🌻J-hope :: In My Blanket

165 21 2
                                    

Setiap malam J-hope selalu berdoa kepada tuhan meminta kesembuhan Taerin, tak hentinya J-hope mengatakan bahwa dia mencintai Taerin disaat gadis itu bahkan masih setia terlelap selama sebulan penuh.

"Kau tau, sepertinya aku jadi lebih beriman setelah kejadian itu. Aku bahkan lebih sering berdoa untukmu dibandingkan untuk Eomma dan Appa ku." J-hope selalu berbicara sendirian dan membuat lelucon seolah olah itu dapat menghibur dirinya sendiri.

"Kapan kau akan terbangun Taerin-ah? Kau tidak lelah tertidur terus seperti ini?"

Tak ada jawaban dari Taerin, J-hope menghembuskan nafasnya berat untuk yang kesekian kalinya.

"Kau harus bangun Taerin-ah, aku ingin menyatakan perasaanku padamu, aku ingin melamarmu, aku ingin membangun keluarga bersamamu."

J-hope berpikir sejenak lalu tertawa kecil dan tersenyum.
"Apa itu terlalu cepat? Oke baiklah, jika terlalu cepat kita bisa berkencan dulu." Candanya.

J-hope menggenggam erat tangan Taerin lalu mencium nya lembut. Memar-memar disekujur tubuh Taerin sudah memudar, begitupun dengan luka lain seperti bekas cambukan mulai membaik. Secara kasat mata kondisi fisik Taerin sudah jauh lebih baik, tapi belum juga ada tanda-tanda bahwa gadis itu akan terbangun.

Salah satu kenalan dokternya mengatakan bisa saja itu kasus mati otak, dimana pasien sebenarnya sudah tidak bisa diselamatnya, jantungnya masih berdetak hanya karena alat bantu medis yang menyongkong nya. Tapi J-hope tidak mempercayai itu, Taerin nya tentu baik-baik saja, J-hope berpikir mungkin Taerin hanya lelah dengan seluruh drama kejam dikehidupannya jadi memutuskan untuk istirahat sejenak.

"Kau tau, orang-orang mulai hampir menyerah terhadapmu, tapi aku percaya jika tuhan ada dia akan memberikan keajaibannya untuk mengembalikanmu padaku."

Air mata mulai mengalir dari kedua manik cokelatnya, J-hope baru menyadari bahwa dia lumayan cengeng setelah kejadian yang menimpa Taerin. Dia tidak pernah berpikir sama sekali bahwa dia akan menangis karena seorang wanita.

"Kumohon, bangunlah." Lirih J-hope sambil mengusap air mata dan hidungnya yang berair.

Dokter Han yang sebulan ini merawat Taerin masuk kedalam ruangan diikuti satu orang perawat dibelakangnya, J-hope bangkit dari duduknya dan menyapa hangat wanita paruh baya itu yang terlihat tersenyum kearahnya.

"Bagus Jung Ho Seok-ssi, mengajaknya berbicara seperti ini akan sangat membantu proses pemulihan pikirannya. Kuharap kau tidak cepat putus asa menanggapi permasalahan ini. Banyak kok pasien yang koma lebih lama dari Taerin tapi mereka bisa terbangun dengan sehat." Hibur Dokter Han.

"Tentu saja dokter, aku harus menikahinya, jadi aku tidak akan menyerah." Teguh J-hope membuat Dokter Han tersenyum lembut dengan kemantapan tekad J-hope. Pasalnya sejak Taerin dirawat, J-hope sudah mengatakan ratusan kali untuk menikahi Taerin jika gadis itu terbangun.

"Tapi kusarankan kau lebih baik berhati-hati jika ingin kemari. Masih banyak wartawan yang berkeliaran untuk mencari berita tentangmu."

J-hope tau hal itu, tapi agensi nya selalu berhasil membantunya memanipulasi berita bahwa kedatangannya kerumah sakit untuk kontrol akibat luka tembaknya, itu tidak sepenuhnya bohong hingga seminggu yang lalu.

J-hope menatap Dokter Han yang sejak dulu sudah mengenalnya, dia adalah teman sekolah Eomma nya jadi J-hope sudah tidak khawatir menyerahkan Taerin dibawah penjagaan Dokter Han.

"Tuan Jung! Lihat!" Seru perawat memanggil J-hope yang sedang melamun.

J-hope mengalihkan pandangannya kearah yang ditunjuk oleh perawat itu, dan betapa terkejutnya dia melihat kelopak mata Taerin bergerak, jari-jari nya mulai memperlihatkan gerakan-gerakan kecil.

BTS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang