Jihan menghela nafas secara perlahan. Digeretnya koper hitam yang dia bawa menuju area taksi, sampailah dia disini. Pulau Jeju, tempat banyak kenangan yang Jihan dan Jimin ciptakan.
Dia berniat mengistirahatkan dirinya dari kesedihannya selama beberapa waktu, dia juga ingin mengingat ingat kembali tentang masa bahagia mereka disini. Jihan berpikir mungkin dengan begitu dia bisa menemukan titik terang dalam permasalahannya, dan dia berharap kesedihannya berangsur mereda. Jihan mencoba menemukan jawaban atas masalahnya dengan Jimin disini.
Sebetulnya terbilang nekat dengan modal yang pas-pas an dia berani datang seorang diri kemari. Bahkan Jihan tidak memberitahukan tentang kepergiannya ini kepada Domi, gadis itu pasti sedang mengomel parah saat tau dari Eomma nya nanti.
JIHAN PoV
Entah setan apa yang merasuki Eomma dan Appa sampai mereka mengizinkanku pergi kesini dan bahkan mereka memberiku uang jajan yang lumayan. Sejak tragedi putusku dengan Jimin oppa yang tragis itu, Eomma bersikap lebih lembut padaku. Dia jarang mengomel bahkan sering membuatkanku makanan kesukaanku. Seperti saat ini, dia memberiku uang jajan lebih banyak dari Appa, hehehe. Mian Appa, aku lebih sayang Eomma saat ini ^O^
Ku kencangkan gendongan tas dipunggungku, kajja! Kita mulai petualangannya.
Aku lebih ingin bersenang senang daripada menangis. Kumohon tuhan! Bantu aku untuk tidak menangis lebih banyak lagi.
"Pak tolong antarkan kealamat ini yah."
Kuserahkan selembar kertas bertuliskan alamat penginapanku, aku ingin cepat-cepat membereskan barang dan berjalan-jalan mumpung hari masih siang.
Kuharap tiga hari ku disini bisa mendapat ketenangan.
Setengah jam duduk didalam taksi sambil cemas menatap argo yang terus berjalan membuat perutku lapar. Kenapa jauh sekali penginapan nya, kulihat di google maps dekat.
"Ahjusshi, maafkan aku tapi apakah ini masih jauh?"
"Tidak, sekitar lima menit lagi kita sampai."
Kurasa lebih baik aku turun disini. Area ini tersedia warung makan pinggiran yang mungkin ramah dikantongku.
"Ahjusshi, berhenti disini saja. Berapa totalnya?"
Kuserahkan beberapa lembar won setelah dia menepi dipinggir jalan. Dia membantuku mengeluarkan koper dari bagasi dan bergegas pergi setelahnya.
Huh! Sepertinya lain aku aku akan naik bus saja.
Krukkkk!
Cacing didalam perutku sudah berdemo meminta makanan. Wajar saja, terakhir aku memasukkan makanan kemarin malam dan itu pun hanya dua buah pisang.Sepertinya rumah makan itu bisa mengamankan dompetku yang tipis.
Kenapa koper ini berat sekali astaga!
Klimtinggg!
Suara lonceng saat kubuka pintu nya. Interior ala rumahan yang terasa nyaman untuk seorang backpaker sepertiku."Selamat datang nona. Apa yang ingin kau makan?" Tanya seorang wanita paruh baya dengan celemek bunga-bunga.
"Gogi guksu satu dan jus jeruk, kamsahamnida."
"Ne, tunggu sebentar."
Tidak kusangka aku melancong ketempat ini sendirian kali ini. Ah, Jimin oppa. Bogosippda.
Ah tidak tidak tidak!
Kepalaku pusing karena menggeleng terlalu cepat.
Ayo Jihan-ah! Kita ingat hal-hal baik nya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Love Story
Fiksi PenggemarBISA PILIH CERITA MEMBER YANG KALIAN INGINKAN. ◆◆◆ Siapa sih yang gak mau jadi salah satu perempuan beruntung yang bisa punya hubungan spesial sama salah satu dari 7 cowo keren + kaya + ganteng + terkenal diseluruh dunia? Tapi kalo hubungan kalian g...