto yang sudah berbentuk jelek akibat remasan jemarinya.

Meari mengernyitkan keningnya dalam-dalam lalu menatap Rapmon dengan perasaan bersalah.

"Namjoon-ssi, aku bisa menjelaskannya."

Rapmon tersenyum miring dan memilih tak menatap manik mata Meari yang berkaca kaca.

"Padahal kukira kita sudah dekat beberapa hari ini, tertawa bersama bahkan makan bersama membuat kita seperti pasangan sungguhan. Ternyata memang sedari awal pernikahan ini hanya perjanjian hitam diatas putih."

Baru Meari hendak bersuara Rapmon lebih dulu menyelanya lagi.
"Aku tau memang seharusnya tidak ada rasa cinta kepadamu, ternyata memang kau bukan gadis yang harus kucintai Meari-ah." matanya berkaca-kaca.

Meari menatap nanar ekspresi wajah Rapmon yang terlihat terluka. Meari bangkit dari duduknya dan berjalan cepat keluar kamar.

Rapmon tersenyum miris mengingat akhir-akhir ini dia selalu berharap hubungannya dapat seperti Suga atau V yang akhirnya menemukan kebahagiaan. Nyatanya sesuatu yang seperti itu hanya ilusi baginya, sejak awal Rapmon harusnya tau bahwa pernikahan ini hanya sebuah perjanjian.

Rapmon menertawakan dirinya sendiri yang terasa bodoh. Dulu dia mati matian menolak perjodohan ini dan bahkan sekarang dia yang terlena dan terjebak sendiri didalam pernikahan ini. Merasa dicintai dan mencintai, merasa bahwa kebahagiaan terus diberikan Meari padanya. Padahal hanya dia sendiri yang merasakan cinta dan kebahagiaan itu, tidak pada Meari.

BTS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang