💐Jungkook :: Bad Bye

40 5 0
                                    

Sekali lagi Jungkook mengusap air mata yang mengalir dikedua pipinya, tidak ada suara tangisan tapi raut wajah dan aliran deras air mata itu sudah cukup membuktikan seberapa sakit hatinya sekarang melihat Sanha terbaring didalam sana dengan berbagai alat penunjang hidup yang menempel ditubuhnya. Sedangkan Jungkook hanya bisa melihatnya dari balik kaca tanpa bisa melakukan apapun.

"Kau harus kuat demi dia." Ucap J-hope sambil mengelus elus punggung Jungkook yang bergetar.

"Lihat hyung! Astaga gadis kecilku terbaring disana. Aku harus bagaimana?"

"Kook, berdoalah sebanyak yang kau bisa. Aku tau bagaimana perasaanmu saat ini. Aku pernah mengalaminya, jika kau selemah ini, bagaimana Sanha bisa bertahan." Nasihat J-hope.

Jungkook tak membalas perkataan J-hope, matanya tak bisa lepas melihat wajah Sanha yang penuh luka dan kepalanya diperban. Dokter bilang keadaan nya tidak parah, tetapi kenapa gadisnya terlihat selemah itu.

"Orangtuanya sudah dihubungi?" Tanya J-hope.

"Teman nya sudah menghubunginya." Jawab Jungkook.

"Aku sudah menghubungi Rapmon dan dia yang akan memberitahukannya pada agensi bahwa hari ini kau tidak bisa ikut rapat."

Jungkook tersenyum miring. Lucunya dia masih tidak percaya bahwa semua perkataan Sanha kemarin menjadi kenyataan hari ini. Seharusnya dia lebih menurut pada Sanha dan memilih mengakhiri hubungan mereka dengan baik baik. Seharusnya dia menuruti perkataan Sanha untuk kembali fokus pada karir dan pekerjaan nya, bukan malah menguntit gadis itu kemana mana. Seharusnya dia tidak membuat Sanha dalam masalah dan merasa terbebani karena skandal yang terjadi itu. Seharusnya...

"Berhentilah memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang tidak akan terjadi. Berhenti menyalahkan dirimu. Aku tau saat ini kau merasa menjadi penyebab semuanya."

"Hyung, ternyata seperti ini rasanya remuk redam mu ketika Taerin sedang berada diposisi Sanha saat itu."

Tatapan mata J-hope melembut. Dia masih ingat seberapa gelisahnya dan takutnya dia saat itu, melihat Taerin yang terlelap seolah tidak akan terbangun membuat hatinya benar-benar hancur.
"Jika kuingat-ingat, lebih baik melihat dia bahagia dengan orang lain dibandingan melihatnya terbaring seperti dulu."

"Tapi syukurlah dia kembali sehat." Lirih Jungkook.

"Sanha juga akan seperti itu. Kau hanya harus sabar menunggunya, jangan putus harapan dan terus dampingi dia." J-hope menguatkan adik bungsunya itu.

Jungkook meletakkan tangannya di dada, jantungnya berpacu sangat cepat sampai dada nya sakit. Dia berharap bisa mengantikan gadis itu terbaring disana, benar-benar sesak melihat Sanha yang biasanya selalu memarahinya, mengomel dan tersenyum padanya hanya diam tak berdaya seperti itu.

"Hyung, bagaimana kau bisa disini?" Tanya Jungkook yang sedikit penasaran dengan kehadiran kakak nya itu.

"Daewo meneleponku, katanya aku harus berada didekatmu. Aku tidak tau bahwa situasinya seserius ini." Jawab J-hope. "Tapi syukurlah aku ada disini." Lanjutnya.

"Astaga Sanha." Pekik seorang wanita paruh baya sambil menangis menutup mulutnya.

Jungkook dan J-hope menoleh lalu seperti mengerti bahwa itu adalah Eomma Sanha, mereka berdua memberi ruang untuk perempuan itu melihat anak nya lebih jelas.

"Aigo, yatuhan sembuhkan anak ku. Sanha-ya, astaga. Bangunlah nak." Racau Eomma Sanha.

Setelah beberapa menit menangis, Eomma Sanha baru menyadari kehadiran J-hope dan Jungkook disana lalu Jungkook berinisiatif lebih dulu memperkenalkan diri.

BTS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang